Tulisan Pertama di Australia

Hi!

Akhirnya aku nulis juga! Ini adalah kali pertama aku nulis sejak aku tinggal di Australia dari Maret 2023. Harusnya kan tinggal di negara lain jadi semangat nulis karena nemu hal yang baru ya. Lha ini kok malah baru nulis.

Well, a lot of things happened. Kejutan dari Allah kadang memang nggak main main. Tapi aku nggak akan ngomongin kejutan yang itu. Kali ini aku mau ngomongin tentang sesuatu yang bisa diambil hikmahnya saja. Karena kejutan yang itu sampai sekarang aku pun masih bergumul dalam kubangan.

Sejak tinggal di sini, banyak hal yang berubah dari diriku. Pertama kali, jelas culture shock. Yang biasanya kemana mana lihatnya orang yang 'serupa' dengan kita, tapi awal awal ke shopping centre atau pergi kemanapun lihatnya bule dan orang orang dari berbagai negara lain. 

"Eh mau kemana budhe?"

"Owh nggeh monggo..."

berganti menjadi,

"Sorry.."

papasan sama orang,

"Sorry.."

ngeduluin orang, 

"Sorry"

Iyes berasa kayak Lebaran ya gaes. Tapi memang orang sini sangat mudah mengucap kata maaf dimana pun dan kapanpun.

"How is it going?"

"How are you?"

dan lain sebagainya.

Kayak sekarang ini aku lagi nulis sambil makan cheese cake dan minum kopi di sebuah kafe di Pasadena Foodland, namanya. Dalam misi, menunggu anak sekolah.

Aku duduk di sebuah kursi kayu berkursi empat yang berjajar tepat di samping kaca yang memisahkan cafe dengan koridor mall. Tepat di depanku ada dua pasang elderly yang sedang bercakap sambil menyesap kopi. Begitu pula dengan kursi di samping kanan yang dihuni oleh beberapa elderly. Aku satu satunya sendiri. Dan memang ini me-time mindful yang aku tunggu tunggu setiap minggu. 

And as usual, all bules are around me.

Tapi, tinggal di sini mengajarkanku untuk menjalani hidup sebaik baiknya setiap hari. Aku ngerasa hidupku di sini ini limited, waktunya terbatas. Aku pingin bisa melakukan banyak hal yang bisa aku lakukan mumpung di sini.

Aku mulai bikin video pembelajaran dengan background public places di sini, aku mengembangkan Quanta semaksimal yang aku bisa, dan aku bekerja sebagai tukang cuci piring di sini. Selain cuan yang sangat lumayan, juga aku bisa dapat listening session 3 SKS.

"Emang ngerti mereka ngomong apa?"

Sementara ini enggak gaes. I mean, masih berprogress. Kayak kemarin ada salah satu chef panggil namaku.

"Miki, bjdsgdfuyegfjhdbchbc bucket jsbdyegwfybdjhbcgdcy"

yah, yang ketangkep di otak cuman bucket guys. Bucketnya diapain? Yang mana? Pening kali.

Beneran, aksen Australia sungguh susah dipahami.

But, I'll just push myself harder and harder. Kita nggak pernah tahu sejauh apa kita bisa melangkah kalau nggak paksa jalan.  

"Don't take everything for granted."

Lesson learned lain yang aku pelajari di sini. Tak semua milikmu bisa selamanya menjadi milikmu. Jadi selama bisa dijangkau, dan ada di depan mata. Lakukan yang terbaik saja.

Dan justru hidup di sini mengajarkanku untuk bisa menghargai diriku sendiri. Kemudahan membeli apapun yang dibutuhkan di sini aku manfaatkan sebaik baiknya. Aku beli apapun yang aku pikir aku butuh. Self reward, I said. 

Dan hidup di sini membuatku sadar betapa Allah Maha Baik memberiku kesempatan untuk mengecap pengalaman berharga dengan segala pembelajarannya. 

Allah mendorongku untuk menjadi pribadi yang lebih kuat, pribadi yang lebih tangguh, yang tahu bahwa kita harus hope for the best and prepare for the worst. Yang kemudian bisa diaplikasikan di segala kondisi kehidupan,

I am grateful. I feel content. I feel enough. Dan aku ingin menularkan vibe itu untuk teman teman di manapun kalian berada. Well, karena Quanta sudah punya website sendiri nanti Januari jadi blog ini kembali kepadaku seutuhnya.

InsyaAllah aku akan terus menulis yaaaa. Apapun yang sedang kita jalani, belum tentu bisa kita kembali jalani di kemudian hari. Apa yang sedang kita perjuangkan hari ini bisa jadi berhasil di kemudian hari. Dan apapun yang sedang kita kerjakan, semangattt teman teman..

Keep writing, keep shining!