Banyak orang bilang Ibu Kota itu lebih kejam dari Ibu Tiri. Padahal film tentang Ibu Tiri yang pernah gue lihat film jaman SD tentang kisah Ari yang tewas disiksa ibu tiri; film ngehits era 90an. Gue pikir, lah ibu tiri aja kejamnya kayak gitu apalagi ibu kota yang katanya lebih kejam. Tapi, gue tetap berangkat.
Gue pikir di sana akan serba susah, termasuk susah mencari teman baik. Nyatanya, MasyaAllah. Teman dan orang baik ada dimana manaaa...Selama lima tahun berkiprah di Jakarta, banyak hal yang gue temui, banyak orang yang gue kenal, kejadian yang gue alami, suka duka semuanya. Dan ada juga orang/pihak pihak yang sangat berjasa dalam hidup gue. Dan kini, gue ingin mengabadikan mereka yang berjasa di hidup gue selama di Jakarta.
Episode Sebelumnya :
4. Anak anak Kesayangan Steps2Success
Banyak orang bekerja di dunia yang nggak mereka suka. Bekerja hanya sekedar cari uang bukan cari kesenangan apalagi passion diri. They're just making a living without making a life. Syukurnya gue mendapatkan pekerjaan di dunia yang gue cintai; dunia pendidikan. Dan bagi gue, bekerja di dunia pendidikan nggak melulu mendidik, tetapi juga dididik, nggak melulu gue mengajar tapi gue juga belajar. Gue belajar banyak hal.
Salah satunya adalah pelajaran berharga dari murid murid gue terdahulu di Steps2Success. Dari mereka gue belajar bagaimana cara mengajar sesuai umur, bagaimana mengajar dengan pendekatan emosional dan personal, bagaimana mengajar dari hati dan menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan plus bagaimana bisa memberikan game game menarik demi pelajaran yang tak kunjung membosankan. Tak berhenti sampai di situ, anak anak ini menumbuhkan rasa kasih sayang gue akan anak kecil, menjadikan gue sosok yang lebih lembut dan cinta anak anak.
Ada satu kejadian yang nggak mungkin gue lupain. Kala itu gue mengumumkan keluar dari Steps2Success karena ingin mengembangkan karier menjadi guru sekolah. Ada salah satu anak les bernama Gyan. Dia sudah menjadi murid gue bertahun tahun. Lalu gue tanya apa pesan buat gue. Yang lain bilang "good bye, miss.." , nah Gyan ini diem aja. Gue tanya “What’s your message for me?” “I don’t know” dia terus bilang I don’t know I don’t know sambil senyum senyum tapi matanya berkaca kaca. Beberapa detik kemudian bibir bergetar getar dan nangis lah dia.Jelas gue terharu karena ini pertama kali ada murid nangis karena pisah sama gue. Tapi, beberapa hari kemudian gue diminta menjadi guru part timer di sana dan nggak jadi pisah deh sama Gyan. Walau pun akhirnya pisah juga karena harus pulang kampung. Semangat belajar terus, Gyan dan teman teman!
Nggak hanya Gyan, gue juga punya murid murid super yang akan selalu gue kenang dalam hidup gue. Mereka sekarang sudah tumbuh remaja dan makin bersinar. Miss doakan semoga murid murid Miss menyongsong masa depan dengan gegap gempita, penuh semangat dan pantang menyerah. May you have a blessing and shining future ahead, my lovely students!
Miss Meykke loves you, my babies! Muachh..
Baca juga :
5. Al Jannah Islamic Nature and Science School
“Terimakasih atas semua kepercayaan dan kesempatan yang diberikan kepada saya” adalah kalimat yang menurut saya paling tepat untuk mengawali tulisan. Di tempat ini, saya menemukan banyak kesempatan terbuka lebar, kepercayaan yang bahkan tidak saya duga dan kejutan kejutan seru yang membuat semangat mengajar saya semakin menderu.
Berbekal pengalaman mengajar di tempat sebelumnya, saya mendaftar dengan penuh kemantapan. Kemudian saya ditempatkan di lab Bahasa Inggris, jauh dari keramaian. Tempatnya di lantai dua, terpisah dari kelas yang gedungnya jauh di sana.
“Jump out of the safe box”, saya katakan. Yang biasanya berangkat mengajar langsung disambut teman kerja berlanjut ketawa ketiwi ngomong sana sini tiap istirahat tinggal ngesot langsung sampai mall, kini begitu saya berangkat kerja saya hanya dihadapkan pada bangku bangko kosong, seperangkat meja berkomputer dan kesunyian yang hakiki di ujung lantai dua dekat gudang. Minggu minggu pertama adalah minggu paling sulit. Rasanya mau keluar tapi kontrak sudah dibubuhi tanda tangan. Saya mencoba bertahan dengan empat guru laki laki penghuni lantai dua. Saya wanita sendiri. Oh betapa lengkap sudah. Berbekal the power of kefefet, akhirnya bulan demi bulan semua berjalan semakin seru dan anak anak memberikan semangat menggebu.
Baca juga :
Setahun kemudian, saya diberikan kepercayaan untuk bisa lebih mengembangkan kemampuan saya. Saya melatih anak anak yang akan berlomba Bahasa Inggris, merancang beberapa kegiatan Bahasa Inggris SD, mengajar bapak Ibu Bahasa Inggris sampai mengkoordinasi guru guru Bahasa Inggris. Tahun itu adalah tahun paling semangat saya bekerja. Mengajar tak hanya sekedar memberikan materi, tetapi juga mengerjakan banyak tantangan.
Masih ingat dulu pertama kali saya berangkat mengajar,saya memakai kemeja ukuran paling kecil plus rok panjang yang mengikuti bentuk badan dan jilbab yang melilit sedemikian rupa. Lalu lambat laun karena merasa paling berbeda, saya beradaptasi dengan jilbab yang mulai terulur menutupi dada.
“You are whom you make friends with” benar adanya, saudara. Di tempat inilah saya merasa termotivasi untuk menjadi muslimah yang lebih baik lagi, belajar hafalan yang masih jauh dari harapan dan menggali ilmu agama yang masih dangkal tak terelakkan. Saya bertemu dengan guru guru yang baik dan menyenangkan, beberapa di antaranya seru dan mengisi masa muda gegap gempita. Tak hanya itu, saya bisa berolahraga gratis macam berenang, bermain badminton dan aerobik secara gratis. Mengajar di sana saya jadi sehat jiwa dan raga.
Senang pernah menjadi bagian dari Al Jannah Islamic Nature and Science School, yuk sekolah di Al Jannah! (lah ngiklan lagi).
6. Murid Murid Menggemaskan Al Jannah School
“Heyy... Ada Miss Meykke! Miss Meykke!!” Satu anak memanggil, segerombolan datang sambil berlari lari kecil, melemparkan senyum lalu menyodorkan tangan minta salim. Datang bergantian, anak anak imut menggemaskan itu berebut salim. Gue dengan senang hati menyambut tangan tangan mungil itu sambil menjawab salam mereka. “Waalaikumsalam wr wb”
Mereka adalah murid murid gue. Yes, gue mengajar anak anak kelas satu, dua dan tiga dengan total kelas lima belas per minggu. Durasi tiap kelas dua jam pelajaran dengan total mengajar tiga puluh jam per minggu. Tapi lagi lagi, pekerjaan yang diiringi dengan passion diri sudah pasti bikin happy. For me, I was just beyond happy! I taught them whole-heartedly!
Jelas mereka semua berjasa buat gue. Mereka membuat gue merasa dihargai, merasa disayang dan dicintai. Gue paling senang melihat mereka datang ke Lab Bahasa Inggris sambil berlarian, lalu membuka pintu dengan wajah berbinar. “Miss, sekarang English Labnya ngapain miss?” Tampak wajah penuh antusias di sana. “Hari ini kita ada gameeeee!!” “Yeaayyyyyy!!” Mereka bersorak sorai. Dan mata mata penuh binar itu mengantar gue untuk terus menggali diri, menciptakan metode belajar yang menyenangkan, memberikan permainan edukatif yang mengasyikkan.
Ya, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan tak terlupakan adalah motto mengajar gue. Dan darimana gue dapat pencerahan itu? Dari mereka. Bahkan setiap kali gue bimbang menghadapi kenyataan hidup atau galau karena jodoh tak segera keliatan hilalnya kala itu, begitu gue mengajar, hilang segala duka lara.
Dari mereka juga gue bisa menulis banyak metode belajar Bahasa Inggris, cerita cerita seru tentang mengajar, dan tips tips mengajar yang semuanya ada di Blog gue dengan label EDUCATION. Ternyata selama ini gue nggak hanya mengajar, tetapi juga belajar; belajar banyak hal dari murid murid menggemaskan.
Baca juga :
Bersambung...
comment 0 comments
more_vertTerimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.
Terimakasih .... :)