MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

5 Tips Mengasah Kreativitas Anak dengan Menciptakan Ide Bermain di Rumah

5 Tips Mengasah Kreativitas Anak dengan Menciptakan Ide Bermain di Rumah
Add Comments
Rabu, 02 Desember 2020
5 Tios Mengasah Kreativitas Anak dengan Menciptakan Ide Bermain di Rumah dan dua standar mainan


Siapa di sini yang gemar banget ikutan kulwap atau acara yang berbau parenting, ngacung? Aku banget nih, Moms. Sejak Julio lahir, lalu dia bisa tengkurap, bisa ngomong bisa ini dan itu rasa rasanya pingin banget terus mengeksplorasi dan memfasilitasi Julio supaya bisa tumbuh dengan optimal, sehat, dan yang paling penting happy! Salah satunya dengan menciptakan ide ide bermain yang bisa dilakukan di rumah dan simple. Etapi, ternyata menciptakan ide bermain pun nggak bisa asal asalan lho! Untungnya sekarang aku sudah mengantongi 5 tips mengasah kreativitas anak dengan menciptakan ide bermain di rumah, langsung dari Dr. Pinansia Friska Poetri dalam kulwap Zoom bersama Kodomo Challenge. Aih, Ibu Ibu yang demen bermain ala montessori dan suka pantengin kulwap parenting sudah pasti kenal dengan dokter ketje satu ini.

Baca juga yuk, moms!


Lalu, apa saja 5 tips mengasah kreativitas anak dengan menciptakan ide bermain di rumah?


1. Atur ekspektasi

Pernah nggak sih Moms, kita udah siap siap banget nih bikin ide bermain yang wahhh, out the box, preparationnya aja makan waktu berjam jam, eh pas saatnya bermain dengan anak, anaknya cuma nyolek mainan itu sebentar terus udah deh, main sama mainan lain. Atau justru malah nggak mau main sama sekali karena menurut dia nggak menarik. Pasti hati jadi terpotek dan kecewa berat ya Mom. Dan entah mungkin karena permainan yang kita buat terlalu sulit buat dia, terlalu mudah atau malah memang di luar interestnya dia. 

Jadi, langkah awal saat menyusun permainan adalah atur eskpektasi kita. Jangan terlalu berekspektasi yang terlalu tinggi tentang apa yang bisa dilakukan anak kita melalui permainan itu. Jangan terlalu berharap anak langsung bisa melakukan apa yang kita inginkan. Atur eskpektasi ini akan membuat kita legowo jika di percobaan pertama atau kedua anak belum bisa melakukan sesuai ekpektasi. Toh ini juga pembelajaran untuk kita; bagaimana membuat ide bermain yang sesuai dengan interest dan kemampuan anak. Jadi sama sama belajar deh!

2. Gunakan bahan yang ada di rumah

Mau bikin pesawat? bisa pakai botol bekas. Mau belajar memasukkan benda, bisa pakai kardus dan bola atau toples yang dilubangi dan kancing plastik besar warna warni. Intinya, sebisa mungkin kita bisa memutar otak dan melihat kira kira bahan apa yang bisa kita gunakan sebagai media bermain. Makanya, aku demen bangetttt ikutan kulwap yang bisa ngasih insight atau ide bermain karena sangat berguna saat menentukan hari ini anak mau bermain apa.

Salah satunya adalah kelas bermain dan belajar atau @binar_bermainbelajar. Pasti suka deh!

3. Eksplorasi bebas terbatas

Maksutnya apa ya? Kita harus memberikan aturan yang jelas saat bermain; mana yang boleh dilakukan dan mana yang nggak. Tapi, nggak cuma ngelarang doang kita juga harus bisa memfasilitasi anak untuk bermain/memberikan alternatif lain.

Seperti kemarin yang dicontohkan Dr. Pinan tentang anak corat coret tembok. Alih alih hanya melarangnya saja, lebih baik kita memfasilitasi dia dengan memberikan area tertentu dan menempelkan kertas karton besar atau pun membeli papan tulis besar. Kita kasih tau ke anak, coret coret sambil berdiri boleh, asalkan di area ini. Nah, makanya sejak ikutan kelas Dr. Pinan ini aku juga langsung masangin kertas karton ke salah satu pojok tembok rumah. Jika Julio ada gelagat mau coret coret tembok, langsung deh aku arahkan ke sana. Julio happy bisa coret coret, Ibu pun happy karena tembok nggak ternodai.

4. Cycle of Activity

Sebelumnya, aku hanya mengajak Julio bermain saja. Alat dan bahan, semua aku yang siapkan dengan dalih biar nggak ribet dan malah berceceran sebelum waktunya. Tapi, ternyata yang benar adalah kita juga mengajak anak melakukan preparation sebelum bermain. Ajak anak menyiapkan alat dan bahan, kemudian kita bermain bersama. Plus yang paling penting adalah selesaikan game sampai akhir.

It's a simple thing, but matters a lot! Karena kegiatan seperti ini jugalah yang bisa membentuk kepribadian anak sampai dewasa. Pernah nggak lihat orang sikat gigi misalnya, dia selalu lupa menutup pasta gigi atau lupa menempatkannya di rak sikat gigi. Dan ini semua ada pengaruhnya dari pola asuh orang tua. Dengan bermain sampai akhir/selesai, kita mengajarkan anak untuk 'jika melakukan kegiatan, lakukan sampai tuntas. Lakukan sampai selesai.'

5. Jangan ribet sendiri

Pasti ada dari kita yang mau main sama anak udah ribet sendiri. Ribet nyiapin bahannya, ribet mau ngrekam, ribet aja gitu bawaannya. Padahal waktu bermain bersama anak adalah waktu dimana kita juga nggak hanya mengajarkan let's say sensory, motorik kasar dan halus, kognitif dan lain lain. Tapi juga bagaimana kita membangun bonding Ibu dan anak. Kita mau happy nih sama anak lewat bermain.

Jadi, pastikan kita nggak ribet sendiri harus begini dan begitu. Biarkan anak bereskplorasi, biarkan anak bergerak bebas dan menikmati waktu bermainnya bersama kita.

MasyaAllah, berguna banget memang 5 tips atau guidance ini untuk bisa menciptakan ide bermain yang bermanfaat dan pasti memorable bersama anak.

Nah, sekarang kalau kita harus beli mainan nih, mainan seperti apa sih yang baik dan mendukung pertumbuhan anak? Ternyata ada 2 standar bermain nih teman teman.

2 Standar Mainan

1. Mainan aktif.

Mainan aktif adalah mainan yang aktif. Eh gimana? Hehehe. Maksutnya, mainan yang memakai baterai lalu dia bisa jalan, berbicara dan lainnya. Tujuannya adalah sebagai entertainment atau menghibur anak. Kayak Julio kalau dibelikan bis tayo atau kereta yang bisa jalan, ada lampu dan suaranya pasti dia suka karena terhibur. But, that's it. Mainan ini memang hanya untuk menghibur.

2. Mainan pasif

Mainan pasif adalah mainan yang butuh interaksi dan manipulasi. Jadi, dia diem aja, kita yang aktif bergerak dan mengeksplorasi. Seperti : boneka, finger puppet, cooking set, dan lain sebagainya. Tujuan dari mainan jenis ini adalah anak akan BERGERAK, MENGEKPLORASI, BERPIKIR, dan BEKOMUNIKASI. And, that's the key! Artinya, mainan ini bisa menstimulasi anak untuk mengasah kemampuannya.

Nah, sekarang sudah punya ide kalau mau bikin mainan dari bahan di rumah ataupun beli mainan ya Moms? Semoga artikel kali ini berguna. Jika menurut Moms berguna, yuk share artikel ini ke Moms yang lain because sharing is caring.

Semangat Mengasuh, Semangat Belajar Menjadi Ibu yang Hebat. InsyaAllah.




Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. mantap mom, aku nih suka sekali dengan kulwap-kulwap parenting. di rumah juga ada beberapa referensi untuk bikin mainan sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang ada. seru emang ya mom dan paling menantang emang menuntaskan permainan ini. dan masih jadi PR juga. keep spirit deh buat aku. hihi

    BalasHapus
  2. Sering banget kalau main bareng anak ekspektasinya terlalu berlebih, padahal anak punya caranya sendiri ya. Makasih tipsnya mbak

    BalasHapus
  3. anak-anak pasti seneng ya mbak dibikinin mainan gitu, walaupun cuma dari barang-barang bekas, hehe..

    BalasHapus
  4. Nah, yang jadi notice Aku adalah emang anak suka coret-coret dinding Kak, anak pertama dulu kondisi masih kerja jadi jarang banget diajak nulis dikarton yg ditempel ke dinding, alhasil saat masanya nulis eh dia jadiin semua dinding kamar media tulis. Jadilah papan tulis semua dinding kamarnya. PR banget ngecat ulang.

    BalasHapus
  5. saya baru nih mbak tentang mainan aktif dan pasif, selama ini lebih seringnya berarti ngasih mainan pasif sih, kalo aktif pernah pas kecil2 aja

    memang mengatur ekspektasi itu penting ya mbak mey. aku nih pernh dulu tuh udah prepare banget, eh anaknya malah beralih ke mainan yang lain.. dari situ sekarang jadinya lebih sering nanya dulu ke anak, mau main apa, dan seringnya ya dia memulia main sendiri, aku jadi teman yng diajak aja

    BalasHapus
  6. Wah ide bermain ini bisa banget diterapkan untuk bayi sampai balita. Kalau untuk anak 7 tahun sepertinya juga bisa ditemani adiknya ya.

    BalasHapus
  7. Baca ini aku kaya lagi di sentil hahaha bener bgt sih jangan ribet sendiri dan berekspektasi terlalu tinggi sama anak-anak.

    BalasHapus
  8. Wah saya nggak pernah preparation sampai detail gini mbak. Thanks sharingnya

    BalasHapus
  9. Hahaha point jangan ribet sendirinya nohok banget kak.
    Biasanya emang emak2 diribetkan dengan dirinya sendiri. Alhasil anaknya ngga cukup bersenang2 hahaha

    BalasHapus
  10. aku banget ini yang punya ekspektasi lebih. kalo gak jaga mood seharian itu bisa ambyar. hahahaha. bayangin aja, udah nyiapin bahan berjam - jam pas eksekusinya si anak ogah. masih mending sih kalo mau walau bentar, ini mah gak mau sama sekali.

    BalasHapus
  11. Point' nomor 5 yg jangan ribet sendiri ini tips yg ga disangka2 tapi ngena. 😁

    Bener bgt srg aku liat org tua malah ribet sndiri. Ya ribet update story'. Ya ribet mau ini mau itu. Malah bgg anaknya. 🤭

    BalasHapus
  12. Aku masih belajar banget nih mba Mey. Belum ada krucil di rumah, tapi ada ponakan sebelah rumah usia setahun jadi aku juga ngemong dia dan bermain banget. Harus memahami anak-anak, sedang belajar ini

    BalasHapus
  13. Senang banget dapat kesempatan Webinar Montessorri ini mbak.
    Baru kepikiran soal karton yang ditempel ke tembok. Sebelumnya hanya terpikir cat tembok yang bisa dibersihkan dengan air jika ada noda pulpen atau pensil.

    Btw kalau puzzle dan lego berarti masuk kategori mainan pasif ya? karena harus membangun kreativitas sendiri. Eh bener gak sih?

    BalasHapus