Gue pikir, selama gue tinggal di Bekasi ini, tepatnya perbatasan antara Bekasi Kota dan Jakarta Timur, hidup gue tidak akan bergelimang pepohonan atau at least pohon mangga yang buahnya kemana mana. Dan ternyata gue salah!!
Sekarang, tepat di hadapan gue berdiri rapi berjajaran pohon pohon seusia neneknya nenek gue! Di kanan dan kiri, sepandang gue menengok tidak ada apa apa selain kumpulan pohon pohonan dengan rumput yang bak permadani hijau, menutup sempurna tanah yang subur. Ijo royo royo. Angin sepoi sepoi juga tak putus putus membelai mesra ujung jilbab gue, membelai mesra daun daun yang sedang asyik berfotosintesis, membelai mesra sayap para burung yang berkecipak di antara dahan dahan, dan membelai mesra para jomblowan jomblowati yang sedang menghalau kegalauan. #akurapopo
Tapi, apakah hanya dengan membuka pagar kost gue bisa menikmati betapa eloknya bambu yang meliuk liuk menancap langit, betapa gagahnya pohon pohon ribuan tahun menyundul awan, dan betapa indahnya lautan hehijauan yang menyejukkan mata turun ke hati kayak cinta? Jelas nggak.
Dan inilah yang gue lakukan untuk bisa merajai pemandangan cantik di tanah seluas 87 hectare!!
Sabtu, 25 Oktober 2014! Siaaaaaaaaaaaapppp???
Untuk bisa ke sana, gue harus bangun pagi pagi dan pergi ke rumah temen yang akan menjadi temen perjalanan dan peta berjalan bagi gu, Dian namanya. Gue jelas nggak tau apa apa tentang jalan mana yang harus gue tempuh untuk bisa sampai di tempat tujuan. Berkatnya, gue nggak perlu takut tersesat apalagi aku-tanpamu-butiran-debu, karena dia menghabiskan hidupnya sebagai orang Betawi asli pisan. For today, no GPS!
Nah, selanjutnya gue harus naik angkot dua kali yang total perjalanan kira kira 1 jam. Begitu sampai di UI Depok, gue dan Dian harus naik kereta untuk bisa sampai di Stasiun Bogor. Tapi, kita nggak mau dong melewatkan UI begitu saja. Akhirnya, sebelum gue dan Dian melanjutkan langkah menuju stasiun Pondok Cina, gue dan Dian jalan jalan dulu ke universitas Indonesia, sekalian Dian kasih tunjuk lokasi LBI, Lembaga Bahasa Internasional di UI. Rencananya gue akan test TOEFL awal Desember nanti.
abis makan cincau, jangan lupa foto dulu di tepi danau UI |
Puas minum cincau segar sambil duduk di tepi danau UI yang berujung foto pake tongsis secara kita anak narsis macem ini, akhirnya gue dan Dian harus jalan lumayan jauh keluar dari UI dan menuju Stasiun Pondok Cina.
Untuk bisa menikmati fasilitas kereta ber-AC yang akan mengangkut kita ke Bogor, gue dan Dian hanya perlu merogoh saku sejauh 7.500 ribu per kepala, yang nantinya 5000 akan jatuh lagi ke tangan kita setelah kita mengembalikan kartu satu kali perjalanannya. KRL emang you-know-me-so-well!
pose lagi nunggu |
Tidak perlu lama menunggu, gue dan Dian akhirnya hap! naik ke dalam kereta dan tak lama kemudian kita bisa duduk manis dan siap menggapai Bogor, Kota Beriman!
Begitu gue turun dari kereta, stasiun Bogor sudah dipadati banyak penumpang. Gue dan Dian juga lagi lagi harus jalan lumayan jauh untuk keluar dari stasiun dan cari angkot menuju ke tujuan kita. Berbekal 3ribu rupiah gue dan Dian sudah berdiri di ambang syurga duniyaaaah!!
Cling!! Tiket masuk senilai 15ribu rupiah mengantarkan gue dan Dian berada di Kebun Raya Bogor!!!! Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektaree dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.Intinya, luas bangeeeeeeeeeeeeeeeeeeettttt!!
Di sana, sepanjang mata memandang, gue cuman bisa terpana karena nggak ada metromini, Angkot 121, bis Transjakarta, pak ojek, atau pun tukang sayur keliling. Yang ada gue bisa menikmati hehijauan mulai dari semak belukar, rerumpunan bambu, pohon pohon perkasa, taman berkarpet rumput, dan bunga bungaaaaaaaaaah. Pohon pohon ditata dengan begitu rapi dan diberi nama satu satu. Danau berair tenang dengan water lily flower yang daunnya mengembang indah berlatar belakang istana kepresidenan dengan pilar pilar super megah berwarna putih bersih. Jembatan jembatan dicat merah merona dengan sungai berbatu yang mengular di bawahnya. Jalan bebatuan atau pun jalan beraspal, silahkan tentukan pilihan kalian! Bahkan, pengunjung juga bisa banget memutari kebun raya Bogor dengan bersepeda. Di Kebun Raya Bogor ini banyak sekali spot yang bisa digunakan untuk bersantai atau sekedar melepas penat. Misalnya di tepi danau, di tiap tiap kursi tamannya, di akar akar raksasa, di taman rumputnya, di tepi sungai sungai yang mengalir di dalamnya, di tepi jalan utama, dan masih banyak lagi.
Sumber |
Danau di depan istana kepresidenan, indah bingit!!! |
Jembatan Gantung yang eksotis! (Sumber) |
Salah satu taman di Kebun Raya Bogor. (Sumber) |
Sumber |
Rusanya lucu lucuuuh, di pelataran Istana Kepresidenan yang tertutup untuk umum (Sumber) |
Bunga bangkai, salah satu icon kebanggaan Kebun Raya Bogor. (sumber) |
1. BERTAMASYA BERSAMA KELUARGA
sumber |
Banyak sekali keluarga kecil yang menghabiskan waktu bersama dengan anak anaknya di sana. Mereka biasanya akan membuka karpet, lalu bercanda bersama sambil menikmati makanan mama dilanjutkan dengan foto selfi bareng atau sekarang disebut dengan groufie. They look so lovely!!
2. REUNI KELUARGA
Masih menyoal keluarga, banyak juga keluarga yang menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai tempat reuni keluarga. Entah berapa reuni keluarga yang gue liat di sana. Mereka biasanya tidak hanya satu klan family, tetapi banyak family. Mungkin, bisa jadi mereka berasal dari satu nenek yang sama. Biasanya mereka akan membuka karpet, dilanjutkan dengan berbincang mesra, lalu makan bersama dilanjutkan dengan usaha mengabadikan momen untuk dikenang sepanjang usia. They look sooooo lovely!!
3. ZIARAH/PIKNIK BERSAMA
Nah, ini... Biasanya mereka terdiri dari ibu ibu yang cenderung ke nenek nenek dengan baju berpola atau berwarna atau adek adek berseragam. Mereka akan berbondong bondong dari satu spot ke spot lainnya. Kalau sudah lelah, mereka membuka karpet dan menikmati makanan catering. Nah, ada dua kejadian menarik nih.
Pertama, saat itu gue dan Dian sedang menikmati rujak 10k tepat di bawah pohon di tepi danau. Saat itu gue sedang merenungkan hidup gue saat tiba tiba sekumpulan adek adek berbaju biru mendatangi gue dan Dian.
“Assalamualaikum, kakaaaak...maaf mengganggu...kami dari Darul Solikhin disuruh membagi bagikan apel ini ke pengunjung pengunjung di sini.”
“Waah, makasih yaaaa...”
“Silahkan kakak, menghadap ke sana, mau di foto dulu..”
Secara refleks, gue segera menghadap ke arah kamera dan tersenyum semanis mungkin dengan tangan memegang apel yang diberikan oleh adek berseragam biru. Gue udah berasa kayak pemenang undian Britama Puting Beliung.
“Halooooo!! Selamat Siaaaaang!!! Selamat! Anda mendapatkan mobil bonus sopir seumur hidup dari undian Britama Puting Beliung Wussss Wussss!!”
Lalu gue lompat lompat sekalian handstand saking senengnya. Gue disyuting. Indahnya duniaaa.....
Gue : “Wah, baik sekali ngasih apel..Owh, ini memperingati tahun baru Hijriah..Tapi, ini nggak beracun khan ya? Hehehe...”
Dian : “Ya nggak papa, nanti dapat pangeran kayak Snow White.”
Gua : “Nggak mauuu...mati dulu dong gue. Cari pangeran nggak gitu gitu amat kali Yan...”
Emang kadang Dian ini imajinasinya kuat sekali.
Kedua, saat itu gue lagi nungguin Dian sholat di pelataran mesjid. Saat gue duduk, tiba tiba datang satu kumpulan ibu ibu berbaju putih dengan pita bunga oranye tersemat di belakang jilbab masing masing ibu. Mereka langsung duduk dan berkerumun di samping kanan, kiri, depan dan belakang gue. Gue terkepung. Lalu, tiba tiba Ibu ibu itu mulai membuka percakapan dengan menggunakan bahasa Sunda. Walaupun gue nggak ngerti bahasa Sunda karena gue Jawa asli pisan, gue mencoba menelaah apa yang mereka bicarain dengan menggunakan clue. Cluenya adalah urang, bis, bangku, pisan, teya. Dari sini gue bisa menduga kalau mereka sedang membicarakan gadis bernama Teya dengan urangnya (dalam bahasa Jawa, urang adalah udang). Gue sinyalir ini ada hubungannya dengan “Teya makan udang di kursi bis!”. Cara mereka ngomong dengan membabi buta karena mereka berpendapat kalau Teya tidak seharusnya makan udang di bis. Teya seharusnya makan pisan, yang mungkin maksut mereka adalah pisang.
Belum kelar gue menduga duga, tiba tiba Ibu yang duduk di depan gue dan membelakangi gue berbicara dengan nada begitu tinggi dan menggebu gebu. Dan saat gue enak enak selonjor, tiba tiba Ibu itu berbicara dengan bahasa sunda masih tentang bangku dan bis dan urang memukul kaki gue.
Ibu : “maenya sadaya penumpang hoongnya calik di sisi! Cepluk!”
Gue : “Waduh!”
Ibu : “Eh anjeunna dongkap janten. Teu sawios calik di sisi!Cepluk cepluk!!”
Ibu yang lain : “ehh, itu kakinya si eneng...”
Gue : “Ibu, itu kaki ayeeeeeeee....” *dalamhati
Ibu : “ Soalna bangku beus kan sanes disisi hungkul. Urang nu tos tipayun calik alim ngelehan! Anjeuna teu janten angkat nyak sawios weh!!tepluk tepluk tepluk!” Kali ini kaki gue digenggem dan diguncang-guncang udah kayak bartender bikin kopi Strong Americano.
Gue : “Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....Ibu itu kaki aye masih dipakeeee...” #Mamaakuinginpulang
Ibu yang lain : “Ehhh, jangan urang mah itu kaki eneeeeng, liat noh...kaki eneng...”
*Ibunyamelirik
Ibu : “Eta saha??? Ehhhh, kakinya eneng ini teh...maaapiiiin..”
Gue : “Kulo rapopo...”
Ibu 2 : “Eneng ikut rombongan mereka juga?” *menunjuk ke mbak mbak berjilbab syar’i di lapangan mesjid.
Gue : “Nggak bu...sendiri sama temen...”
Ibu 3 : “Emang eneng darimana?”
Gue : “Ehm..dari Cibubur...” Gue sebenarnya mau bilang dari Semarang, tapi gue takut ibu ibunya malah minta diajarin bahasa Jawa.
Ibu 3 : “Owh...cakeut oge jarakna...kita mah dari Karawang....naik bis bareng bareng..Nah, tapi ada satu yang akhirnya nggak ikut. Pada rebutan mau duduk di kursi yang pinggir deket jendela, nggak ada yang mau ngalah pisan, jadinya ada yang nggak ikut satu orang.”
Gue : *lahenyakkenapejadicurhat? “Owalaaah..gitu toh...ada ada aja ya bu...”
Dan gue baru tahu kalau ini bukan soal Teya nggak boleh makan udang di kursi bis, bolehnya makan pisang, tetapi soal rebutan kursi bis kayak waktu gue mau study tour SMP 7 tahun yang lalu. Dian datang, dan gue pamit.
Ibu 2 : “Maapin nyak ibu ibu berisiiiiiiiik!”
Gue : “Mpun mboten nopo nopo...kulo ikhlas...monggo kulo nerusaken lampahipun rumiyin nggeh...”
Ibu ibu : “???”
4. PACARAN BERKONSEP CINTA ALAM
Naaaaah, ini nih yang bikin gue dan Dian sering sering istighfar sambil baca ayat kursi. Bukannya ape ape, banyak banget pasangan muda mudi disindang yang nge-date sambil menikmati pemandangan alam kayak dulu jaman gue masih ababil.
Gue : “Yan, gue mau nyanyi.”
Dian : “Nyanyi apa?”
Gue : “Lumpuhkanlah Ingatanku.”
Dian : “Ya’ellllaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh”
Biasanya mereka akan mencari spot yang adem dan menciptakan suasana romantis seperti di bibir danau atau di kursi taman di antara pohon pohon penyundul langit. Mereka akan saling membuka percakapan tentang makanan apa yang disuka dan nggak disuka, tentang besok gede mau jadi apa, sampai besok kalau punya anak mau dikasih nama siapa sambil menikmati daun daun berguguran dengan semilir angin menyapu nyapu pipi. Inilah yang gue namakan gaya berpacaran cinta alam. Pacaran di mall atau cinema agaknya sudah mulai kadaluwarsa. Para pecinta memang harus membawa gebrakan serupa ini. Bahkan, obrolan mereka pun bertajuk alam dan bersifat natural.
Cowok : “Bebbb, aku pingin kayak pohon yang menjulang tinggi itu...”
Cewek : “Kenapa??”
Cowok : “Karena aku ingin meneduhkan dan melindungimu dari teriknya matahari atau pun lebatnya hujan dan aku ingin terus membawa kesejukan untuk hidupmu, kini dan selamanya...Icikiwir!!”
Cewek : “Ihhhhh, so sweeeeeeeeeeettttt!” *manjatpohon “Kalau gitu aku pingin jadi bunga ini”
Cowok : “Kenapa sayang??”
Cewek : “Karena aku ingin wangiku mengharumkan hari harimu, dan kecantikan hatiku akan mengindahkan setiap lekuk masamu.”
Gue : “Hueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeekkkk!”
Dian : “Kenape Mey??”
Gue : “nggak, cuman keselek akar pohon.”
Dasar orang pacaran jaman sekarang tuh kreatip kreatip! Gombalannya bisa jadi mengikuti tempat dating. Gue doain semoga langgeng! Kalau udah gombal pake kini dan selamanya udah kayak iklan asuransi jiwa berakhir kandas, sakitnya tuh di sini. *tunjukdadaDian
5. BERLAGAK MODEL
Kategori ini ternyata juga banyak ditemukan di Kebun Raya Bogor. Biasanya mereka begitu sampai di salah satu spot, mereka akan segera membuka lensa kamera beserta tongsis kebanggaan. Kalau sudah begitu, mereka juga akan langsung berpose layaknya peragawati dan sekonyong konyongnya temannya akan membidik lewat lensa kamera. Tidak hanya di satu tempat, mereka juga akan melakukan hal serupa di spot spot yang berbeda beda, bisa di depan istana kepresidenan, di tepi danau, di jalan bebatuan, di antara pohon pohon raksasa dan di atas daun water lily di tengah danau pun kalau bisa dia pake.
Mereka melakukan ini semata mata meredam keinginannya saat kecil untuk menjadi model tetapi sayang, Tuhan berkehendak lain. Tapi nggak papa, people say “I take pictures to freeze time!” Dan Meykke say “I take pictures to take home the moments!” (Pelajaran Hidup nomor 34)
Di sela sela pengunjung, ada satu yang menarik perhatian gue. Mereka adalah sekumpulan cowok atau cewek yang kadang gue lihat mereka lagi nyanyi yel yel sambil nari pendet, kadang mereka lagi berpikir keras dengan menatap di sebidang kertas kosong udah kayak menebak teka teki kapan Syahrini nikah, kadang mereka juga sedang masukin bolpen ke botol pake tali rafia. Macem macem pokoknya. Bahkan, muka mereka juga penuh bedak tabur. Intinya, dalam formasi regu mereka harus bisa menghabisi setiap tantangan yang diberikan oleh kakak pembina di masing masing pos. Di Kebun Raya Bogor ternyata juga bisa digunakan untuk kegiatan outbond maba universitas atau outbond para karyawan untuk bisa lebih menggalang kesolidan dan kerjasama perusahaan. Gue jadi pingin ikutan. Tapi, dulu saat gue masih maba ( mahasiswa baru), gue udah pernah ikut kayak begituan. Tapi, gue lebih keren. Kalau mereka cuman ditaburin pake bedak, wajah gue dulu nggak cuman bedak tapi lumpur!!! Karena panas, sampai di post terakhir muka gue kaku. Tiap gue senyum, muka gue sekitar mulut jadi retak retak kayak sawah musim paceklik!!
7. CARI KENALAN!!
Beuhhh, ini penting banget!! Nggak hanya berkumpul saja, di Kebun Raya Bogor ini juga banyak para muda mudi yang hendak mencari kenalan. Ibarat kate jodoh bisa datang darimana saja, mereka juga berusaha begitu keras dan pantang arang!! Kejadian ini gue dan Dian amati saat kita lagi minum kopi Kopiko dingin sambil duduk di akar yang merebak kemana mana. Dari mulai ada seorang cowok yang memarkirkan motor gagahnya segagah otot trisepnya, lalu ada mbak mbak yang mulai mendekati dan sesekali menimpuk mesra mas mas tadi pake botol bekas, lalu mas mas nya mulai salah tingkah dengan memaju mundurkan motornya, dan senyum mbaknya yang mulai lebar.
"Wah, Di. Masnya mulai tebar pesona."
56 detik berikutnya...
"Iya, Mey. Tuh sekarang masuk ke tahap berikutnya. Ngeluarin HP masing masing."
"Eh, benerr...tuh mereka pada ngeliatin HP masing masing. Mbaknya mulai lompat lompat sambil goyang itik."
"Pasti bentar lagi mbaknya ambil hulahup, Mey."
"Lah, ini mau kenalan apa mau main sulap?"
"Lah, lu nggak tau?? Jaman sekarang mau main sulap mau kenalan sama sama pake trik...misal, trik menggaet cewek dalam 56 detik.!"
"Wooohhh...."
Proses pengenalan tengah berlangsung |
7. MENGHALAU KEGALAUAN
Nah, ini penting banget!! Kategori ini biasanya datang ke sini bukanlah bersama keluarga, keluarga besar, pacar, teman teman satu sekolah, teman ibu pengajian atau pun teman teman kerja satu grup besar. Mereka ke sini biasanya bersama teman satu biji. Satu satunya alasan mereka mengayuh jalan panjang demilah sebuah misi untuk menghalau kegalauan. Kerja tiap hari, masih ngelesin, dari nyuci baju sampai nyuci bak dilakuin sendiri, dan juga gemar ngomong sama kipas angin sampai dus susu Anlene. Kalau tadi para keluarga membuka karpet dan masakan mama, para Ibu ibu membuka hidangan dari catering, para pecinta membuka percakapan mesra, para penghalau kegalauan ini biasanya membuka hati karena mereka ke sana nggak bawa bekal, cuman bawa cinta.
Mereka akan melakukan banyak hal yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya, seperti :
Foto grouvy pake tongsis dengan latar berbeda |
foto kaki sendiri |
makan rujak pake garem di tepi danau |
manjat pohon |
makan ice cream sambil duduk di rerumputan |
tiduran di rumput sambil merenungkan hidup |
Tapi, jangan remehkan masalah menghalau kegalauan ini. Semua orang butuh menghalau kegalauan. Yes, indeed!!
Gue yang biasanya harus berkutat dengan jadwal mengajar, anak anak yang diem aja di kelas eh tiba tiba bau pesing, dan juga persoalan hidup lainnya memang harus dinetralkan dengan jalan jalan di tempat yang membawa kedamaian dan kesejukan.
And this is it! Tempat multifungsi, tempat penuh kesejukan dengan pemandangan menenangkan, tempat penghalau kegalauan, KEBUN RAYA BOGOR!
Puas berjalan jalan sampai kaki kesemutan, gue dan Dian harus menamatkan perjalan kita mengelilingi Kebun Raya Bogor yang elok tak terperi. Tapi, ini bukan akhir. Gue dan Dian menuju ke salah satu daerah bernama Taman Kencana untuk membeli Macaroni Panggang dan juga Apple Pie.
Say BIG NO for diet and live your lifeee!!! |
Sore menjalar, dan gue harus pulang. Akhirnya, gue dan Dian kembali mengayuh perjalanan dengan kereta lagi. Gue sempat tidur di kereta, dan akhirnya gue dan Dian kembali pulang setelah sebelumnya nungguin mamanya Dian di ITC biar pulangnya nggak ngangkot lagi. Temen gue, Dian, memang pintar. Thanks to Dian, finally I made it! Then, where will we go again, kakaaaaakkk???
my workmate, my travelling partner, my nice friend, THANK YOUUUUUUU :* |
Hope we can have a visit to other amazing places in Jakarta and around! I am looking forward to our next trip!! Hope it is not our last trip! My wish is we can go snorkeling together in one of islands in those Thousands Islands before I continue my next real trip!! Thank you sooooooooo much, beibeeeehhh!!
Dan pelajaran yang gue petik hari ini adalah, "Nikmatilah masa muda sebelum datang masa tua! Datangi tempat tempat yang belum pernah didatangi. Buka lengan lebar lebar. Peluklah udara segar hingga menjalar ke sum sum tulang belakang. Peluklah setiap momen dan bawalah pulang. Di akhir jaman, sebelum benar benar pulang, kita bisa tersenyum puas dan berkata 'Setidaknya, aku pernah melakukannya.'"
Semoga nendang.
Reference :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_Bogor
Petualangan bersama Dian lainnya :
Menyelami Lautan Buku di Istora Senayan
Ragunan, Wait for US!
Mengarungi Jeram di Sungai Palayangan, Lembang
Back to Traditional ala Taman Budaya Sentul
Triple Ja!! (Jalan Jalan Jakarta) Episode : Pasar Grosir Cililitan
Triple Ja!! (Jalan Jalan Jakarta) Episode : Pekan Raya Jakarta
THROW THE HANDS UP, SAY 'AAAK', AND DO FUN!!! Dunia Fantasi (DUFAN), Jakarta Utara!!
Sebuah pelajaran berharga yang gue dapet dari cerita ini. Thank's
BalasHapusMeyke....saya sudah ke sana dong. Hehehe. *pamer
BalasHapusTempatnya memang enak buat apa aja, kecuali pas lagi hujan. Pffft... Dan makaroninya itu memang enak banget loh. Bisa jadi rekomendasi buat temen2 yang mau main ke Bogor dan wajib kuliner di sana. Meski agak jauh dari Kebun Raya, tapi okelah buat makan sambil nongkrong dan cari kenalan *eh
Hahahahha. Kayaknya si empunya blog ini emang hobby dengan yang namanya jalan-jalan ya. Sekali-sekali ajak aku dong kakaaaaaaak :D
BalasHapusAjak aku ke sana kak, ajak akuuu....... Seger bangeet ya liat ijo-ijo gitu di Jakarta, suka banget foto yg backgroundnya Istana Bogor, itu kece abiiisss....
BalasHapusAwkard moment banget ya emang kalo dikerumunin ibu2 gitu, kalo diajak ngomong jg pasti suka bingung, btw itu beneran pas pamitan pake bahasa Jawa gitu?? -_-
Wihh Quotenya sadiis, tapi setuju, mumpung masih muda men, puas2in jalan-jalannya, yuhuu
Ngahahaha. Ibu-ibu Karawang itu asli ngakak. Btw terjemahan bahasa Sunda mu lumayan juga, Mey. Lumayan ngaco -_____-"
BalasHapusKalau ada kesempatan jalan-jalan ke Bogor pasti aku main ke sini, mumpung masih muda men. Haha XD
panjang amat mey :D ....
BalasHapusibu-ibunya kok lucu ya .. pakek ndak sadar kalau megang kakki orang,,,
ngakak lihat meme comic nya :D ... apalagi yang ada "kelak kalau kau besar mengerti rumitnya hidup ini" :D hahahhaha ada- ada sajah...
kelihatan sampean menikmati perjalanan ini mey.... poto-potonya pun bagus-bagus.. tapi sampean gak sempet lihat orang berbuat mesum kan ? kalau disini ada kebun raya purwodadi setiap tempat duduk pasti ada orang berbuat mesum... jadi gimana gitu kalau jalan-jalan kesana :D
TOEFL is a language test generally taken by those students who want to take admission in any foreign universities.
BalasHapusenglish tests
kayaknya hidupnya penuh dengan traveling nih hehehe
BalasHapusmemang masa muda itu harus dinikmati, tapi nikmatinya tentu dengain hal-hal yang positif ya, salam sumpah pemuda :D
Wiiiih udah kemana-mana aja nih explorenya.. tapi maap-maap gambarnya enggak ke load semua kak. Koneksi di madura macam apa pula lah -_-
BalasHapusYang paling aku suka sih danaunya. Yang ada daun lebar-lebar itu, bunga lili? apa? teratai. Itu lah pokoknya. Keliatan seolah-olah kalo kita berdiri di atasnya gak bakal tenggelam. Muahahaha... kkok aku jadi pengen ke ibu kota ya... ._.
Asli gue kangen itu tempat itu bersama momentnya beberapa tahun yang lalu, dan disana itu nyaman banget, btw itu yg jembatan merah katanya katanya mistis ya ? pa katanya doang -_- denger denger dari katanya katanya sih hehe
BalasHapus