MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

10 Tips Mengajak Balita Naik Pesawat Minim Drama

10 Tips Mengajak Balita Naik Pesawat Minim Drama
Add Comments
Senin, 23 Maret 2020

Pas tahu kalau penerbangan dari Jakarta ke Merauke itu pakai transit dua kali di Makassar dan Jayapura dengan durasi penerbangan sekitar 8 jam, saya mulai panik dong karena harus mengajak bayik kicik 16 bulan ikut serta. Rencananya kami akan berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pukul 10 malam waktu Indonesia Barat dan sampai di Bandara Mopah, Merauke pukul 9 pagi Waktu Indonesia Timur. 

Yes, awal bulan Januari lalu saya dan Julio berlibur ke Merauke untuk mengunjungi kampung halaman Ayah Julio. Saya yang terbang dari Semarang, menginap dua hari dulu di rumah tante yang ada di Jakarta. Lalu tanggal 4 Januari, saya dan Julio bertemu Ayah Julio di Bandara Soekarno Hatta yang saat itu terbang langsung dari Adelaide, Australia. Setelah 11 bulan berpisah, akhirnya kami bertemu lagi dan langsung berlibur ke Merauke. Dan ini adalah momen yang paling kami takutkan. Ketakutan kami hanya satu; Julio rewel. 

Bayangkan, Ayah Julio berangkat ke Australia saat Julio umur 5 bulan dan baru bertemu lagi saat Julio menginjak 16 bulan. Bisa jadi selama perjalanan Julio nggak mau gantian diajak Ayahnya karena belum kenal. Udah gitu, ini akan menjadi perjalanan udara kedua Julio dan memakan waktu tak tanggung tanggung; 8 jam. 

Saking takutnya saya sampai rajin membaca tips di internet tentang mengajak balita naik pesawat, membeli buku hypnoparenting, tanya sana sini, sampai membelikan Julio mainan pesawat.. Apalagi suka denger anak balita nangis terus, rewel rewel di dalam pesawat sampai menganggu penumpang lainnya. Mana nanti kalau nangis terus dia muntah, meraung raung, chaos sana sini. Aduh, Belum belum saya sudah stress duluan.

Lalu, apakah akhirnya Julio rewel selama perjalanan, baik dari Jakarta-Merauke atau Merauke-Jakarta sebulan kemudian?

Baca juga :



Alhamdulillah, nggak, teman teman. Baik perjalanan berangkat atau pulang bisa Julio lalui dengan mulus walaupun di perjalanan pulang, kami harus mengambil penerbangan pagi karena memang nggak ada penerbangan malam dari Merauke. Julio hanya rewel sampai nggak mau duduk saat perjalanan Merauke-Jayapura di saat kami memutuskan untuk liburan dua hari di Jayapura dan penerbangan Semarang-Jakarta karena itu adalah penerbangan pertamanya seumur hidup. Selebihnya, walau pun suara mesin meraung dan guncangan tipis tipis dirasakan, Julio tetap anteng atau bahkan tertidur lelap di pangkauan.

Ternyata, semua tips yang saya aplikasikan bisa berhasil! Khan sayang kalau nggak dibagi bagi.

1. Perkenalkan dengan pesawat.


Menurut saya pribadi, anak akan lebih siap naik saat dia udah tahu atau kenal apa yang akan dia naikin. Nggak tiba tiba diajak di bandara terus lihat ada gerbong raksasa ada sayapnya terus masuk gitu aja. Jadi, begitu tahu mau diajak ke Merauke, Julio langsung aku belikan mainan pesawat. 

“Ini namanya pesawat, Kak. Pesawat itu bisa terbang. Keren yaaaa....Nanti kita naik ini lho, kak. Kajo mau? Naik pesawat itu enak kak...”

Julio juga aku lihatin video pesawat terbang sambil terus kasih tahu ke dia tentang pesawat. Biar dia juga suka sama pesawat dan lebih mudah mengatasi rasa takutnya nanti.

2. Sounding



Believe it or not, you should believe it. Karena menurut saya, tips ini adalah yang paling manjur. Jadi sebulan sebelum perjalanan itu, saat Julio tidur sambil nenen, saya selalu sounding Julio. Biasanya saya sounding dia dengan kata kata macam,

“Kak Jo, jadi anak yang soleh ya, nurut sama Ayah dan Ibu. Kajo jadi anak yang sehat ya. Kajo jadi anak baik ya nak, jadi anak cerdas, dll”

Sekarang ada sounding khusus macam,

“Kajo, nanti Kajo mau liburan ke Merauke. Kita mau naik pesawat. Pesawat itu keren kak. Bisa terbang dia. Kajo nanti berani ya naik pesawat. Kajo tenang ya di pesawat, bobok aja. Yang penting ada Ibu, Kajo aman dan nyaman.” Begitu diulang ulang terus. Oiya, sebelumnya Julio sering saya bisikkan Al Fatihah, Al Ikhlas, Annas, Al Falaq dan Ayat Kursi baru deh disounding.

Setelah itu, tiap kali Julio takut sesuatu semisal takut iklan di TV, saya tinggal bilang,

Nggak papa Kajo. Khan ada Ibu.” Dia jadi nggak takut deh. Begitu juga saat di pesawat. Selama perjalanan ke sana, Julio terlelap banget cuma dipangku doang. Bangun bangun saat perjalanan Jayapura-Merauke. Itu pun saat udah mau landing. Ya walaupun emang pegel banget karena harus pangku Julio selama 8 jam an, tetapi karena Julio tidur terus jadi kita tetap happy. Bahkan saya juga sempat nonton film selama di perjalanan. 

Dan ada satu kejadian saat Julio benar benar takut sampai harus digendong Ayahnya selama perjalanan Merauke-Jayapura. Tiap kali dia lihat jendela, dia kejer. Saat pesawat take off dan mulai naik, Julio kayak gelagapan karena lihat jendela. Nah, dua hari kemudian saat akan pulang, saya mulai kasih sounding lagi. Pulangnya, alhamdulillah Julio nggak pakai drama dan bisa duduk anteng di pangkuan.

3. Memilih waktu penerbangan di waktu istirahat anak

Biar apa? Ya biar anaknya tidur dan nggak rewel atau terlalu aktif di pesawat. Untungnya di perjalanan menuju Merauke, Pace mengambil flight malam. Jadilah Julio tidur sepanjang perjalanan karena memang itu waktunya dia tidur. 

Kalaupun siang, sebisa mungkin kita pilih penerbangan dengan waktu tidur siang anak.

4. Biarkan anak aktif bergerak dan bermain saat menunggu pesawat di bandara


Saat saat menunggu pesawat adalah saat yang tepat mengajak anak main. Why? Karena itulah saatnya kita menguras tenaga si anak. Biarin aja dia jalan jalan menyelusuri bandara, bermain riang di playground yang disediakan atau mampir mampir di gerai. Pokoknya sebisa mungkin dia bergerak aktif.

Nah, begitu naik pesawat, anak akan merasa ngantuk dan yes! Dia tidur. Kalau udah tidur InsyaAllah aman sampai landing nanti.

5. Jangan memilih seat dekat dengan jendela

Saat perjalanan Merauke-Jakarta, kebetulan seat samping kami kosong. Julio bisa leyeh leyeh dulu saat transit. Untungnya lagi, kami hanya perlu menunggu di pesawat tanpa pindah pesawat saat transit di Jayapura dan Makassar.

Nah, ini pelajaran yang bisa kami ambil dari penerbangan Merauke-Jayapura. Kali pertama Julio lihat jendela saat take off dan dia benar benar gelagapan dan ketakutan. Bahkan, tiap kali dia mau diajak duduk di seat lalu dia lihat jendela, dia langsung naik kejer dan ngajak ke belakang. Sampai aku kasih nenen di seat belakang walau itu bukan seat kami.

Biasanya pihak penerbangan juga tahu sih kalau kita ngajak balita, kita nggak akan ditempatkan di seat paling dekat dengan jendela. Selain biar nggak takut, kita juga bisa lebih leluasa saat ingin mengajak anak jalan jalan sejenak atau ke toilet.

6. Persiapkan tas perlengkapan dengan baik

Selalu bawa semua perlengkapan Julio macam diapers, baju, mainan, snack, bekal makan dan minum, payung, tissue basah dan kering dalam satu tas khusus ini. Plus bantal kesayangan Julio yang digantung itu; Miu.

Saat akan naik pesawat, di otak saya sudah tergambar apa yang harus saya lakukan saat Julio pup di pesawat. Jadi, saya sudah ada gambaran nih apa saja yang harus ada di tas, seperti tissue basah, tissue kering, diapers, celana ganti, plastik, minyak kutus kutus. Nggak hanya itu, saya juga harus membawa perlengkapan lain yang dibutuhkan macam baju ekstra baik untik Julio ataupun saya; kalau kalau Julio muntah dan baju saya kotor. Semakin dipersiapkan dengan baik, makin kita merasa nyaman dan semua akan aman selama perjalanan.

7. Tetap tenang dan jangan panik

Kayaknya nggak bisa banget kalau kita berharap anak kita tenang tapi kitanya sendiri panik atau malah takut naik pesawat. Yang terpenting, kitanya juga harus nyaman, nggak panik dan berani. Saya percaya banget kalau anak itu bisa ngerasain apa yang kita rasain. Jadi, saat kita panik, anak pun bawaannya rewel. Tapi, kalau kita tenang, anak pun akan gelendotan dengan tenang.

8. Kerjasama yang baik antar pasangan


Saat kita bepergian bersama pasangan dan anak, jelas kerjasama yang baik itu sangat dibutuhkan. Alih alih terus menyalahkan pasangan saat anak rewel, suami pun harus bisa bahu membahu menenangkan anak atau membuat anak nyaman. Dia bisa ajak main anak, ikut nyuapin anak, gendong anak saat bosan di dalam pesawat atau sekedar bercerita. 

Pokoknya sebisa mungkin saat naik pesawat, mood kita bagus dan komunikasi lancar. Jadi, walau capek pun bawaannya tetap happy karena senang itu nular.

9. Memakai baju yang nyaman

Khan nggak lucu banget kalau anak rewel cuma karena baju yang dipakai nggak nyaman. Usahakan juga sedia jaket dan kaos kaki kalau kalau anak kedinginan. Oiya, jaketnya sebisa mungkin yang ada hoodie/penutup kepalanya biar kalau dia tidur bisa kita pakaikan dan bikin anak lebih hangat dari ujung kaki sampai ujung kepala.

10. Pilih armada penerbangan yang nyaman


Jika memungkinkan, pilih armada dengan fasilitas hiburan dan seat yang lebih nyaman.

Untuk penerbangan dengan durasi pendek seperti Semarang-Jakarta atau Merauke-Jayapura yang hanya memakan waktu sejam lebih sedikit, kami memilih Citilink atau Lion karena lebih murah. Tetapi, untuk penerbangan jarak jauh seperti kemarin, kami memilih Garuda. Selain karena bagasi gratis, kita juga bisa nonton melalui layar sentuh berukuran 9 inchi plus headphonenya.

Nah, saat pulang kemarin karena kami mengambil penerbangan pagi, Julio bisa nonton deh selama perjalanan. Jadi bisa banget untuk meminimalisir rasa bosan. Kursinya pun sepertinya lebih lega. Plus kita dapat makanan dan minuman selama perjalanan. Enaknya lagi karena kita dua kali transit jadi bisa dapat makanan terus. Haha

Sepertinya Julio menikmati perjalanan pulang Merauke-Jakarta karena Julio juga sudah merasa terbiasa naik pesawat dan merasa nyaman. Jadi, sebisa mungkin di pengalaman pertama anak naik pesawat, minimalisir drama supaya anak nggak trauma. Sekalinya trauma, sepertinya susah juga untuk ngajak anak naik pesawat di lain waktu karena anak akan terus ingat ketakutan ketakutan itu.

Well, itu tadi tips mengajak anak naik pesawat minim drama. Semoga tips ini bisa berguna untuk teman teman yang akan atau berencana untuk berlibur dengan menggunakan pesawat plus mengajak balita. Eits tapi sekarang #dirumahaja dulu sambil terus berdoa semoga wabah virus Covid-19 bisa segera berlalu supaya kehidupan bisa kembali berjalan normal dan kita juga bisa jalan jalan bersama keluarga ya teman teman.









Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. memang bawa balita itu sulit apalagi kalau sudah agk betah di kendaraan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul mbak Tira, harus punya banyak cara biar anak nggak rewel ya

      Hapus
  2. Wah, dek Julio terbangnya sudah jauh sekali, anak berani ya. Pasti saat nanti besar ada cerita yang diceritakan, seru.

    BalasHapus
  3. Haloo mba, salam kenal ya. Kita di 1 wa group happy blogwalking bersama mba Al ;)

    Aku baru tau klo mau mengajak anak naik pesawat itu gak bisa dekat jendela. Justru pemikiran aku kudu dekat jendela malahan, biar si anak gak bosan..

    Apa tergantung anaknya juga kali ya?

    BalasHapus
  4. Hihihi jadi ingat, saya ngajarin anak anak naik Mobil pribadi agar terbiasa jalan
    Tapi kalo mau keseberang pulau, masa harus naik pesawat pribadi? :D

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah, perjalanan kak Jo ke Merauke berjalan lancar dan baliknya lebih menyenangkan.
    Mengajak balita naik pesawat memang ortu harus mempersiapkan semua keperluan antisipasi dan juga mental, ortu harus tenang ya.

    BalasHapus
  6. Ya..ampun gemes banget deh sama Ka'Jo..pinter ya nurut dan anteng selama dipesawat. Aku beberapa kali penerbangan ada yg bawa anak ya..ampun kasihan hampir sepanjang durasi terbang itu nangis terus

    BalasHapus
  7. Halo Mba. I feel you. Hehee. Aq dah pengalaman bawa si sulung dulu mudik ke Padang dari Bali pas masih 1 tahun. Pernah juga bawa kembar mudik ke Jakarta pas masih umur 4 bulan. Ada cerita sukses, ada juga cerita dramanya. Lengkapppp. Menurutku poin bawa tas lengkap dengan isinya itu penting banget. Aq biasanya bawa 1 tas ransel kecil yg isinya smw 'senjata' utk menenangkan bayi. Misalnya aq bawain boneka kesayangannya, kertas yg suka dia sobek2, teether yg suka dia gigit, mainan, cemilan bayi, Macem2 deh. Hehehe.

    BalasHapus
  8. Kakakku juga gitu katanya sering menerapkan sounding, ternyata bisa memberikan pengaruh alam bawah sadar yang membangkitkan kepercayaan diri ya

    BalasHapus
  9. Mengenalkan pesawat ke anak juga penting ya kak ternyata. Biar dia nggak kaget sedang naik apa dam bisa di ajak damai saat di pesawat. Hehe

    BalasHapus
  10. Bermanfaat banget tipsnya.
    Saya suka sedih sendiri kalau pas naik pesawat, terus ada bayi yang nangis, sampai meraung-raung gitu. Menyayat hati banget.

    Saya juga respek banget sama pramugari yang sayang anak, kalau ada penumpang bayi sering di dekati, bayinya di sapa, diajak main cilukba

    BalasHapus