Siapa sih yang nggak suka bermain peran/drama? Saya masih ingat dulu aja saat saya masih kecil saya senang sekali bermain ‘pasar pasaran’. Jadi, bersama dengan teman teman kami bermain peran. Kadang perannya bisa sebagai penjual dan pembeli di pasar atau bersama sama pura puranya lagi jadi petani terus metikin padi di sawah, besoknya lagi jadi chef terus masak bareng, pernah juga bermain peran jadi Ibu Ibu sambil pada gendong bayi dan jinjing tas.
Berbekal dari memori betapa senangnya saya bermain peran dulu, terkadang saya juga menerapkan role-play/acting out activity di kelas. Perannya juga bisa macam macam tergantung tema yang sedang kami pelajari saat itu.
Baca juga ide lainnya :
English Language Race 4.0
Remember The Missing Parts
The Words Matching
Baca juga ide lainnya :
English Language Race 4.0
Remember The Missing Parts
The Words Matching
Tapi, apa sih act out the dialogue it?
One of the easiest ways to incorporate drama in the classroom is to have students act out the dialogue from their textbooks. Simply pair them up, have them choose roles, then work together to act out the dialogue, figuring out for themselves the “blocking,” or stage movements. This is effective for a beginning activity of incorporating drama in the classroom.
Nah, tapi bagaimana saat saya memfasilitasi murid murid untuk bisa membuat percakapan bebas di telepon dan mempraktekkannya?
Yes, kali ini bukan lagi bermain peran menjadi orang lain tetapi saya ingin mereka menjadi diri mereka sendiri dan membuat percakapan yang mengalir tentang ‘planning’ via telepon.
Tapi menurut saya, acting out/mini drama kali ini akan lebih maksimal saat dilakukan di kelas kecil/dengan murid yang sedikit karena nantinya kita akan punya waktu untuk mempersilahkan mereka acting sekaligus memberikan feedback dan bahkan merekamnya. Mau dilakukan untuk kelas besar? Bisa bisa saja sih, dengan cara dijadikan project kelas dengan durasi pengerjaan beberapa kali pertemuan.
Di kelas ini saya bersama murid murid tercinta saya dulu; Zahara, Echa dan Tsaqila akan bertelepon satu sama lain dan merencanakan sesuatu. Nah, karena Tsaqila saat itu datang sendiri jadi Tsaqila telponnya sama missnya deh. Haha..
Langkah langkah mudah :
- Bentuk grup/persilahkan mereka untuk bekerja berpasangan.
- Alokasikan waktu untuk mereka menyusun percakapan dan menghafalkannya. Ya, dihafalkan ya...karena ini juga saripati kegiatan ini; melatih memorizing the vocabulary dan speaking skill termasuk pronunciation.
- Setelah cukup berlatih, persilahkan mereka untuk act it out dan rekam.
- Menonton rekaman bersama dan saling memberikan feedback.
Biasanya kegiatan ini bisa menjadi kegiatan utama pembelajaran karena menghabiskan waktu banyak untuk menulis script, berlatih dan merekamnya jadi nggak perlu menyiapkan materi lain. Tema percakapannya pun bisa disesuaikan dengan tema yang sedang dipelajari seperti; hobi, olahraga favorit, cita cita masa depan, dan lain sebagainya atau menggunakan language expression tertentu seperti saying thankyou, aplogizing, giving opinion, dan lain sebagainya. Seenak dan seseru mungkin saja.
Nah, di cerita pertama ada Zahara dan Echa yang ceritanya lagi menyusun rencana untuk berenang bersama. Begitu sudah diputuskan kapan gitu, eh ternyata mereka baru ingat kalau di hari itu kolam renang pasti tutup karena ada pembersihan rutin. Gitu aja. Simple kan?
Kalau di cerita kedua ada Tsaqila dan Meykke. Ceritanya Tsaqila dan Meykke plus temen temennya itu berencana mau pergi ke suatu tempat. Eh, pas Tsaqila telpon Meykke, si Meykke lupa kalau mereka ada janji mau nge-trip bareng. Pikun dia ya...Haha.
It looks simple ya, tapi bisa jadi percakapan yang mengalir dan seru untuk dicoba, lho. Jadi, kapan nih miss/mister main act it out di kelas?
Selamat mengajar dan selamat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan!
With so much love,
Cara yang kreatif membuat orang belajar bahasa Inggris dengan cara bermain. Saya jadi ingat waktu SMA pernah main drama yang skripnya bahasa Inggris. Jadi secara enggak langsung mempelajari grammernya, enggak cuma menghapal. Belajar intonasi pengucapan kalimatnya. Belajar kerja sama tim. Belajar pronounciation juga. :D
BalasHapus