MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

MENTORSHIP PEKAN KELIMA : FALSE CELEBRATION AND DEVIL'S ADVOCATE

MENTORSHIP PEKAN KELIMA : FALSE CELEBRATION AND DEVIL'S ADVOCATE
Add Comments
Senin, 27 Juni 2022

Alhamdulillah sudah sampai ke Mentorship Pekan ke-5 dan alhamdulillah juga masih semangat bersama dengan Mentor dan Menteeku tercinta ini. Nah, di Pekan ke-5 ini ada 3 hal yang ingin aku jawab, terkait dengan apa yang Magika sampaikan di videonya. Yaitu, ada false celebration, 360 degrees feedback dan Devil's Advocate.


FALSE CELEBRATION BERSAMA MENTOR

Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan mentor di zoom meeting, dan saya langsung mengakui kesalahan saya selama ini saat mengerjakan target atau tantangan yang sudah disepakati di Minggu Pertama. Yup, saya mengungkapkan kalau saya selalu mempunyai ketakutan untuk bisa memulai hal yang baru. Alih alih segera memulainya, saya selalu menyibukkan dengan hal lain dan menunda nunda. Target saya masih stuck di pencarian literature review.

Alhamdulillah mentorku memberikan beberapa feedback, seperti : besarkan niat dan mencicil tantangan yang ditakuti. Anggaplah sehari baca saja 1 jurnal dan mencatatnya di lembar yang sudah disiapkan. Kedua, rekam ide yang aku punya dengan HP. Ide bisa datang kapan saja khan, dan supaya saat sudah siap duduk dan mengerjakan, aku sudah punya beberapa ide yang sudah aku rekam sebelumnya. Ketiga, fokus pada tugas dan bukan justru scroll yang lainnya.

Sedangkan untuk Devil's Advocate, mba Dinda menjelaskan bahwa topik penelitianyang akan menjadi topik tulisanku ini sangat spesifik, bbersifat studi kasus, dimana bisa jadi efektif di lembaga kursusku, namun kurang efektif di kursus Bahasa Inggris yang lainnya.

Terimakasih banyak mba Dinda, benar benar memberikan insight dan inspirasi untuk terus berkomitmen menghasilkan sebuah karya nanti.

FALSE CELEBRATION DAN DEVIL'S ADVOCATE BERSAMA MENTEE

Nah, sedangkan bersama menteeku yang selalu semangat, Mba Okta, beliau menjelaskan bahwa kesalahan atau tantangan dari dalam dirinya saat membuat menu dan mengerjakan bersama anaknya adalah terkadang melenceng dari menu belajar yang sudah beliau buat. Selain itu, anaknya juga terkadang tidak ingin mengerjakan apa yang sudah disiapkan sebelumnya, sehingga beralih permainan yang lain.

Namun, menurut ku hal semacam ini memang normal terjadi. Itu mengapa, sebagai Ibu kita memang harus lower our expectation dan selalu mempunya back-up plan atau plan B. Menu belajar yang dibuat memang terkadang melenceng dan hasilnya tidak selalu dengan yang kita harapkan, tetapi dari situ kita bisa belajar untuk persiapan selanjutnya.

Juga, selain menjelaskan tentang beberapa tips mengajar Bahasa Inggris pada anak, aku menyarankan mbak Okta untuk aktif memgikuti komunitas yang bisa membantu beliau menyusun menu belajar dan mengajar bahasa ( khususnya bahasa Inggris ), sehingga Ibu dan anak bisa sama sama belajar.

Devil's Advocate yang aku coba sampaikan pada Mbak Okta adalah tentang bahasa yang bisa jadi kesulitan tersendiri untuk anak saat kita mengajarkan bahasa asing pada anak dimana anak sendiri pun belum lancar berbahasa Indonesia. Lalu, kita sama sama berdiskusi tentang hal ini.

Wah, memang menyenangkan sekali bisa mengenal Mbak Okta dan Mba Dinda ini. Bisa sama sama belajar dan tumbuh. Semoga di kesempatan berikutnya kita bisa bertemu lagi ya Mba..


Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)