MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

Sudahkah Kalian Menabung Energi?

Sudahkah Kalian Menabung Energi?
Add Comments
Senin, 27 November 2017


Kalau menyoal menabung uang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Kita pasti sudah katam soal itu, termasuk saya. Saya gemar menabung sejak bu guru saya saat SD berkoar koar tentang "Hemat Pangkal Kaya, Menabung Yuk!" 

Bahkan,dulu saat saya SD kelas 1, saya ingat sekali. Saya dikasih uang saku oleh Ibu saya sebesar 200 rupiah. Namun, saya berkomitmen. Seratus untuk jajan, seratus untuk ditabung. Jadi tabungan saya isinya seratus semua. Kalau sudah dapat seribu, hati riang tak terhingga. Dan seratus yang lain, saya masih bisa belikan tic tic 1 bungkus, remukan roti 2 bungkus, dan sisanya 25 perak bisa untuk beli es lilin rasa kacang ijo bikinan bu kantin. Lezat sekali.

Tapi, kali ini saya tidak akan membahas tentang menabung uang karena saya bukan marketing bank. Kali ini saya baru saja mendapat pencerahan tentang menabung energi.

WOW WOW WOW!! Apakah itu?


Menabung energi apakah artinya setelah makan kita harus tidak banyak bergerak begitu?

"Ngapain habis makan kok malah mau tidur, sis?"

"Menabung energi, bro. Biar energi ku nggak cepat habis."

SALAH.

Tabungan energi di sini adalah tabungan yang ternyata krusial untuk kehidupan kita, yang akan memperngaruhi nasib dan hidup kita ke depannya. Coba sekarang kalian bercermin, lalu menjawab pertanyaan ini.


TAKDIR kah ini semua? Tapi kalau ini adalah takdir, semua keadaan ini sama saja saat kita lapar dong, kalau kita menganggap lapar itu juga takdir. Padahal kita bisa makan dan merasa kenyang kan? 

Dan, itu semua ternyata ada kaitannya dengan Tabungan Energi, sodara sodara.

---------------

Dan tabungan energi ini bermula saat saya mengikuti Professional-Spiritual Motivation. Saat pak Jamil Azzaini, seorang CEO Kubik Leadersip, Founder SuksesMulia, dan bahkan penulis bestseller di Mizania yang menjadi pembicara di seminar ini menjelaskan tentang Tabungan Energi, satu hal yang langsung muncul di otak saya adalah suami saya. 

"Mas, kok aku cuma dapat segini padahal aku ini dan itu dan ini dan itu... Tuh liat saking capeknya pipiku sampai gede begini"
"Dek, kalau kamu semisal bekerja seharga 10 juta, tapi kamu hanya mendapatkan imbalan berupa uang misal sebesar 5 juta, yakinlah kalau yang 5 juta itu masih disimpan Allah dan akan diberikan untukmu dalam bentuk lain, misalkan kesehatan yang prima, keluarga kita yang harmonis, dan berkah lainnya. Yakin saja sudah."
"Tapi..."
"Dek, bisa jadi orang yang hanya ongkang ongkang saja, bekerja seharga 5 juta, tapi digaji 10 juta, dia masih minus 5 juta. Bisa jadi dia sakit sakitan, merasa tidak bahagia, dan lain sebagainya. Allah itu Maha Adil."

Begitu pak Jamil membuka seminar tentang hukum Kekekalan Energi,bahwa


percakapan saya bersama suami langsung terngiang ngiang. Oh, jadi sisa 5 juta yang belum kita dapatkan dari gaji itulah yang dinamakan tabungan energi, sodara sodara. Karena apa??

Jadi, jangan menyarah dulu kalau hasil belum seperti apa yang kita usahakan karena sisa hasil usaha kita masih menjadi tabungan Energi yang bisa Allah cairkan sewaktu waktu dalam bentuk lainnya.

Tapi,ternyata tabungan energi itu bisa positif dan bisa saja negatif, tergantung dari amal perbuatan kita. Kalau kita hobi tersenyum, menolong teman, berbicara yang baik baik, tidak menghina dan mejatuhkan sesama maka saat itu juga kita sedang menambah pundi pundi tabungan energi POSITIF kita.

Tapi, kalau sebaliknya, kita kerap menjatuhkan teman kerja, ghibah sana sini, lalu memasang muka tidak bersahabat, maka sebenarnya kita sedang menabung energi NEGATIF yang nantinya hanya akan meninggalkan kesialan demi kesialan seperti kemungkinan kedua di masing masing pertanyaan di atas; selalu sial, tidak diharapkan oleh teman kerjanya, dibenci teman sendiri, dan musibah lainnya.

Itu mengapa nenek moyang kita menciptakan peribahasan,

Sepandai pandainya tupai melompat,dia akan terjatuh juga.

Oh, jelas bukan. Apa hubungannya tupai dengan menabung?

 Ini dia yang benar.

Nah, sekarang semua pilihan ada di tangan kita masing masing, kita mau menebar hal hal positif yang membuat tabungan energi positif kita melembung atau justru melakukan hal hal mudhorot yang justru menambah tabungan energi negatif yang nantinya bisa dicairkan Allah dalam bentuk kesulitan, ketidakbahagiaan, musibah, dan hal hal buruk lainnya.

Dan saya sangat percaya tentang tabungan energi itu karena ada seseorang yang sudah membuktikannya.

"Dek, lihat Mas. Mas bekerja menjadi pendidik di instansi pendidikan dulu, hanya mendapatkan sedikit per bulannya. Tapi Mas ikhlas mengajar, melakukan yang terbaik bahkan sampai menjadi guru Olimpiade , selama enam tahun lamanya. Dan apa yang terjadi? Allah langsung membayarnya CASH berupa anugerah beasiswa S2 ke Australia, Alhamdulllah"

Dan setelah seminar ini saya langsung meneleponnya, menceritakan semuanya, dan akhirnya berkata :

"Semoga aku ini adalah bayaran CASH Allah untukmu, atas tabungan energi positifmu ,bukan tabungan energi negatifmu.."

"Kok bisa?'

"Karena aku ingin menjadi anugerah, bukan musibah bagimu."

"Alah gombal dek."

"Orak, Mas...Teniiiiiiiiiiiiin."

"Aamiin ya Rabb.."

Kemudian kami berdua berpelukan online. 



Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. "Mas, kok aku cuma dapat segini padahal aku ini dan itu dan ini dan itu... Tuh liat saking capeknya pipiku sampai gede begini"
    "Dek, kalau kamu semisal bekerja seharga 10 juta, tapi kamu hanya mendapatkan imbalan berupa uang misal sebesar 5 juta, yakinlah kalau yang 5 juta itu masih disimpan Allah dan akan diberikan untukmu dalam bentuk lain, misalkan kesehatan yang prima, keluarga kita yang harmonis, dan berkah lainnya. Yakin saja sudah."
    "Tapi..."
    "Dek, bisa jadi orang yang hanya ongkang ongkang saja, bekerja seharga 5 juta, tapi digaji 10 juta, dia masih minus 5 juta. Bisa jadi dia sakit sakitan, merasa tidak bahagia, dan lain sebagainya. Allah itu Maha Adil

    kalimat ini bikin saya lebih bersyukur lagi dengan hidup saya yang di berikan kesehatan lahir batin.
    pelukan online gimana itu mbak hahahahaha
    tulisan ini sudah menjadi tabungan energy positif untuk mbak meykke karena sdh berbagi hal yang bermanfaat dan menginspirasi.

    BalasHapus
  2. Betul juga ya, tabungan energi sesuatu yang sangat perlu untuk dilakukan untuk kesuksesan kita. Terima kasih infonya.

    BalasHapus
  3. Jadi gajiku sekarang, apakah udah menghasilkan tabungan energi atau justru berlebih ya kalau dibanding dg beban kerja? Semoga aja ada tabungannya juga..

    Sementara sekarang nabung energinya yg pasti2 dulu, banyakin tidur ahaha..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
  4. Ini mirip juga dengan slogannya Microsoft, WYSIWYG yg artinya What you See is What You Get. Coba di ganti kalimatnya dikit jadi What You Give Is What You Earn, apa yang kita kita beri itulah yang akan kita terima nanti. Ini postingannya kak keren abis, karena membuka mataku selama ini kalau sebenarnya tidak ada usaha yang sia-sia. Kata menyerah itu juga sebenarnya tidak pernah ada, yang ada hanyalah situasi dimana seseorang berhenti untuk berusaha.

    Ngomong ngomong soal energi, kita semua tau kalau sifat energi itu kekal. Energi tidak bisa diciptakan, tidak bisa dilenyapkan. Hanya bisa berubah wujud atau bentuknya. Kalau diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari rasanya pas banget. Berkah dari Tuhan itu mengalir terus seperti air bagi hamba-Nya yang pantas menerimanya.

    BalasHapus
  5. Semenjak aku membaca tulisan ini, aku akan coba beralih ke Power Optimalizing Mode untuk menabung energi dan menyalurkannya ke hal-hal yang positif.

    BalasHapus
  6. Jadi teringat akan masa-masa SD, Teh. Alhamdulilah dari kelas satu sampe lulus jadi juara nabung di kelas terus.. Sampe sekarang di kost, masih setia menabung..he

    Haha.. teringat sama es lilin kacang ijo aku, secara nostalgia ini..
    Dulu mah saratus aja udah dapet ibarat kenyang, kalau sekarang dapet apa..

    Ada-ada saja ini Teh, Mey.. berpelukan online.. :D
    Btw, memang bener juga sih, Teh, intinya apa yang kita lakukan akan kembali lagi sama kita. Berbuat baik tetntu akan mendapatkan kebaikan.

    Jadi teringat seminarnya Pak Zamil. Selalu menginspirasi..

    BalasHapus
  7. hai mba, aku baca intro dengan jajan 200 rupiah aku yakin kita tidak sebaya haha, dan ada kata suami aku makin yakin lagi hehe..*oot bingit yak :D

    yang ku tangkap dari tabungan energi ya, selama kita menebar energi positif maka apa aja akan berbalik baik ke diri kita, itu sih hehe :))

    BalasHapus
  8. Menarik, setelah baca jadi ingat soal konsep karma. Ada karma baik sama karma buruk. Karma baik kalo kitanya sering berbuat baik dan karma buruk adalah kebalikkannya. Hehehe. Jadi aku nangkepnya gitu sih dari penjelasan tabungan energi itu apa.

    Lalu pelajarannya, berbuatlah baik tapi bukan untuk pamrih. Tapi karena memang iklas mau berbuat baik. Kedua, mungkin bersyukur kali ya, ketika mendapat gaji yang tidak sesuai dari harapan. Karena tuhan masih ngasih hal lain yg lebih penting, kesehatan, jodoh, keluarga, dll yang melengkapi kebahagiaan kita. hehe.

    BalasHapus
  9. Intinya apa yang kamu tebar itu yang kamu tuai. Sebab dan akibat atas hasil yang akan kita dapatkan kedepannya. Dalam agama pun sudah dijelaskan, hanya saja pemikiran orang2 selama ini itu menganggap rejeki=uang. Padahal makna rejekj itu luas banget, sehat, istri solehah, anak yang soleh dan solehah, keluarga yang harmonis, dsb.

    Aku selalu ingat mbak mey dengan prinsip bapak, anak-anaknya tidak boleh memakan "uang panas". Karena uang tersebut cikal bakal keburukan dalam diri anak-anaknya. Padahal kalau secara ilmiah g ada hubungannya kan? Uang ya uang dari kertas, untuk alat pembayaran, dibelikan makanan halal, tapi secara rohaniah, uang tadi kalau hasilnya dikonsumsi akan berubah menjadi darah dan bersifat buruk.

    Satu lagi kak mey, dulu pernah ada nasihat dari atasanku tentang memberi. Ketika kita memberi sekotak nasi dan memberikannya kepada yang membutuhkan, maka balasan Allah bisa bervariasi. Bukan seperti hitungan manusia 1=1, kalau dalam kalkulator-Nya, apa yg nanti kita dapat bisa bervariasi karena mengikuti level kebahagiaan orang kita beri. Tadi kita kasih nasi kotak ke tukang becak yang emang lagi lapar, pas dikasih level kebahagiaannya kalau dihitung 1-10 adalah 7, maka suatu saat nanti, 1 kebaikan kita akan dibalas senilai 7 kebahagian orang tsb.

    BalasHapus
  10. Ilmu yang bermanfaat kak, energi itu kekal, nggk bisa diciptakan dan nggk bisa dimusnahkan, yang ada energinya terkonversi ke bentuk yang lain, kalo energinya dikeluarkan dari hal negatif, bentuknya jadi negatif, dan jadi bikin kita rugi, begitu pula sebaliknya

    BalasHapus
  11. Halo Meykke... Apa kabar? Tampilan blogmu sekarang bagus yaaa, sederhana... hehehe ketahuan deh jarang blogwalking.

    Seperti lagi menanam bom waktu ya, tinggal nunggu aja kapan meledaknya. Hahahaha... Aku gagal kasih perumpamaan yang bagus. Tulisanmu ini juga udah jadi energy positif buat pembacanya, terutama buatku. Jadi tahu saat imbalan yang kita terima enggak sesuai dengan usaha kita, berarti itu jadi tabungan buat kita ya... Bener juga ya kalo di pikir-pikir. Rezeki itu kan bisa datang kapan aja ya, dan enggak selalu berbentuk materi.

    BalasHapus
  12. Sungguh tulisan yang super sekali kak mey. ternyata apa yang kita lakukan enggak sia sia yah. walau dapat bayaran separuhnya, ternyata siswanya menjadi tabungan. enak banget yah punya suami kayak mas nya. selalu bisa menenangkan kegelisahan hati kak mei. kata katanya dalem banget. pengen deh jadi suami yang setenang itu kak mei. wah muantep tenan kak mei bersuami mas nya.

    BalasHapus
  13. Saya sudah merasakan keduanya, menebar hal-hal positif dan hal-hal negatif, dulu saya beberapa kali pernah melakukan kepada beberapa kerabat saya, walaupun itu hal kecil dan sekarang jadinya kaya apa? mereka tetap berteman baik dengan saya dan beberapa kali juga membantu ketika saya dalam kesulitan, sebaliknya ketika saya melakukan hal negatif kepada beberapa orang, entah kenapa saya mulai merasa bahwa mereka mulai menjauh sedikit demi sedikit..

    BalasHapus
  14. wih, suka deh sama logikanya. Kadang kita memang kebanyakan ngeluh, bekerja ekstra dengan upah tak setimpal menurut kita. Padahal, bisa aja itu merupakan salah satu bentuk investasi energi kita dengan yang diatas, belum waktunya aja. Yang penting selalu do our best,although the result is not the best.. at least we've become the best version of ourselves

    BalasHapus
  15. Terkadang yang didapat tidak seperti yang diharapkan. Namun dibalik itu, pasti ada hal yang bernilai lebih yang belum kita ketahui.

    Btw, diakhir postingan aku jadi kayak orang gila. Senyum-senyum sendiri hahaha

    BalasHapus
  16. wah long time nggak mampir Kak Meyk,
    Kak Meyk bener, apa yang kita tabur itulah yang kita tuai.
    seandainya semua manusia yang hidup di muka bumi ini bisa berfikir kearah sana, mungkin dunia ini akan tentram jauh dari keributan ina inu nya yang menggerahkan.
    semoga bumi kita kedepannya semakin aman dengan bertambahnya manusia yang berfikiran positif seperti ini~ aaaaaaaaaa pen pelukan online ugakk~
    dan kadang, feedback dari Allah memang luar biasa melebihi ekspektasi manusianya.

    BalasHapus
  17. Setuju mbak, energi positif itu kudu di tabung suatu saat "kehabisan" bisa di redeem hehehe

    BalasHapus
  18. Setuju mbak, energi positif itu kudu di tabung suatu saat "kehabisan" bisa di redeem hehehe

    BalasHapus
  19. Ya Allah...saya baru mendengar istilah menabung energi. Bagus sekali untuk mengingatkan kita agar selalu mencintai pekerjaan dan menjalani dengan ikhlas

    BalasHapus
  20. tulisanny mngingatkn saya untuk lbh ikhlas lagi dlm beribadah. terima kasih mb ^^ salam knal

    BalasHapus
  21. Kebanyakkan dari kita senangnya menghitung-hitung apa yang sudah dikeluarkan dan mengeluh kalau tidak mendapat balasan sesuai keinginan terutama materi. Padahal ada banyak hal yang sering tak kita syukuri sebagai balasan karena tertutupnya mata hati. Semoga kita terhindar dari hal-hal semacam itu. Makasih sharingnya, Mbak

    BalasHapus
  22. masyaallah merinding bacanya. emang ya apa yang kita kerjakan itu nggak harus selalu diukur dengan jumlah uang yang diterima. terimakasih sharingnya yang sangat bermanfaat ini mbak.

    BalasHapus
  23. Namanya tabungan itu justru yang akan jadi milik kita. Pertama memang harus kita lepas dari kantong diulurkan lalu (seolah) lepas dari kita. Kelak ibaratnya menanam tabungan ini yang akan kita panen. Kira2 begitu ya mbak?

    BalasHapus
  24. menabung energy, oke juga nih. malah saya baru tau sih tepatnya, hehe. kemana aja yes. heu. tapi emang benar tuh menabung energy, agar energy dipakai untuk hal positif aja. setuju sih. ayo mulai nabung energy!

    BalasHapus
  25. Hukum alam yg sebab akibat ya? Atau hukum tabur tuai?
    Yuk tetap berbuat positif

    BalasHapus
  26. Selalu berpikir positif ya mba. Dan bersyukur apa pun yang diterima dari hasil jerit payah kita. Tidak lupa untuk menabung energi

    BalasHapus
  27. Inspiratif sekali, Mbak...sangat bermanfaat...Memang benar, kita akan menuai hasil dari apa yang kita tanam...

    BalasHapus
  28. Benar mbak. Tetap berusaha berbuat baik walau dalam hal sepele sekali pun, seperti kata-kata yang menyejukkan maupun tersenyum.
    InshaaAlloh jadi tabungan energi positif bagi kita.

    BalasHapus
  29. dapat pencerahan keceh saat down bgni. terimakasih mbak.

    BalasHapus
  30. Sangat inspiratif Kak, kebaikan sekecil apapun memang bisa menjadi energi positif ya

    BalasHapus
  31. Wah, SEPATU nih, sepakat dan setuju, heheh
    Sy dan suami termasuk yang pernah atau mungkin sering mengalami/merasakannya. Tabungan energi membuat kita tetap optimis, selalu bersyukur dan tak lupa iklas dengan semua yg tlh dilakukan dan didapatkan, selama kita telah maksimal menjalankan.

    BalasHapus