MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

Syarat dan Cara Membuat Paspor Anak 2019

Syarat dan Cara Membuat Paspor Anak 2019
Add Comments
Sabtu, 16 Maret 2019


Proses bikin paspor di kantor Imigrasi itu identik dengan nunggu, bosen, repot, hectic, ramai dan rasa nggak enak lainnya. Apalagi kalau ngajak anak, atau bahkan bikin paspor buat anak. Apa jadinya? Tapi, itu dulu. Sekarang, bikin paspor nggak pake ribet dan antri lama lho karena bisa ambil antrian online dan tinggal datang sesuai jadwal. Plus ada antrian prioritas untuk anak anak, jadi Julio nggak pake nunggu. Terus, apa aja sih syarat pengajuan passpor bayi dan bagaimana cara membuat passpor bayi?

Alhamdulillah beberapa waktu lalu, saya bersama Pace dan Julio (plus keluarga besar yang ikut mengantar udah macam piknik hihi) akhirnya bisa membuat paspor untuk Julio. Walaupun kami sempat salah alamat ke Unit Pelayanan Baru Kompleks Gedung Manunggal Jati, Pedurungan tapi begitu kami kembali ke gedung yang benar, yaitu Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Semarang, Siliwangi semua proses alhamdulillah berjalan begitu lancar dan super cepat. Semua ini berkat antrian online pengajuan paspor yang sudah kami daftar sebelumnya.


Ah, jadi ingat saat saya berniat membuat paspor beberapa tahun lalu. Apakah saya waktu itu sudah punya plan mau jalan ke luar negeri? Oh tentu...TIDAK! Hahaha...Tapi saya yakin dan percaya, begitu bikin paspor, pasti Alloh tunjukkan jalan untuk bisa jalan jalan ke luar negeri. Dan terbukti!!

Baca juga yuk!
Kunjungan Singkat Kuala Lumpur Galery City, Malaysia
Mengagumi Pesona Twin Tower di Malam Hari - KLCC, Malaysia 
Menyaksikan Kemegahan Twin Tower di KLCC, Malaysia


Tapi, sebelum saya share cara mendaftar antrian online, apa saja sih dokumen yang harus kita persiapkan untuk si kecil?

Syarat pembuatan paspor anak 

  1. Akta ( asli dan fotokopi 1 buah di kertas A4)
  2. KTP Ayah dan Ibu ( asli dan fotokopi KTP Ayah dan Ibu yang digabung di satu halaman A4, berdampingan)
  3. KK (asli dan fotokopi 1 buah di A4)
  4. Buku Nikah ayah-ibu ( asli; bawa saja salah satu tidak perlu dua duanya; dan fotokopi 1 buah di A4)
  5. Paspor lama ayah dan ibu ( asli dan fotokopi paspor ayah dan ibu yang digabung di satu halaman A4, berdampingan)
  6. Mengisi 2 formulir yang disediakan di kantor Imigrasi
  7. 1 formulir pernyataan orang tua khusus untuk pengajuan paspor anak yang bisa dibeli di tempat fotokopi kantor Imigrasi
  8. Materai 6000
Dokumen nomor 1 sampai 5 harus banget dipersiapkan dari rumah ya, dears. Kemarin kami sempat was was nih karena KTP saya dan Pace beda domisili. Dengan keadaan Pace yang masih kuliah di luar negeri, tidak mungkin kami harus ke Merauke untuk mengurus kepindahan. Jadinya, Julio diikutkan ke KK orang tua saya untuk pengurusan akta. FYI, mengurus Akta juga dibutuhkan KK ya...

Untungnya saat kami bertanya kepada pegawai kantor, hal ini tidak jadi masalah selama kami memiliki buku nikah dan terbukti sah. Jadi, untuk teman teman yang belum mempunyai KK sendiri karena terkendala domisili di KTP yang berbeda, nggak perlu cemas ya. Setelah semua dokumen dirasa siap, kami langsung mendaftar antrian online. Dan sepertinya memang diwajibkan untuk mendaftar online terlebih dahulu demi mengantisipasi jumlah pendaftar yang membludak dan waktu kedatangan yang tidak merata. Dengan antrian online ini maka akan ada kuota di masing masing hari dan jamnya. Kita nggak capek nunggu dan para pegawai kantor juga nggak capek kerja. A win win solution!

Daftar antrian imigrasi online ini bisa dilakukan dengan tiga cara dears, menggunakan aplikasi Android, melalui website dan Whatsapp.

Cara mendaftar antrian imigrasi online melalui Aplikasi :

Aplikasi Antrean Online Paspor
Sumber : Akun twitter @ditjen_imigrasi
  1. Download aplikasi di Play Store dengan keyword “Layanan Paspor Online” 
  2. Lakukan pendaftaran di Aplikasi dengan mengisi form secara lengkap.
  3. Saat mendaftar kemarin, saya memakai nama dan nomor HP saya untuk registrasi. Ingat, satu nomor HP hanya bisa untuk satu akun registrasi ya.
  4. Setelah melakukan registrasi, kita bisa LOG IN menggunakan username dan password yang kita tentukan sebelumnya. 
  5. Memilih tempat pengajuan paspor  
  6. Memilih tanggal dengan kuota yang belum penuh. Kemarin karena hari Senin kuota pengajuan sudah penuh, akhirnya kami memilih hari Selasa jam 8.00.
  7. Isi data pemohon secara lengkap. Satu akun bisa mendaftarkan lima pemohon sekaligus, dears. Hanya saja pemohon 1 HARUS pemilik akun registrasi. Saya mencoba ganti nama di kolom data tetapi sudah otomatis terisi dengan nama saya dan tidak bisa diganti. Jadilah saya memasukkan Julio sebagai pemohon ke-2. Lalu, bagaimana dengan pemohon 1, yaitu saya? Saya hanya mendaftar online tanpa mendaftar di kantor Imigrasi karena sudah punya paspor.
  8. Begitu semua data terisi dan berhasil, kita akan mendapat bukti pendaftaran berisi NIK, Nama pemohon, Tempat pengajuan, waktu pengajuan dan kode booking. Jangan sampai membatalkan permohonan atau tidak datang karena kita hanya bisa mengajukan permohonan lagi sebulan setelahnya. Kalau keburu mau pergi kan bisa repot, dears! 

Begitu tanggal dan jam sudah ditetapkan, bismillah kami berangkaaaaat!

Alur/Proses pengajuan paspor anak :

1. Kami mendatangi meja pelayanan untuk mengambil nomor antrian. Kok ambil lagi? YES! Oleh petugas kita akan ditanya dapat antrian online untuk jam berapa. Karena saat kami datang sudah pukul 10, maka kami langsung diberi nomor antrian. Nah, kalau misalnya kalian datang pukul 10, sedangkan jam di antrian online kalian pukul 11, maka kalian harus menunggu sampai pukul 11 dulu. Begitu kira kira. 

2. Selagi kami menunggu untuk pemeriksaan dokumen, kami harus mengisi dua formulir yang diberikan oleh petugas tadi. Biar cepat, WAJIB banget bawa pen sendiri ya. Saking well-organized nya kami, saya dan pace sampai bawa pen sendiri sendiri. Padahal yang nulis semua formulir saya. Haha. Plus kami harus membeli satu formulir Pernyataan Orang Tua khusus untuk pemohon paspor yang masih anak anak (Batasnya 17 tahun dan belum menikah kalau nggak salah, ya). Jangan lupa kita juga harus menyiapkan materai 6.000 ya.

3. Tunggu sampai antrian kita dipanggil. Dengan sistem antrian online ini kita jadi nggak harus nunggu lama. Cukup 10 menit saja kami sudah dipanggil dan kelengkapan dokumen kami dicek satu per satu. Alhamdulillah, Julio lolos!! Plus kami harus menunjukkan kode booking dari antrian online kami tadi untuk mendapatkan antrian test interview dan Foto. 


4. Nah, karena Julio masih bayi, kami mendapatkan antrian prioritas berkode A. Kata pak satpam, batas usia anak yang mendapatkan antrian prioritas adalah empat tahun saja. Artinya, kalau sudah lebih dari empat tahun harus antri biasa. Alhamdulillahnya lagi, begitu kami dapat nomor antrian, eh langsung masuk deh tanpa antri. Hihi..Total ada 7 meja petugas untuk melayani test interview plus foto. Kami dapat meja petugas nomor 7. Begitu kami menyerahkan berkas di map (Jangan lupa untuk mengisi data di sampulnya ya) kami langsung ditanya tentang tujuan membuat paspor.
“Mau diajak kemana nih pak?”“Mau diajak ke Australia pak, karena saya melanjutkan studi S2 di sana.”
Yes, interview anak kira kira hanya sesimpel itu saja tanpa diinterogasi macam macam. Selesai mengecek kembali kelengkapan data data, ini saatnya Julio difoto.

Dan drama pun dimulai.
Saya harus memegang Julio sedemikian rupa sampai saya tidak keliatan di foto. Jadi, saya angkat Julio di pinggangnya begitu dan Julio harus menghadap kamera. And this is the real challenge for me! Kalau yang foto Ayahnya sih sering bisa hadap kamera, tapi karena kali ini difoto orang asing, Julio susah sekali hadap ke kamera. Dan malah mulai rewel!

Akhirnya Pace turun tangan dan dia yang bertugas memegang Julio, sedangkan saya yang bertugas mengarahkan pandangan ke kamera. Saya berdiri di belakang bapak petugas dan mulai menyanyi dan tepuk tangan. Hahahaha...

And DONE!! Akhirnya Julio bisa terfoto! Sayang, saya tidak sempat mengambil gambar proses foto melelahkan ini karena udah hectic sendiri. Tapi seru kaliiii...

5. Selesai drama berfoto, akhirnya kami mendapat kertas berisi invoice yang harus kami bayarkan. Biaya untuk paspor bayi berhalaman 48 ini sama dengan biaya paspor dewasa, yaitu Rp. 355.000. Membayarnya pun tak perlu ke ATM terdekat karena kami bisa membayar di Mobil Layanan Pos Indonesia yang sudah siap siaga di depan Kantor Imigrasi. FYI, pembayaran paspor ini bisa dilakukan di hampir seluruh Bank di Indonesia ( sepenglihatan saya di spanduk informasi yang ditempel di dinding kantor Imigrasi) 

Begitu dibayar, kami mendapatkan informasi estimasi pembuatan paspor, yaitu tiga hari. Berarti kami bisa mengambilnya di hari Jumat. Cihuyyyy! Julio punya paspor!

Karena hari Jumat itu adalah H-1 Pace kembali ke Aussie, kami memutuskan untuk mengambil di hari lain. Takutnya nanti Pace malah kecapekan. H-1 kami jadikan sebagai hari tenang saja di rumah. Udah macam mau ujian. Hahaha.. Iya, ujian hidup emang ini.

       Akhirnya, kami mengambil paspor di hari Rabu, tanpa Pace.

Kami siap mengantri!

Cara Mengambil Paspor :

  1. Ambil antrian di mesin antri. Untuk mengambil paspor ini sudah nggak ada antrian prioritas ya dears. Semuanya harus mengantri. 
  2. Persiapkan bukti pembayaran berikut pengambilan dan KTP. Karena saya yang bertanda tangan di formulir pengajuan, maka saya yang harus mengambilnya sendiri. Tapi tenang, masih tetap bisa diwakilkan dengan surat kuasa kok seandainya kita berhalangan hadir. 
  3. Setelah dipanggil, KTP dan paspor akan dicek kembali dan diserahkan.
Paspor sudah jadi. Yeayyyy...

Paspor Julio sudah jadi. Masa berlakunya lima tahun. 

Hasil foto Julio hahaha
Jujur, prosesnya nggak seribet yang saya bayangkan. Beberapa tahun yang lalu saat saya mengajukan permohonan paspor ini, saya berangkat pukul 6 dari rumah dan baru pulang pukul 4 sore. Nah sekarang, semuanya simpel dan cepat!

Yuk, segera buatin paspor untuk anak anak. Siapa tahu begitu paspor dibuat, rejeki semakin dilancarkan dan dicukupkan untuk bisa traveling ke luar negeri. Aamiiiin....



Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. Makasih Bun, ada pengalaman bikin visa sendiri juga g?

    BalasHapus
  2. Makasih mbak infonya :) aku rencana bikin passport buat anak. Membantu sekali. Tapi fotokopinya A5 bukan A4 ya sekarang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Allah maaf mbak maksutnyaa A4 sudah saya koreksi..

      Hapus
  3. ih keren bund. Mau tanya, jika nama di akta dan dokumen lainnya sperti KK dan KTp berbeda gimana? semua dokumenku sma penulisan namanya. Yg berbeda di akta saja.

    yang kedua, apakah paspor itu hanya utk liburan? apa beda dengan paspor umroh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setahun saya nggak boleh beda bund, harus disamain dlu..
      Sama kali ya, kurang tau Juga nih bun..

      Hapus
  4. Wah simpan dulu nih. Nanti buat referensi kalau mau jalan-jalan ke luar negeri atau umrah aamiin ☺

    BalasHapus
  5. Masyaallah lucu banget fotonya.

    Beberapa waktu lalu saya ikut suami ke kantor imigrasi buat bikin paspor, karena suami mau ada perjalanan ke Malaysia, saya yang penasaran minta ikut kesana juga, kalo bisa mau bikin juga.
    Padahal sama kayak mba Meyke awalnya, baru mau bikin aja, gak tau mau kemana, hahah

    BalasHapus
  6. jadi ingat pasporku juga udah habis masa berlakunya nih.
    Anak-anak malah belum ada yang dibuatin paspor, hihihih.
    padahal emaknya dulu iseng aja buat paspor eehh beneran lho Mbak, ada aja jalan Allah untuk kabulkan keinginan jalan-jalan keluar Negeri itu bisa terlaksana, hihihih.

    yaaahh, itu aplikasinya blm bisa dipake di Kotaku, belum ada Kendari di list itu, huhuh, jadi harus ngantri doong ini :/

    ekspresi Julio lucuu deh Mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya subhanallah ya mbak, yg pnting yakin dan buat InshaAllah dimudahkan jalannya hihi

      Owalah, iya mbak antri dlu ya

      Hapus
  7. Wow.good info.
    Sy gak kepikiran bikin pasport buat anak..😀
    Blm pernah pergi2 naik pesawat soalnya anaknya😅😅
    Tp perlu juga y untuk persiapan

    BalasHapus
  8. Lengkap banget ulasannya Mbak. Semoga bisa membantu banyak orang. Saya juga pernah ngalami ada dokumen yang kurang saat sudah tiba di kantor imigrasi ... Padahal jarak kantor imigrasi dgn tempat tinggal kami lumayan jauh (sekitar 2jam perjalanan).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah sama sya Juga 2 jam an jdi harus semua di siapkan secara matang

      Hapus
  9. Jadi ingat waktu buatkan si kecil passport anak. Saat itu usianya baru 7 hari dan kami menguruskan passport di KBRI Kuala Lumpur. Yang paling ribet adalah saat mengambil gambar. Harus beberapa kali dilakukan sebelum gambarnya memenuhi standar yang diinginkan. Btw, selamat ya baby Julio, udah ada passportnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh keren kali baru seminggu udah dapet paspor ya mbak.. Itu dia drama pengambilan Fotonyaa yg paling susah

      Hapus
  10. Wah asyiik ya baby Julio sudah punya passport. Liat fotonya lucu banget, gemes deh. Btw postingannya bermanfaat banget nih, Mbak. Jadi klu saya mau bikin passport dan bingung gimana caranya tinggal buka kembali postingan ini. Thanks sudah berbagi pengalamannya ya mbak :)

    BalasHapus
  11. Halo Julio.. Keren potonya.. Baru teringat nih mba.. Pasport anak SMA expired huhu

    BalasHapus
  12. Skrg anak2 sdh bisa urus passport sendiri. Bhkn skrg justru mrk yg ingatkan kl masa berlakunya ssh habis

    BalasHapus
  13. Makasih sharenya mba, nanti kalau dah punya suami dan anak mudah2an bisa umroh bareng, aamiin

    BalasHapus
  14. julio lucu ih fotonya..sepertinya ini ekspresi kebingungan kenapa bunda tepuk tangan di belakang bapak asing di depan aku itu ya..hehehe..selamat travelling julio

    BalasHapus