MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

Ini Soal "Banding"

Ini Soal "Banding"
Add Comments
Senin, 30 Juni 2014
“Ahh, kenapa hidupnya terlihat mudah sekali??”

“Ahh, kenapa rasa rasanya dia tak kekurangan suatu apapun?”

“Ahh, lahir dari keluarga harmonis yang begitu terlihat saling mencintai...”

Sebagai manusia, kadang saya merasa begitu berkekurangan. Setiap malam begitu banyak hal yang berseliweran di benak saya. Apalagi bila ditambah dengan tegukan kopi panas yang tidak ada habisnya, seolah olah saya bisa kedip kedip hingga fajar siap menukik.

Terkadang tanpa saya sadari saya terlalu menyilaukan mata sendiri dengan apa yang dipunyai oleh orang lain. Kadang mereka mempunyai hal hal yang saya tidak punya, kadang mereka bisa merasakan hal hal yang belum pernah saya rasakan, kadang mereka memiliki nikmat nikmat yang rasanya saya belum pernah mengecapnya. Lalu, saya akan berkutat dengan “ah” dan segala “ah” yang menumpuk dan meninggi hingga menyundul langit langit kamar kost.

Terkadang nikmat nikmat Alloh terasa begitu mini tertutup ketidaksyukuran hati yang terlampau sombong, terlampau obsesif, terkadang impulsif. Dalam hidup ini pun saya berkutat dengan berbagai banyak hal. Saya ingin mencapai banyak hal. Namun, terkadang segala harapan selalu diekori dengan kata “Apa mampu?”, “Apa bisa?”. Matinya lagi, saya terkadang menganggap diri terlalu mini dengan melekatkan ekor itu dengan kata kata “Apa mampu seperti dia?”, “Apa bisa seperti dia?”. Lalu saya akan diliputi kegamangan sepanjang malam. Saat itu saya menyadari betul bahwa saya manusia biasa, manusia yang alpa akan sebuah kesempurnaan, manusia yang selalu membutuhkan pencerahan dan tangan tangan Tuhan, Alloh SWT.


Pernahkan kalian juga berpikir tentang hal yang sama? Merasa diri lebih kurang dengan yang lain, lalu mulai membanding bandingkan diri kita dengan orang yang mungkin kita anggap levelnya lebih menukik?? Lalu, saat ingin mencapai sesuatu selalu dirundung banyak pikiran setan yang akhirnya tidak bisa memupuk kepercayaan terhadap diri sendiri. SAMA. Saya juga.

Satu satunya hal yang bisa mengguyurkan angin surga untuk pikiran pikiran kerdil saya seperti itu hanyalah sujud.

“Ah, harusnya saya sujud syukur dengan badan yang sehat. Bahkan banyak orang di luar sana yang berbadan kurang sehat, bahkan harus dikerumuni selang penyambung hidup. Bernafas pun harus membayar per tarikan.”

“Ah, harusnya saya sujud syukur dengan pilihan pilihan yang masih terbentang luas di depan saya. Banyak orang yang tidak punya pilihan dalam hidupnya. Mereka hanya mengikuti kemana alur hidup terbentuk. Banyak di antaranya bahkan kepayahan hanya untuk menjaga pilihannya untuk tetap hidup.”

“Ah, harusnya saya sujud syukur karena seperti halnya di atas langit selalu tersimpan berlapis langit lainnya toh di bawah lapisan tanah masih ada lapisan tanah, lalu lapisan tanah yang lain, lalu yang lainnya lagi.”

I don’t know where God will lead my life to... Tomorrow is mistery, but what kind of mistery 'the tomorrow' is depends on what kind of things we have done today. I often feel so miserable, I feel so small, but no matter how small I am as long as God’s watching me I feel full of blessings. Maybe I cannot be like him/her. I cannot do what she/he can do. But I know one thing for sure. I can do my best. I can do all the best. I can be the best of me. And I will give the rest to God...

I am nothing without God. God strengthen me so far. I often meet the obstacle and difficulties, then God opens the new door with a grand new way for me. The road is never easy, but with God easy doesn’t mean impossible. I’m not totally-religious woman. I haven’t worn the syari’i hijab yet. I am still far from the perfection. I am ordinary woman.

What I can tell you now is I am struggling everyday to be better. Sometimes I get lost, in another time I go back to the track. Sometimes I complain a lot, in another time I send up all the gratitude for a blessed life. Hopefully for you and me, we can do effort together to be better as a moslem. The best way to be happy in this life is stop comparing your life with the others’, but comparing your new life with the old one. Have you grown up?? Have you been better rather than before? Have you done some self-development?? Because you have to. Because we have to.

Dariku,


Meykke Santoso


Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. sekali-kali lihatlah ke bawah
    siapa tahu ada koin jatuh *nah loh

    BalasHapus
  2. Tom Masson said "be yourself is about the worst advice you can give to some people". Therefore, I won't ask you to just be yourself but to be the best of you.
    It's pretty normal for us as a human being to ask for more once we just reach something. but no pain no gain...
    being grateful doesnt mean you may not have a higher goal.
    when I'm down I just need to keep in mind that there's possibly someone who wants to be on my feet as I want to be on someone's position. it will always be like that..an endless circle. so why bother to be sad? ^^

    BalasHapus
  3. speti yang saya rasakan -_- terkadang hidup ini memang berat dan aku mengeluh tapi.......hah sudahlah sukuri saja

    BalasHapus
  4. itu memang selalu terjadi kak mey :( setiap melihat kelebihan orang pasti bandingin dengan apa yang ada di kita sekarang..
    terkadang ada yang ingatin bilang "karena terlalu sibuk dengan kelbihan orang lain, kelebihan diri sendiri nggak dinikmati dan dimanfaatkan' gitu..
    tapi., ya gitu.. lihat orang bisa dan kita nggak bisa itu envy gitu -_-

    BalasHapus
  5. Bangga penuh syukur menjadi diri sendiri, karena mungkin masih banyak oramg lain yang ingi seperti anda.. so, jalani hidup tanpa rasa iri dengan apa yang orang lain miliki.. cobalah untuk lebih baik,,,

    BalasHapus
  6. gua juga pernah kepikiran kayak gitu kok Mey, kalo gua terlarut dengan pikiran kyk gitu biasanya gua slalu ngambil sisi positifnya. salah satunya ngebandingin diri gua dengan orang yg ada di bawah gua. ternyata banyak orang di bawah kita yg hidupnya tetap bahagia. dari situ kita harus beljar dari mereka bagaimana rasa bersyukur :)

    gua perlu google translate dlu buat nerjemahin bagian akhirnya -_- wkkwk

    BalasHapus
  7. Pernahkan kalian juga berpikir tentang hal yang sama?... pernah banget.. saat ini aku juga merasakan.. kebanyakan manusia emang gitu sih.. akibat kekurangan bersyukur, termasuk aku.. kalo udah gitu, aku jadi berpikir.. 'aku punya sepupu dan keluarga lain disana yang tidak seberuntung diriku. pantaskah aku memandang ke atas dengan teman2ku yang sudah kodratnya orang yang berpunya?'

    biasanya kalo aku sudah berpikir begitu aku sembuh... meskipun kemudian kembali lagi ke kodrat manusia itu sendiri..

    BalasHapus
  8. aku juga sering kayak gitu Kak Mey, suka banding-bandingin diri sama temenku yang kebutuhannya jauh dari aku. kadang aku suka iri dan mengeluh 'ah, kapan aku jadi seperti dia'. dan sering juga mengeluh 'pasti tidak mungkin bisa'. tapi aku sadar, bukannya gaada hal yang tidak mungkin di dunia ini kalau kita berusaha.

    tapi kalo menurut aku jangan selalu melihat keatas, lihatlah ke bawah. masih banyak orang yang kurang dari kita dan mereka tetap menjalani hidup dengan semangat. seharusnya kita sudah harus bersyukur sudah di beri fisik yang sempurna seperti sekarang. bukan malah membandingkan oran-orang yang jauh diatas kita.

    BalasHapus
  9. Saya juga pernah kepikiran kayak gitu. 'Kapan saya bisa punya motor kayak dia?' 'Kapan saya bisa punya hp secanggih dia?' Tapi hidup ini disyukuri aja. Lihatlah orang yang dibawah kita.

    Intinya sih kita harus bersyukur. Gak usah membandingkan diri kita dengan orang lain.

    Aduh, paragraf akhir-akhir pake Bahasa Inggris. Google Translate ahh... :D

    BalasHapus