Kira kira itu adalah
bunyi salah satu resolusi yang pernah gue tulis di awal tahun 2014. Bahkan,
saat itu pun gue belum punya satu pun buku antologi ataupun belum ada satu pun
cerita gue di buku kumpulan cerpen atau pun kumpulan puisi manapun! Dan entah bagaimana
caranya, gue bertekad pokoknya tulisan gue tahun ini harus menghiasi 7 buku
antologi.
Dan dari sini, gue sadar
satu hal.
“If there is a will,
there MUST be a way!!” Gue mulai nulis dan ikutan banyaaaaak kompetisi menulis
dengan akhiran dibukukan, kalau LOLOS. Macam banyak pula tulisan gue hanya
berdebam lebam di folder “BELUM BERHASIL”, yang lainnya gue sortir di folder “BERHASIL”,
dan lainnnya masih berjajar di folder “DALAM PROSES”, menunggu penentuan. Dan
satu demi satu dari banyak lainnya naskah yang belum lolos, naskah gue ada di
jajaran kontributor. Satu, lalu menjadi dua, dua menjadi tiga, dan masih
menghitung.
Sekarang adalah bulan
Maret pertengahan. Dan bulan Maret adalah bulan ketiga dari total 12 bulan yang
ada. Antologi berapa yang saya punya di selang waktu 2,5 bulan itu, kakak???
7 antologi.
Kenapa bisa begitu?? Gue
terus menulis. Setiap kegagalan gue, gue memicingkan mata dan akan membeli
bukunya untuk melihat standard yang dipasang. Lalu, gue terpacu untuk menulis
lagi sampai lolos. Saat tulisan gue lolos, gue juga tercambuk untuk bisa
menulis dan menulis lagi, karena dari sini gue akan berangkat menjadi penulis
yang sebenarnya.
Apakah gue mendapat honor
dari 7 antologi itu? TIDAK.
Mereka diterbitkan secara indie, artinya hanya
pesanan yang masuk saja yang dicetak. Gue hanya akan mendapatkan potongan harga
khusus karena gue salah satu kontributornya. Gue baru bisa menciptakan ‘honor’
gue sendiri saat gue menjual buku itu ke orang lain dengan harga pasaran,
sedangkan gue mendapatkan harga kontributor. Tapi, gue mendapat selusin
pengalaman berharga dan juga kepuasan.
Awal tahun, gue menulis “writer
wanna-be”, dan sekarang gue rasa pantas rasa rasanya kalau gue melumat wanna-be
dan hanya menyisakan “writer”. Iya, pantas kiranya gue menyebut diri gue
sebagai penulis. Bahkan, gue sendiri juga tidak menyangka ternyata bisa juga
seperti ini. Dalam waktu singkat saja gue bisa menelurkan 7 antologi bersama
penulis berbakat lainnya, lalu apa yang bisa gue perbuat selanjutnya??
Lalu gue sadar satu hal.
Bisa dan nggak bisa itu sebenarnya sangat sangat tergantung pada NIAT atau
tidak NIAT. Sanggup atau tidak didasari oleh mau atau tidak mau.
--
Yappp!! Dan sekarang gue
akan mereview salah dua buku antologi yang datang bersamaan dari satu penerbit
yang sama karena dia mengadakan dua event sekaligus dalam satu waktu.
Alhamdulillah luarrr biasa gue bisa lolos di kedua event itu, bersanding dengan
cerita cerita ciamik dari penulis penulis lainnya. Ini diaaa!!!
Kemarin gue baru saja
mendapat satu bingkisan berisi dua buku ini.
1. KOPI BERCERITA #3
“Setelah suguhan tirai
airnya, yang disisakan hujan hanya genangan dan kenangan. Setelah ketiadaan
gelapnya, yang disajikan hari adalah terang benderang. Namun ada banyak warisan
yang melekat erat di lidah danhati dari tiap sesapan kopi. Kopi terasa nikmat
jika pahitnya telah diajak bersahabat. Rasakan sensasi hangat dari minuman
hitam pekat. Secangkir kopi, menguar banyak cerita dari bumbungan kepul asapnya”
Di awal cerita, gue
disuguhi dengan cerita pemilik penerbit Indie bernama Harfeey ini, yaitu Boneka
Lilin. Iya, namanya Boneka Lilin. Dia menceritakan segala keluh kesahnya
menjadi seorang pemegang penerbitan Indie dengan segala deadline yang mencekik,
menyisakan segala peluh berlanjut keluh. Gue jadi bisa membayangkan betapa
hecticnya dunianya bergumul dengan deadline hingga pernah tidak tidur 2 hari.
Sudah begitu, dia juga harus menelan banyak protes dari orang orang yang maunya
bukunya cepat dikirim tanpa tahu betapa di sana seorang wanita memeras keringat
menganak pinak menyelesaikan SEMUANYA sendiri. Lalu, apa hubungannya dengan
kopi?? Lha kan dia bikin design cover, layout, editing, dan semuanya sambil
menyesap secangkir kopi setiap hari.
Yakkk, di sini ada 26
penulis dengan cerita tentang kopi yang memikat. Yang gue baca, mereka
mengolaborasikan kopi dengan cerita cinta yang kalau diteliti agak agaknya
kayak kopi. Mau semanis apapun, mau ditambahi gula sebanyak apapun, tetap
saja...PAIT terus ada di sela sela sesapannya.
Hanya saja, saat gue
ingat kopi, maka gue ingat masa lalu, saat gue masih di bangku kuliah dulu.
Kopi dan gue adalah hal yang tidak terpisahkan kala itu. Dimana ada gue, di
situ ada kopi.
“Khan, kopi gimana
bawanya??”
“Khan sudah ada kopi
botolan..”
“Widiiih, jadi tiap hari
menggelontorkan uang demi membeli kopi botolan yang lebih mahal itu, apalagi
waktu itu BBM juga naik dan kopi ikutan naik??”
“No, sama seperti BBM,
kopi gue juga isi ulang.”
Dan karena kopi isi ulang
gue, nama gue bisa ada di cover belakang!!
Buku ini ada beberapa seri karena memang
penerbit Harfeey membuat beberapa buku dengan judul yang sama. Buku gue ini ada
di seri ketiga!
Beda dengan buku yang
sebelumnya, buku ini adalah buku anti-mainstream yang pernah gue ikutin.
Biasanya jari jemari gue akan lincah menulis bergenre cerpen romance dan
temannya, kali ini gue menulis cerita bergenre cerpen horor!! Bahkan, ini kali
pertama gue menulis cerita horor saat dewasa. Alhamdulillahnya, nama gue ada di
list buku pertama dari KunCer My Horror Stories!!
Ada 17 penulis yang
berkolaborasi dalam buku ini menyuguhkan cerita cerita yang terinspirasi dari
kisah nyata yang akan membuat pembacanya bergidik, merinding disco.
Saat itu, gue sampai
menelepon adik gue, narasumber gue. Saat dia mengikuti kemah beberapa tahun
lalu saat dia masih duduk di bangku SMP, dia bertemu dengan sesosok wanita
berambut gimbal dengan balutan daster putih kumal berluluran tanah. Kukunya panjang karena nggak
pernah potong kuku dan mukanya mobrak mabrik karena nggak pernah bedakan. Ya
gitu pokoknya. Dan pose si mbak gimana coba???
Serupa cecak, dia
menempel santai di atap kamar mandi dengan rambut yang tergerai gerai tak kuasa
menahan gravitasi. Adik gue berujar, ini adalah pertemuan yang tidak akan
pernah dia lupakan seumur hidupnya. Salah juga sih karena dia membuang pembalut
di jurang yang ternyata di balik dahannya, tersembunyi pemakaman si mbaknya.
Cerita selengkapnya dan
lainnya bisa bangettt dibaca di buku ini!!!
That’s it!!! Gue akan
mereview buku buku yang udah ada di tangan gue, dan tak lupa foto selfie macam
ini. Sayangnya, karena gue pakai kamera depan, tulisan jadi terbalik. Nggak
papa ya, yang sabar yaaa....
yang liat, yang sabar yaa... orangnya emang gini -,- |
Thank you!! Wait for my
next book! :D
wow...resolusi yang sudah bisa kesampaian, 7 buku atologi.
BalasHapussemangat Bu Meykke, punya keinginan yang sangat tinggi kan. kalau udah bisa lolos, lebih semangat lagi.
pasti bisa jadi penulis yang hebat.
HEBAT !!!
BalasHapusSemoga menjadi penulis yg sesungguhnya,dengan honor yg sesungguhnya pula hehe
terus semangat ya :D
prodiktif banget kamu mey, udah ngeluarin buku antolgi sampe 7.
BalasHapusgue mah masih sebatas ngeblog2 ajah -__-'
cerita horornya bikinn penasaran nih, soalnya gue mau tau apakah hatu yang lo ceritain itu ternyata siluman cicak haha :D
meykee..narsisnya nggak ketulungan...
BalasHapusiyanih produktif banget...aku sih udah bosen dan stuck setelah 5 antologi..hahaha
aduh, malah sampe bikin cerita horor...aku sihg ogah deh kalo horor2...
sipp...makin produktif, terus naik level dong..coba bikin novel gitu loh meyk...hahaha
kerenn !!
BalasHapusselamat resolusinya berhasil,mba :)
pengen banget bisa bikin tulisan yang masuk buku kaya gitu.. kasih tipsnya dong hehehe :D
hebat, keren, top, kece, apalagi ya yang bisa gue ungkapin ke lo karena saking hebatnya bisa ngeluarin antalogi buku sampek 7.
BalasHapussemangat terus yaa, gue doain semoga bisa bikin antalogi buku yang berikut-berikutnya. dan insyaAllah bisa bikin novel sendiri ntar. Amin.
terus berkarya ya.
saya pun juga alhamdulillah ada beberapa buku antologi. Memang tidak ada honor, karena itu indie. Semoga dengan adanya karya itu, membuat kita terus belajar dan belajar agar menghasilkan karya yang lebih bagus lagi. Selamat dan sukses selalu
BalasHapusSalam kenal
BalasHapusSelamat dan sukses selalu
KAK MEY KETJEEEEEEEEEEEEEEEEEEH!! Gilaak aja udah ada buku antologi begitu banyak. Iya BANYAK!! Yang tadinya jadi resolusi di tahun baru, bener-bener kesampean. Ini yang namanya konsisten. Kereeeeeeeen kak meeeey.
BalasHapusJadi ini beli bukunya gimana? Di gramed? Ato pake cara pemesanan? Kan itu dibilang diproduksi saat ada pesanan aja gitu yaaa.
Blogger paling punya semangat terkeren!
BalasHapusgue salut sama niat lo yang gak setengah2 Mey... satu per satu resolusi berhasil lo wujudin .. resolusi yang lo bikin bukan sekedar resolusi pemanis awa tahun tapi bener2 lo usahain..
terus nulis ya...
sambil nyicil novel donk~
Aaaaa... Kak Mey emang kece level maksimal :* *peluk cium*
BalasHapusSukses terus kak! Semangat! Keep writing!
Ingin deh bisa kayak kak Mey. Kapan ya? Someday :)