MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

Launching Buku “Meretas Batas Dunia Kertas” oleh Penulis Ambarawa (Penarawa)

Launching Buku “Meretas Batas Dunia Kertas” oleh Penulis Ambarawa (Penarawa)
Add Comments
Rabu, 04 Maret 2020


“Sudah berkali kali ikutan projek Antologi bersama penulis lain, baru kali ini ada launchingnya Mbak!” Aku seakan takjub sambil berceloteh kepada salah satu anggota Penarawa yang duduk di sampingku. Yes, baru kali ini aku ada di sebuah launching buku dimana aku adalah salah satu penulis bukunya.




Meretas Batas Dunia Kertas” adalah nama buku kami yang juga menjadi penanda kebangkitan Penarawa di tahun ke-tujuh ini. FYI, Penarawa adalah Penulis Ambarawa. Anggotanya adalah penulis penulis dengan latarbelakang bermacam macam yang tinggal di Ambarawa dan sekitanya. Kini diketuai oleh Bu Budiyanti, guru SMP 2 Banyubiru dengan jajaran pengurus yang baru dengan harapan bisa memberikan angin segar untuk perkembangan komunitas ini.

Alhamdulillah aku didapuk menjadi PJ Harian yang bertugas mengurus artikel harian yang masuk di WhatsApps Group dari semua anggota Penarawa sebagai bukti keaktifan anggota. Nggak hanya harus  menulis harian sesuai dengan tanggal yang bebas dipilih, kami juga punya projek menulis tiga bulanan dengan tema yang ditentukan oleh PJ yang lain. Nantinya, projek menulis ini bisa melahirkan karya Antologi berikutnya. Sounds so interesting!




14 Februari 2020, bertepatan di Perpustakaan Daerah Kab Semarang yang baru saja direnovasi dan terletak di samping terminal Ambarawa, kami mengadakan launching buku ini sekaligus syukuran Ulang Tahun Penarawa yang ketujuh.

Baca juga :



Dilansir dari Arindashafa.com; salah satu anggota senior Penarawa, resmi berdiri tanggal 4 Januari 2013, Penarawa telah melalui berbagai macam agenda sebut saja kopdar, bedah karya, projek antologi, peluncuran buku, kemah sastra, perang puisi, menyelenggarakan talkshow, dll sebagai bukti kesungguhan dalam memakmurkan dunia literasi di Ambarawa khususnya.

Dalam perjalanannya, Penarawa telah menelurkan 4 karya berupa buku antologi yaitu Ambarawa di Ujung Pena (Griya Pustaka, 2013), Ambarawa Mekar Sekuntum Kenangan (Hasfa Publishing, 2014), Ambarawa Seribu Wajah (Hasfa Publishing, 2016), dan Meretas Batas Dunia Kertas (Diandra Kreatif, 2020).

Buku Meretas Batas Dunia Kertas sendiri mengangkat perjuangan teman teman kontributor dalam melawan keterbatasan. Alih alih terkungkung dalam segala keterbatasan yang ada, mereka menggeliat berjuang dengan segala daya usaha untuk bisa bangkit dan menjadi segala keterbatasan menjadi batu pijakan. Toh, hidup sendiri memang sebuah perjuangan, bukan? Buku ini cocok sekali dibaca oleh siapa saja yang merasa berjuang dalam meniti kehidupan. Buku ini memberikan motivasi dan inspirasi untuk mengubah keterbatasan menjadi bubuk mesiu yang bahkan bisa membuat kita melesat lebih jauh. “What doesn’t kill you makes you stronger.” Begitu kata judul lagu.




Dan dalam launching bukunya ini, kami juga mengundang beberapa komunitas lain seperti Komunitas Guru Menulis, Komunitas Perempuan Berkebaya, Teater Seribu Wajah, Keluarga Literasi Ungaran (Kelingan), Komunitas Ambarawa, Anak-anak kelas menulis, Pak Bambang Iss dari Semarang, Pak Bambang Eka dari Magelang, Mas Agus Surawan (mantan ketua Penarawa pertama), dan masih banyak lagi.




Acara dibuka dengan Bu Maria sebagai MCnya. Ada beberapa sambutan yang mengawali acara ini, seperti sambutan dari ketua Penarawa; Bu Budiyanti dan Perpusda Ambarawa; Pak Bambang. Ada juga pemotongan tumpeng dan pembacaan puisi oleh adek adek dari SMP Negeri 2 Ambarawa yang keren banget!





Renungan 11 November (Ada dalam antologi puisi Ambarawa Seribu Wajah). 
Karya Arinda Shafa

Ambarawaku terantuk-antuk bisu
Mengerat sepotong fragmen deja-vu rindu
Pada kabut mengambang menyisa dingin
Gelap memantik titik-titik cahaya dalam keremangan
Kusam, kota kecilku yang belum bangun

Yang bikin merinding adalah saat Pak Erfani menampilkan profil para kontributornya satu per satu. Dan salah satunya adalah aku yang menulis tentang bagaimana aku memanfaatkan keterbatasanku sebagai Ibu rumah tangga baru yang sedang melewati proses adaptasi dari wanita karier yang hidup di kota besar dengan segala fasilitas yang jelas ada. Ditambah lagi dengan keadaan dimana aku harus berpisah untuk sementara dengan suami karena suami harus menyelesaikan studinya di luar negeri sedangkan aku harus seorang diri dalam keadaan hamil di Jakarta hingga pulang kampung dan melahirkan. Lagi lagi, tanpa kehadiran suami secara fisik. Itu dia, memang setiap orang dihadapkan dengan ujiannya sendiri sendiri. Seperti penulis penulis lain yang juga menghadirkan cerita sejuta warna dalam hidup mereka, dikemasi secara apik dalam buku Meretas Batas Dunia Kertas ini.



Dan akhirnya sampai juga di bincang bincang literasi; acara inti yang membahas tentang buku ini. Lima narasumber yaitu Bu Budiyanti, Bu Widyastuti, Bu Widyaningrum, Bu Arinda Shafa dan Bu Tirta dengan gamblang menceritakan behind the scene proses panjang nan berliku pembuatan buku ini; dari semula hanya ide saja menjadi untaian cerita penuh inspiratif yang disatukan apik dari 18 penulis dengan latar belakang yang berbeda. Dan salah satu penulisnya adalah aku. Bangga sekali bisa satu buku dengan penulis penulis senior nan mumpuni seperti mereka ini. Jelas acara ini dan projek ini memberikan inspirasi dan motivasi tersendiri dalam diriku untuk suatu saat nanti bisa menatap lekat lekat nama “Meykke Santoso” yang tertulis di cover buku solo. Coba yuk teman teman diaminkan. Hehe




Setelah itu, tibalah di acara pamungkas, yaitu pembagian doorprize dan hadiah buku untuk anggota Penarawa dengan semangat menulis yang meruah ruah. Bu Budiyanti, Bu Umi Basiroh dan Bu Maria menjadi penulis Penarawa dengan tulisan harian paling banyak dan mendapatkan hadiah berupa buku. Ibu Ibu pun masih bisa rajin menulis ya, luar biasa!

Nggak hanya itu, penampilan story telling yang mengisahkan tentang Rawa Pening pun dengan sangat apik dibawakan oleh dua siswa yang juga berasal dari SMP Negeri 2 Ambarawa. 

Alhamdulillah sore menjelang dan kami harus menutup acara berjuta inspirasi ini dengan doa dan foto bersama. We have to freeze moments, right?

Launching buku ini bagiku bukan hanya sekedar peluncuran buku semata. Lebih dari itu, acara ini memang memberikan suntikan semangat tersendiri untuk terus berkarya, pantang menyerah, terus menulis dan menebarkan ide, gagasan, inspirasi dan motivasi untuk siapapun. 
Bagiku, menulis juga merupakan self-healing; obat mujarab untuk hati yang tak jarang gundah gulana, sering merasa hampa dan kesepian. Betul memang, dengan menulis, aku bahagia.

Galeri Launching Buku :


Neng geulis, Anggota termuda Penarawa

Senang bisa menjadi salah satu kontributornya


Saat pengumuman anggota Penarawa paling aktif

Bazaar buku 


Salam literasi,



Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. Whaa ulasan yang komplit banget mbak. Blognya juga asiiikk. Happy writing and have a wonderful world😍

    BalasHapus
  2. Kebahagiaan dan kebanggan tersendiri buat para penulis buku adalah launching buku yang ditulisnya. Apalagi kalau kemasan acara seru, santai tapi serius... berkumpul dengan teman-teman yang memberikan apresiasi terhadap karya kita...

    BalasHapus
  3. Serunya bisa ikut dalam komunitas menulis dan bikin buku antologi dalam satu kota. Menulis itu mengasyikkan ya. Aku juga suka membaca kisah perjuangan orang lain :)

    BalasHapus
  4. Keren banget nih konsep launching bukunya. Sukses buat bukunya dan semoga semua penulisnya juga segera menelorkan buku solo masing-masing. Ditunggu, ya..

    BalasHapus
  5. Judulnya menarik. Seru banget bisa launcing buku ini. Bener memang nulis bisa jadi self healing. Aku pun merasakannya

    BalasHapus
  6. MasyaAllah, jadi berkesan ya, mba. Semoga sukses selalu untuk proyek-proyek bukunya, baik antologi maupun solo. Aamiin.

    BalasHapus
  7. Seneng banget ya kita bisa kumpul-kumpul seperti ini dengan sesama orang yang punya passion sama. yang pasti ilmu makin nambah, relasi atau saudara juga semakin nambah

    BalasHapus
  8. Betul Mba. Buku antologi itu jarang sekali dibuat launchingnya. Saya ada dua antologi yang pakai dilaunching. Rasanya tuh gimana gitu... hehehe

    BalasHapus
  9. Sepertinya seru sekali ya kak acaranya. Bisa bertemu orang baru dan menambah wawasan. Jga berbagi fikiran bersama

    BalasHapus
  10. Wah, ini proyek antologi istimewa. Iya, jarang sih ada launching buku antologi dg acara kopdar seperti ini. Ini menunjukkan kalo Penarawa aktif di dua dunia, tak hanya online saja. Salut :) Semoga sukses berkah ya bukunya. Btw, saya pun baru mengalami sekali launching buku antologi yg sy jadi kontributornya. Langka ;)

    BalasHapus
  11. Aamiin. Semoga segera keluar buku solo mba Meykke ya. Kerudungnya kembaran. Apik ya mba

    BalasHapus
  12. Aamiin. Semoga selanjutnya dilanjutkan dengan launching buku solo.
    Seru lihat foto acara launchingnya, jadi bikin tambah semangat untuk buku selanjutnya. InsyaAllah.

    BalasHapus
  13. wah mantab banget kalo ada buku yang bisa menuliskan tentang kisah perjuangan. Karena kan setiap insan dalam hidup mengalami up and down ya

    BalasHapus
  14. Selalu senang jika ada geliat literasi dimana pun itu. Seru ya terus bisa silaturahmi seklaigus upgrade ilmu. Selamat atas launching bukunya 😍

    BalasHapus
  15. Selamat ya, Mbak...terbit bukunya. Benar, menulis itu bikin hati bungah, bahagia, ngilangin stres, menebar manfaat pada banyak orang. Dan salah satu yang bikin happy bisa memotivasi orang lain, teharu kalau ada pembaca yang merasa termotivasi dengan karya-karya kita. Semoga next bisa menerbitkan buku lagi ya, Mbak :)

    BalasHapus
  16. Selamat ya mbak atas launching bukunya. Semoga sukses penjualannya. Happy banget pasti bisa punya buku baru.

    BalasHapus
  17. Lihat kak Meykke jadi PJ menulis, jadi keringat daku pun pernah jadi seperti itu, tapi online kak, sehingga nggak bertemu tatap muka seperti itu. Kuy ah tetep SemangatCiee menulis

    BalasHapus
  18. Wah keren nih gabung di Komunitaa seperti Komunitas Ambarawa , punya agenda yang menarik sekali. Menerbitkan buku sekaligus adain launchingnya. Acaranya juga seru banget ya Mbak sampa ada acara makan2 tumpeng.

    BalasHapus
  19. Mashaallah, tabarakallah mbk. aku suka ngiri sama mereka yg berhasil selesaikan tulisannya.

    BalasHapus
  20. Masya Allah, keren ya mba... semoga berkah selalu dan bukunya bermanfaat. aamiin

    BalasHapus