MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

Menjenguk Kakek dan Nenek (Moyang) di Museum Situs Purbakala Sangiran, Sragen.

Menjenguk Kakek dan Nenek (Moyang) di Museum Situs Purbakala Sangiran, Sragen.
Add Comments
Rabu, 15 Mei 2013

Tanpa berpikiran kotor, saya menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Di benak saya berputar putar banyak pertanyaan. Apakah awal mula dari manusia itu adalah hasil evoluasi maha dasyat dari seekor binatang serupa kera, atau awal muasal manusia itu dari Adam dan Hawa yang memakan buah kuldi terlarang dan diusir dari surga, atau apakah Adam dan Hawa memang terusir dari surga dan memang mereka adalah dua ekor kera yang siap mengadakan evolusi untuk menyemarakkan dunia fana ini.



Kali ini saya beserta teman unyu saya menuju ke sebelah utara kota Solo, tepatnya di desa Krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen.

Mau kemana kitaa????

11 Mei 2013

Ini adalah perjalanan kali ketiga saya beserta teman teman unyu saya. Kami memulai semua ini sebulan yang lalu dengan melakukan Pendakian Di Gunung Andong. Lalu, dengan rencana dadakan, kami mendaratkan langkah mengeksplorasi tempat bersejarah di Ambarawa serupa Benteng Willem 1,Ambarawa, lalu naik  Wirogomo dan bersua dengan Kilahan Air Meluncur di Curug Kembar Bolodewadan diakhiri dengan mampir di Candi Dukuh.

Dan, here we are!!! Menjenguk kakek dan nenek (moyang) di Museum Situs Purbakala Sangiran, Sragen.

Kali ini salah satu teman saya, Yanta, tidak ikut dalam jajaran personil karena kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan. Hehe..dan senang bukan kepalang karena saya juga ditemani personil baru, sahabat saya, Uma.
Jadilah kita berempat. Saya, Uma, Angga, dan Agam.

Yuk kencangkan sabuk pengaman, dan kita akan berkeliling museum yang merupakan salah satu Warisan Budaya Dunia “World Heritage List” Nomor : 593 sejak tahun 1996. Dengan demikian pada tahun tersebut situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.

Setelah sempat tersesat (seperti biasa) dan meminta petunjuk kepada penjual gorengan di depan sebuah Alfamart, akhirnya kita bisa kembali ke jalan yang benar dan menemukan Gapura menuju Museum ini.


Gapura Situs Sangiran berada di jalur jalan raya Solo–Purwodadi dekat perbatasan antara Gemolong dan Kalioso (Kabupaten Karanganyar). Gapura ini dapat dijadikan penanda untuk menuju Situs Sangiran, Desa Krikilan. Jarak dari gapura situs Sangiran menuju Desa Krikilan ± 5 km. Dan cuuus kita ke sana.

Kita hanya cukup merogoh saku sedalam 5 ribu per orang saja untuk bisa menikmati wisata sejarah seluas 59, 2 km² (SK Mendikbud 070/1997) ini. Daebak!!

Parkir memarkir katam. Kita tinggal meniti beberapa buah tangga dan mengisi buku tamu. Banyak rombongan study tour anak anak TK sampai SMP di sana. Kita mau ngikut. Tertampar kenyataan tentang lamanya hidup yang sudah memasuki puluhan, kami mengurungkan niat kami.



Lorong indah nan bersih menyambut kita menuju ke ruang display 1 dengan di samping kiri bawah terdapat banyak ibu ibu para penjual souvenir. Mengingat kami piknik ala backpacker, jelas kami tidak tergiur dengan dagangan para ibu. *ngeles *padahalbokek






Here we go!

Pun kecantikan burung Merak bisa kita lihat di salah satu sudut lorong.


Dan display room 1. Come in, please!!














Puas melihat lihat buanyak koleksi fosil hewan dan juga replika manusia purba yang cenderung sangat vulgar, kami move on. Karena hidup itu memang harus move on. *abaikan





















Di Display Room 2, kita disambut dengan berbagai macam replika manusia dengan berbagai type berdasarkan jamannya. Ada juga para peneliti fosil dari jaman baheulak sampai yang terbaru. Juga tentang perjalanan revolusi manusia dari kera menjadi serupa kita.

Saya jamin kamu pasti puas. Dibanding ruang 1, ruang pamer 2 ini jauh lebih banyak. Juga, diputarkan video tentang banyak hipotesis tentang bagaimana galaksi seisinya ini bisa terbentuk. Apakah dari ledakan dahsyat atau yang dikenal dengan Big Bang, atau dari kabut yang terus menerus berputar, atau?? Well. Alloh Maha Tahu dan Maha Besar.

Dan juga, di ruang pamer nomor 2 terdapat seperti bulatan putih samar di beberapa titik foto. Katanya sih itu orbs, sejenis err....makhluk halus yang tertangkap kamera. Atauuu...mungkin karena kita menggunakan blits, itu bisa jadi hanya gumpalan debu terbang yang terkena kilatan cahaya blits. Percaya yang mana hayooo???

Berikutnya, kami meneruskan perjalanan ke ruang pamer 3.

“Wowwww...kereeeeen Seeeeph!!”, saya menatap seluruh ruangan dengan decakan kagum.





Ini ruangan yang simple, terdiri dari ruang utama super besar dengan ruang kecil di depan pintu masuk. Sekalinya kita melangkah, belahan langit melengkung dengan serupa miniatur hutan rimba, kijang, dan manusia purba yang sedang berburu dan meramu. Keren luar biasa. Penerangan ruangan yang dibuat remang remang membuat langitnya serasa benar benar bersinar. Saya penyuka langit pun senang tak terkira melihat miniatur langit dari lukisan yang telihat sangat nyata. Ini bukan lukisan, ini 3D, sodara sodara. Lengkungan itu bisa kita masuki. Kalau kamu pingin ditangkap mas satpam. Setiap galery atau museumnya mas satpam berjaga jaga.

Begitu keluar dan mengatamkan seluruh perjalanan, kita harus berfoto di sini. Ini fardhu a’in. Berkat mas satpam, kita bisa berfoto dengan formasi lengkap. Yeayyy!!!



Selain museum nya yang canggih dilengkap dengan e-book atau buku elektronik yang berisi tentang sejarah manusia purba dan segala jenis fosil, Kompleks museum ini juga mempunyai taman asri dengan beberapa gazebo dan taman bunga. Sejenak kita melepas lelah di sebuah gazebo bersih sambil makan snack yang kita beli dari rumah. Jelas kita tidak beli apa apa, namanya juga travelling type backpacker, kita menganut paham backpacking! Pergi sejauh jauhnya dengan biaya seminimalis mungkin. Indah!




Puas mata, puas hati, dan karena jam menunjukkan pukul 12, kita harus beranjak pergi, moving on ke destination selanjutnya. Bila museum ini adalah favorite Angga yang juga pencetus ide karena dia cenderung menyukai hal hal yang berbau sejarah, vintage, dan klasik, kini kita menuju ke favorite saya. Tempat tempat dengan air berkilah kilah adalah favorite saya. Kilatan air terhempas sinar matahari jelas cantiknya. Apalagi bisa mengapung. Ah, surga dunia!

Kita akan menginjakkan kaki dan meninggalkan kenangan di bendungan raksasa seluas 6.576 hektar yang areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan.

Nah, bagi kamu yang penasaran, saya pinjami peta nyaDora untuk kamuuu :3



Dan petualangan kami juga bisa diintip lewat tulisan Angga di SINI :3 
Bagaimana satu trip yang sama ditulis oleh 2 orang yang berbeda????

Yeahhh!!

Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. Semoga saya juga bisa ke sana ya, kak. :)
    tapi, saya adalah salah satu yang benar-benar tidak setuju dengan teori evolusi nih.. rasa-rasanya evolusi itu tidak terjadi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya aku doain bisa ke sana ya gulungan pita :)
      yah, tergantung sudur pandang orang masing masing sih ya, :D

      Hapus
  2. Woww...amazing, happy nya dapet, ilmu nya dapet...
    ini adalah salah satu cara liburan yang baik dan benar...hahaha

    BTW, kok kalian lebih keliatan eksotis dari pada manusia purbanya...wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar sekali sendal...jadi liburan yang berilmu pengetahuan gitu..hahaha..

      errr...ini pujian atau celaan ya @.@

      Hapus
  3. yah, kenapa telat sih MBAKKKKKKK..... kemaren pas aku disolo kenapa g diajakin ketemuan >.<

    kemaren hari terakhir pas disolo juga ada acara di Museum Sangiran, cuman aku g ikut yg disana tapi ikut di candi sukuh.... jahat ahhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah lo...azim marah2...jangan ada apa2 :P

      musiumnya kayak gitu ya..antara pengen dan enggak ..eehehehehe

      Hapus
    2. weeee...hehehehe, berarti kita emang tidak ditakdirkan bertemu ya Zim..hehehe
      yah, padahal bagus lo, kenapa nggak ikut cobaaa...hmmm..sayang kan dari surabaya ke solo kok ga ikut menapak lantainya museum Sangiran.hehehe

      Hapus
    3. kemaren lebih tergoda buat ke candi sukuh... 2 hari masak indoor terus kegiatannya, ya jadinya milih ke sukuh.. pas di sukuh beberapa kendaraan rombongan g kuat nanjak, untuk yg gua tumpangin kuat, g harus jalan kaki gua keatas perbukitan yg tinggi plus dingin :D

      Hapus
  4. Happy adventure and Traveling yoo mbak...
    Tapi ngomong -ngomong soal Teori Darwin, ituuuu... Aku nggak setuju karena banyak teori2 baru yang muncul perihal asal mula dan keevolusian manusia.. HeHeHe..
    Jadi ragu sama kebenaran pelajaran Biology dan Geografi (Evolusi Manusia) waktu SMA.. hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya makasih ya Gheaaaa :D
      uhm..kalau aku sih juga nggak tau juga sih setuju ato nggak ...*thethooot
      ke sana cuma dengan tujuan mengatamkan rasa keingin tahuan aja gitu :3

      Hapus
  5. wuuuuih, keren. kayaknya cuman bisa liat foto fotonya aja aku. nggak bisa di pindah sih museumnya :|

    BalasHapus
  6. nah lohh..si Yantanya absen kali ini... :D

    komplit benget museumnya ya mey..
    sampe batu yang dijadikan senjata dizaman purbakalapun ada..
    aku juga suka pelajaran sejarah tentang manusia purba ini...
    apa lagi sama perdebatan mengenai asal mula manusia...
    gimana rasanya main hompimpah sama nenek mey??menang apa kalah tuh?? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah Rita yang difokusin si Yanta dari kemarin...hahahaha

      iya, komplit pake banget lah pokoknya Rit. Nggak nyesel jalan jalan ke sanalah pokoknya. bagus banget gtuuu..
      Menang doooong..hahahaha

      Hapus
  7. Postingan kemarin bikin iri, postingan sekarang bikin envy-_____-
    hahaha punya pintu doraemon yah mba? kok jalan-jalan terus sih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi, makasih ya cc Enda...alhamdulillah nih lagi pada ngajak jalan jalan teruuus..seru banget gini jadinya :3

      Hapus
  8. meyke gak dimuseumkan juga??sklian nemanin pnghuninya terdahulu..#eeh??
    kaburr..pisss \/ :D

    BalasHapus
  9. gue baru denger kalo ada tmpat begituan -_________-
    ternyata bener, GPRS itu kalah jauh dengan abang'' penjual gorengan yak

    gue baru prtma x liat ada fosil dari kayu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tuh kan gara gara blog gue lue jadi tambah info berguna gitu khan..emangnya di buku sejarah nggak pernah baca soal Sangiran? -__-
      iya makanya, secanggih canggihnya buatan manusia, buatan Alloh jauuuh lebih canggih :3

      we???kayu?? manaaaa???

      Hapus
  10. itu patung2nya posenya alay banget sumpah apalagi yg lagi pegang t**** hehehe
    itu di sangiran ya ,jawa tengah tah kalo sangiran tuh?
    saya inget pelajaran sejarah kalo manusia purba salah atunya ditemukan di sangiran, ga tau namanya apaan lupa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pegang whaaaatttttt??????
      iya benarrr...khan udah ada tuh alamatnyaaa errrrrr
      itu jawabannya juga ada di artikel yang aku buat -___-

      Hapus
  11. Yah, museum. Saya nggak pernah ke museum. Dan... saya juga nggak percaya teori evolusi. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kapan kapan cobain deh :3. ah, i see...ya hak pribadi mau percaya atu tidak sih..namanya juga hipotesis, dugaan manusia :D

      Hapus
  12. wih keren ya jelong-jelong ke museum, jadi kepengen deh .
    itu ceritanya lagi double date ya ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaaa nih jelong jelong...
      walaaaah, bukaaaan...kita temenan akrab mana mungkin double date...huahahahahahahahaha

      Hapus
  13. duhhh mey jalan2 lagi...
    kapan2 gue pengen kesana ah, mencari nenek moyang gue yg hilang,

    eh si Uma lucu ya... :3 #SalahFokus
    kirimin salam gue buat yg pake baju garis2 ya.. #Loh x_x

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia abis ini masih ada jalan jalan lagi lhooo..huahahahaahha

      tsaaaah, haha..oke aku salamin bener lho ya, tit!

      Hapus
  14. cieee yang nenek moyangnya kera,,wkwkwk peace :D
    tapi enak ya bisa kesana, jadi dapat banyak pengetahuan juga,

    BalasHapus