Minum kopi di mall mah udah biasa. Atau minum kopi di rest
area juga udah biasa. Sekarang yang lagi hits minum kopi take-away dengan macam
macam judul kopinya juga udah menjamur dan bisa dibilang biasa. Eh kalau minum
kopi di tepi lereng mana hawa dingin dengan disuguhi pemandangan eksotis nan
bikin hati adem dari ketinggian, itu baru luar biasa!
Kalau mau sensasi luar biasa ini, datang yuk ke Hillside
Cafe, Dusun Gertas Desa Brongkol Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Kopinya
pun spesial karena seluruh kopi yang tersedia di sini merupakan hasil panen
petani setempat yang diracik dan di-packing oleh masyarkatnya juga. Dan kopi
yang paling terkenal di sini adalah kopi robusta spesial bernama kopi lanang.
Apa itu kopi lanang?
--
Beberapa waktu lalu, aku dan suami menyempatkan diri untuk
datang ke Lereng Kelir sore sore. Kami lihat di Google, lereng Kelir itu bagus
bangettttt gaes. Pemandangan yang disuguhkan dari ketinggian itu indah banget
dan bikin hati adem. Rencananya emang kami ingin pacaran sejenak di sana ssore
sore setelah menitipkan Julio pada Utinya. Hahaha..
Source : dhanursubuyar.com |
Etapi ternyata sore itu Lereng kelir sudah ditutup untuk
wisatawan karena memang medan untuk bisa berada di puncak sana memakan waktu
agak lama dengan berjalan kaki. Dan jadilah kami mampir ke cafe ciamik yang
bisa mengobati kekecewaan kami ini.
Cafe ini berada di sebuah tikungan yang persis menghadap ke
pemandangan indah yang ada di bawahnya. Kayak emang berada benar benar di
tepian lereng gitu gaes. Jadi begitu kita mendekati pembatas area kafe, kita
bisa memandang pemandangan dengan leluasa dari ujung ke ujung. Hawa yang dingin
juga bikin kami cepet cepet bisa menyeruput kopi panas.
Tempatnya didominasi furnitur kayu yang menambah sentuhan
alami. Menyatu dengan alam banget! Kita bisa nih memesan dan minum kopi di bar
sambil melihat proses peracikan kopinya sambil tanya tanya macam kita nih atau
menunggu di gazebo yang ada di halaman kafe. Yapp! Cafe ini mengusung konsep
outdoor cafe secara pemandangan di sisi kirinya keren abis. Apalagi bagi temen
temen yang mau main ayunan sambil lihat pemandangan juga bisa banget!
Kumpul bareng temen sambil ngopi di gazebo ini seru banget ya! |
Ayunan menghadap pemandangan super ciamik juga bisa. Syahdu nih buat pacaran! |
Coffee bar nya nih. |
Batas area cafe yang langsung berhadapan dengan pemandangan indah! |
Begitu sampai kami langsung bertanya tentang jenis jenis
kopi sebelum memesannya. Soal harga, jangan ditanya. Beda jauuuuh dengan kopi
bersedotan hijau itu tapi rasanya nendang bangettt!!
Akhirnya setelah bertanya perbedaan antara tubruk, V60 dan
vietnam, aku memutuskan untuk memesan kopi Robusta Kerinci vietnam seharga 16K
sedangkan pace memesan Robusta fully-washed Lereng kelir V60 seharga 12K.
Seingat aku nih, kalau kopi tubruk itu masih dengan ampas ampasnya, kalau yang
V60 itu udah nggak berampas, sedangkan yang jenis Vietnam itu dicampur susu.
Kopi ku jelas mantul karena ada sensasi manis creamy dari susunya. Sedangkan
punya pace lebih pahit dengan wangi kopi yang lebih kuat.
Mas peracik kopi |
Robusta Kerinci Vietnam |
Robusta Fully-washed V60 |
Selain minum kopi, teman teman juga bisa memesan makanan
atau snack di sini. Karena aku suka lapar padahal di rumah udah makan, akhirnya
aku pesan ayam geprek di sini. Well, soal rasa sih B aja ya buat makanannya
tapi kalau kopi mah juara.
Kurang lengkap nih mampir ngopi di sini kalau nggak bawa
pulang produk kopi spesial dari sini. Akhirnya kami beli beberapa kopi lanang
lereng Kelir untuk oleh oleh. Beberapa di antaranya juga dibawa Pace ke
Australia, lho!
Lalu, apa sih kopi lanang itu? Se-spesial apa sih kopi itu?
Dilansir dari Kompas.com, kopi lanang atau kopi jantan itu dalam satu buah hanya ada satu biji kopi. Namun menempel atau dempet, ibaratnya kembar siam. Padahal struktur kopi pada umumnya mempunya dua biji kopi karena kopi memang tanaman dikotil. Nah, Karena tumbuh berbeda, biji kopi lanang akhirnya memiliki rasa yang lebih kuat daripada biji kopi biasa. Karena biji kopi lanang ini yang harusnya tumbuh dua, justru jadi satu sehingga menyerap lebih banyak dan otomatis rasanya lebih kuat, dianggap cocok untuk laki-laki. Dari segi rasa biji kopi lanang sedikit lebih kental, namun tak signifikan. Makanya dinamakan kopi lanang yang dalam Bahasa Indonesia lanang itu berarti pria. Kopi lanang ini juga disebut peaberry.
Begitu, teman teman.
Akhirnya, karena maghrib segera tiba kami pun harus menuruni
lereng dan pulang. FYI, jarak antara jalan kabupaten Semarang-Magelang dengan
puncak Kelir ini cukup jauh dengan medan yang meliuk liuk dan terjal lho. Jadi
kalau mau ke sini siapkan motor/mobil yang prima ya, teman teman.
Ah, kapan kapan pingin banget bisa nyobain kopi di Pondok
Kopi Umbul Sidomukti, Bandungan bareng Pace.
mbaaaaa, kok lucuuuuk tempat ngopinya :D. serius iih, aku pgn bnaget ngopi di tempat gini, sambil liat view bagus, trus tempatnya dingiiiin. walopun ini kopi pasti jd cepet dingin juga :D.
BalasHapusaku tuh sbnrnya bukan penggila kopi. minum kopi juga hanya kadang2, itupun hrs pake susu :p. ga bisa kalo kopi yg hitam gt. makanya aku lbh nyari suasana kalo minum kopi, drpd rasa :D.
Viewnya keren. Pasti adem. Pas banget ada kopi yang hits disitu. Menghangatkan suasana juga pasti.
BalasHapuswih pemandangannya asri banget nih
BalasHapusTempat dan pemandangannya keren banget. Cocok banget buat tempat ngopi dan pacaran dengan pasangan yang sah. Romantisssss.
BalasHapusTempatnya keren mba, mirip dengan cafe lereng anteng kalau di bandung. Kapan kapam kalau ke semarang ingin juga main ke cafe ini
BalasHapusHem...suka banget klo ngopi2 ya Mbak? Btw, cafenya keren banget. Di Malang ada juga kopi Lanang, suamiku suka dan yang meracik kopinya daku sendiri.
BalasHapusMenikmati kopi sepaket dengan view amazingnya, ini benar-benar luar biasa
BalasHapusBandungan, Semarang....aaaah, kangen tempat itu. Dulu ke sana belum eksplor semua. Jadi kangen jalan-jalan.
BalasHapusPemandangannya bagus banget ya, bisa jadi referensi kalau k semarang. Harganya juga murah, cocok buat minum cantik sambil menikmati pemandangan. Thanks infonya
BalasHapusBaru membayangkan aja sudah asik, apalagi seperti saya yg suka ngopi pasti asik ngopi di lereng bukit.
BalasHapusSaya masih penasaran dg kopi lanang, sialnya belum pernah merasakan mungkin yg minum lebih jantan kali ya hahaha
Betah deh kayaknya ngopi disitu, Mbak. Sambil bawa buku kayaknya cocok. Hehehe
BalasHapusWah baru tau kalau di Semarang ada kedai kopi menarik macam begini, mau mampir aaah kalau ke Semarang
BalasHapusAku ini sebenernya ga bisa minum kopi & suka gemetaran klo habis minum. Tapi klo liat kedai kopi gitu rasanya ya pengen coba lagi hehehee...
BalasHapusWah,aku jadi mau ke Lereng Kelir,kenapa namanya gitu ya? Hihi. Apakah karena pemandangannya kaya lukisan? Hehe. Kopi dari petani Indonesia tuh emang lebih top,makasih ya sudah mau mengenalkan sampai ke Australia :).
BalasHapusSambil menyesap kopi dan menimakmati pemandangan indah di sana bareng pasangan, duh pastinya romantis banget nih. Suasananya juga kelihatan adem ya Mbak.
BalasHapusSebagai pecinta kopi & punya mimpi ke Semarang, tulisan Mbak ini beneran bikin mupeng, hehe.
BalasHapusKalau Kopi Lanang sih di sini juga ada. Entahlah apa cita rasanya bakalan ada bedanya dg yg dijual di kafe ini. Perlu dibuktikan sendiri, hehe
gazebo nya bagus deh... apalagi ayunan full kayu begitu. anak2 pasti suka dan gak minta buru2 pulang. saya pesannya kopi vietnam aja, ada susunya
BalasHapusAh... dapat info baru, kopi lanang. Ini mengingatkan saya pada pepaya atau kates lanang yang pohonnya hanya menghasilkan bunga tanpa buah. Atau, pohon klengkeng yang harus sepasang supaya bisa menghasilkan buah. Ayah saya pernah menanam, tapi nggak bisa berbuah,.hmm.. jangan-jangan itu klengkeng lanang semua ya? Hihi
BalasHapus