MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

MENGGAPAI PUNCAK ANDONG BAB 1

MENGGAPAI PUNCAK ANDONG BAB 1
Add Comments
Rabu, 17 April 2013



Setelah sempat tarik ulur pendapat tentang pendakian ini dengan Bapak dan Ibu, setelah menerjang hujan angin membawa dua buah tas dari Ambarawa ke salatiga sore harinya seperti mahasiswa mau minggat, setelah menginap di kost seorang teman kenthel bernama Mela, setelah jam 4.45 bangun dan siap siap dengan teliti agar semua barang yang memang perlu dibawa bisa terbawa, dan setelah bertemu Angga dan Agam dan Yanta,dan setelah menempuh perjalanan ke desa Ngablak diboncengkan Angga dan dipinjami helm olehnya,  akhirnya...

Mengutip dari blog Milik Yanta, saya akan mendeskribsikan bagaimana dan dimanakah gunung Andong temannya Dokar ini.



Gunung Andong, dibandingkan dengan gunung lainnya seperti Merbabu yang mencapai 3.142 di atas permukaan air laut, gunung Andong termasuk gunung yang tidak terlalu tinggi. Dia hanya 1.736 mdpl. Tapi ini tidak sekedar 'hanya', bila kamu menaikinya, alamaaaaak... 

Gunung ini berada di Magelang, dan kamu bisa memulai pendakian melewati desa Srigading, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.

Okesip.
Sebentar, saya perlu mengenalkan siapa saja partner saya kali ini. Saya menamai kita berempat sebagai pendaki lalala yeyeye.

1. Yanta.


Dia adalah teman SMA saya. Dia bisa dikatakan sebagai pendaki PRO. Dia juga mempunyai blog yang mengupas tentang travelling. Mau dimana? Merbabu, Lawu, Bromo, semua sudah pernah dia taklukkan. Sepanjang yang saya tahu selama kita mendaki, dia pendiam, jarang tertawa, dan mukanya datar tak terperi. Dia adalah kunci sukses pencapaian puncak karena dia semacam leader pendakian kita, dan selama beberapa jam itu hidup kita, kita gantungkan di pundaknya. Saking beraninya, dia bahkan sebelumnya pernah mendaki puncak Andong sendirian. SENDIRIAN, saudara saudara. Andong yang tingginya 1742 mdpl dia daki sendirian. Di SINI ceritanya. Keren sekali. Dan foto foto spektakuler di sini diabadikan oleh Yanta, dan setiap moment pendakian telah terabadikan. Yeah!

2. Angga


Dia juga teman SMA saya. Kita dulu pernah ingin berkongsi untuk bisa mendirikan komunitas blogger menjalin para blogger seantero Salatiga, bernama Salatiga Blogger Community bersama para blogger lainnya. Terbentur kesibukan masing masing, rencana yang sudah sampai tahap pembentukan kader itu masih terhenti. Dan mengingat hal pertama yang ingin saya lakukan setelah lulus adalah memulai hidup yang baru di kota yang baru, maka saya tidak akan bisaikut  meneruskan rencana itu. Dia juga yang memboncengkan saya menyelusuri jalanan arah Kopeng menuju Ngablak, tempat dimana Gunung Andong bertengger. Selama perjalanan, dia juga berkelakar bersama kami. Dia juga seorang blogger dengan cerita perjalanan berjunta juntai di blognya, di SINI. Dia juga keren!

3. Agam




Dia adalah teman SMA dan juga sekarang menjadi teman satu fakultas. Bergumul dengan skripsi tidak membuat kita terus menerus membelalakkan mata di depan susunan kata kata. Kita butuh vitamin mata. Setiap hari memandang laptop, mata kita pedes sekali. Otak apalagi. Memuncah muncah! Dia dan saya itu sebelas dua belas. Sama sama terlalu banyak bicara. Pembicaraan dari seputar supporter Dasyat lalala yeyeye, tentang topik skripsi yang sekarang sedang digodog, dan sampai finalis favorite AFI dari musim pertama dan musim berikutnya. Menuju Puncaaaaak, gemilang cahaya....kita bernyanyi. Pucuk! Pucuk!Pucuk! Sungguh, dia dan saya...ceriwis sekali. Kombinasi yang kurang stabil.

4. Meykke


Lha...ini. Ini adalah saya. Kadang aku, kadang gue. Moody. Katanya, dia ingin sekali bisa tergabung dalam komunitas backpaker. Dia gemar jalan jalan dan wisata alam, tetapi dia tidak gemar menarik lembaran dari dompetnya. Prinsipnya, pergi sejauh jauhnya, dengan biaya seminim minimnya.Dia suka perpaduan langit dan tumbuh tumbuhan. Harmonisasi biru dan hijau baginya harmonisasi terindah ciptaan Alloh SWT. Puncak gunung yang gagah seakan mencium kapas berarak arak dengan semburat semburat biru adalah pemandangan elok sepanjang masa. Pantai, gunung, air terjun, danau adalah tempat yang tak pernah membuatnya bosan. Mimpinya, berkunjung ke pantai pantai di segala pelosok Indonesia. Hanya saja dia tidak ingin sun-bathing. Jangan, kasihan.
Katam

----------------------

Via whatsapp, Angga mengirimi saya foto ini. Dan dari situ keberanian saya muncul. Ukhti ukhti ini saja bisa, pakai rok pula. Subhanalloh...saya juga pasti bisa, walau pun saya tidak berani memakai rok. Takut kesrimpet.

Sabtu, 13 April 2013
7.45



siap berangkat!!


Gunung Merbabu dilihat dari kaki Gunung Andong. Dia seksi sekali.

Setelah berdoa, kita mulai mendaki. Satu, dua, tiga, empat, napas kita sudah mulai tersengal sengal. Dan saat itu saya mulai menyadari bahwa olahraga itu penting. Yanta masih stabil. Dan setelah kita berhasil memblasak mblasak dan berjumpa dengan tumbuhan berduri yang menghasilkan beberapa goresan kecil di telapak tangan saya, kita sampai di hutan pohon pohon. Silahkan dianalisa sendiri ini pohon apa. Pinus atau apa?


Trek pertama, kita sudah dilewatkan ke rute yang mblasak mbasak oleh leader kita, Yanta. Kita juga beberapa kali berpapasan dengan ibu, bapak, dan mbah yang pulang merumput. Ini pukul 8 pagi dan mereka sudah kembali dari merumput. Saya doakan selalu sehat, ternaknya gemuk gemuk dan bila Idul Adha tiba, semuanya bisa bahagia pundi pundi tabungan riang gembira. Aamiin.




Setelah memblasak, kita sempat akan mau tersesat. Daripada panik, mending kita foto dulu.



Nggak pake tersesat dan tak tahu arah jalan pulang, apalagi terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, mengingat ini itu menggapai puncak, bukan menggapai cinta, akhirnya Yanta memutar otaknya, memanggil ulang memorinya saat dia mendaki gunung ini pertama kalinya. Lalu, kita kembali ke tempat semula, dan mencoba jalan yang baru. Akhirnya, ketemu!!

Alhamdulillah sudah banyak tanda di sekitar kaki gunung Andong untuk memudahkan para pendaki menemukan muaranya.


8.21 AM

Kita harus terus naik. Semak belukar yang menutup jalan membuat kita kesusahan. Dan sarung tangan memang sangat berguna. Belum apa apa saja, hidung saya beserta hidung kedua rekan saya sudah kembang kempis. Begini jadinya saat satu pendaki professional bertemu dengan pendaki jadi jadian. Ya syudah, professional pun bermula dari level jadi jadian duluh. Pasti bisya!!!


  
Dan kita terus jalan menaiki kaki gunung Andong yang seksi ini. Tidak lupa, kita menebarkan memori dimana mana. Dan begini jadinya bila penyuka drama Korea romance naik gunung. Saranghae...*cekrek!



Jalanan menanjak terlihat menantang di depan kita. Yah, namanya juga naik gunung, kalau jalannya turun ya namanya turun gunung. Kalau naik saja belum gimana bisa turun.

jalannya menanjak teruuuus




dadah dulu sama kamera


9.04 AM

Kata yanta, bila kita sudah sampai di daerah vegetasi, bukan hutan hutan lagi, itu tandanya kita sudah menempuh setengah perjalanan. Di sisi titian tangga –menujusurga- itu, Alloh menghidangkan lembaran pemandangan yang subhanalloh sekali. Alloh Maha Cantik! Hanya saja, karena waktu itu kabut berarak arak, kita susah mendapati gambaran kota, sawah, rumah rumah dari atas lereng itu.

Titian tangga berkabut

tangga bertepi jurang




ini sarung tangan saya




9.21 AM

Kita semakin ke atas, dan menaiki bukit kecil di atas. Sumpah di tengah tengah perjalanan, apalagi di titian ribuan tangga terjal itu waduh, nggak nyangka banget bisa pada akhirnya menginjakkan kaki di puncak gunung Andong. Saya sangat pemula dan tidak tahu apa apa. Dan Alhamdulillah karena Alloh Maha Baik, saya bisa mendaki dengan semangat yang terus meletup letup, walau keringat mengucur menganak pinak.
Sampailah di bukit kecil di atas gunung Andong.

 Dan ternyata, di sana juga disediakan seperti rumah kecil berisi tikar tikar. Untuk pendaki yang tidak membawa tenda, bisa menginap di sana. Juga, ada tungku yang disediakan ‘alam’.

Bukan, ini bukan akhir perjalanan kita. Masih ada sekitar 1/2 perjalanan lagi. Dan itu, waduuuh, sungguh benar benar menantang dan daebak sekali. Tidak hanya mendesain hidup bermiliaran umat manusia dan mendesain bagaimana radar neptunus saling menemukan tulang rusuk antar anak manusia, Alloh juga maha designer kecantikan alam yang tidak tertandingi oleh apapun. Pertama kalinya saya melihat dengan bola mata saya sendiri betapa indahnya lereng gunung, betapa indahnya hamparan kota yang terlihat dari atas awan. Sebelumnya, dulu, saya hanya bisa melihat Mbak reporter Jejak Petualang di TV7 melaporkan bagaimana rasanya naik gunung.

“Ya Pemirsa sekarang saya sudah sampai di camp ke 5, dan saya beserta kru lainnya akan mendirikan tenda. Di sini pemandangan sangat luar biasa, dan kita akan mendirikan tenda di pinggir danau. Suhu menunjukkan 10 derajat celcius saja.” Lalu Mbaknya makan mie bareng bareng dengan meneguk kopi hitam pekat sembari bercandan dengan para kru.

Sayanya ndomblong sambil garuk garuk layar televisi.

Benang merah.

Kita akan segera menaiki puncak Andong, ngesot di ‘geger sapi’ yang diapit oleh tebing tak berujung dan kabut yang bak kertas kado. Begitu kertas kado tersibak, lhaaaaaa.....alamak Subhanalloh Allohu Akbar!

-to be continued-
Wassalam
Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. kalo aku lihat teman kamu yang namanya Yanta...
    mukanya gak datar kok...setidaknya masih ada mata,hidung,mulut.. :D

    memang sebaiknya kamu jangan mendaki pakai rok mey..jangan...

    jadi..seksian mana gunung merbabu sama julia perez hayooo??hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. owh iya juga ya Rit..@.@

      iya bener, belum expert pake rok soalnya..

      gunung Merbabu dong, haha..seksinya itu elegant dia..haha

      Hapus
  2. ya ampun ya ampun, itu Yanta beneran pernah ndaki sendirian jiwanya benar benar deh ya, hhmmm sayang bgt di Riau gak ada gunung, jdi gak bisa ngerasain kyk gtu, hhmm kmu cwek sndrian, kerreennn ↖(^▽^)↗

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya. hehehehe...oh Riau ga ada gunung ya?? baru tau aku..@.@ sini main ke Jawa Va..banyak gunung di sini..hehehehe :)

      Hapus
  3. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
    itu foto fotonya bagus banget

    BalasHapus
  4. iya, fotografernya keren bnaget tuh! kasilnya cantik semua. jd pngen deh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya emang, sini main Jawa Vas, tapi UAN duluuu..hehehe

      Hapus
  5. hahaha kyknya yang pake atribut lengkap drimu deh sep ...
    mulai dari jaket, syal, sampe sarung tangan . hehehhee.

    ayo sep posting yang ke2 nyah !

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya seph, namanya juga wanita..aku khan sukanya well-prepared. hehehe

      Hapus
  6. Mbk... Mbk...
    Bisa minta rutenya enggak? kalo misalkan dari Kopeng?

    keliatanya menarik kalo bisa kesana,
    itu kira2 kalo pemula jarak tempuhnya berapa jam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masnya rumahnya mana emang?? Uhm..Ga begitu tau sih, tapi pokoknya ke daerah Ngablak, itu ada di daerah Desa Srigading, Kab. Magelang...

      iya, ini worthwhile banget deh! Bagus!!
      Uhm, aku kemarin 2,5 jam itu jalannya udah santai banget..turunnya malah sekitar sejam an aja karena rutenya langsung ke bawah, ga melewati geger sapinya lagi :)

      Hapus
  7. hahaha hidungx teman2 kamu itu kembang kembing kayaknya gara2 waktu naik gunung enggak mandi jadi makin sesak nafas semua haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. kembang kempis Bang Rinem! hahaha,,,,hmm..apa iyaaaa...masaaaaaa....:p

      Hapus
  8. Sumpah, keren abis . Ngaak boong bagus banget pemandangannya
    Aaaaarghtttt...... mau ..

    muka yanta, kok kaya banyak utang gitu yah , tapi cool sih

    Di tunggu kelanjutannya :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, makasih kk Ridwan!! iya emang keren banget pemandangannya apalagi kalo dilihat langsung!!! Subhanalloh banget.

      hahaha, okeeeee:D

      Hapus
  9. Magelang yaaa? Aku sering ke magelang loh. Ke rumah nenek. Ehm, rumah nenekku itu di lereng gunuuung. gunuuung merbabu kalo nggak salah. dari rumah nenekku keliatan gunung merapi, telomoyo, sindong, apalagi yaa, kayaknya banyak deh.
    Tapi aku nggak pernah naik-naik gunung gitu. seru kali ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya di magelang...
      wah, aku jadi kamu mendaki gunung merbabu tuuh..enak gitu kayaknya di lereng gunung :D

      Hapus
  10. mbaknya enak banget ya..
    jalan-jalan mulu jadi kepengen..

    BalasHapus
  11. kayaknya gunung ini,kurang terkenal buat mendaki ya..rata2 bnyak ke merbabu..tapi keren kok..

    pngen nyoba naik gunung yg di pulau jawa jga ne..hehe

    BalasHapus
  12. Mbak,kalo aku dari salatiga rutenya gimana yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari Salatiga ke daerah Kopeng, Ngablak di desa Srigading gitu...

      Hapus