Aku...
Menapaki tangga dengan
lantai yang terus berkicau
Sampai pada kebun dengan
gesekan daun ilalang yang mengirim beribu tanya
Dengan angin yang
menghembuskan sejuta asa
Lihat, mentari berkilatan
karena menginginkan jawab
Bunga menemukan benang
sari atas putik yang terus mencari
Aku telah sampai di
sini..
Pohon pisang bertunas
satu dan lebah tengah mengolah madu
Bunga Desember menjadi
banyak dan bahkan seekor ayam beranak pinak
Kacang hijau berkecambah
tak peduli ada hati yang tengah bernanah
Aku telah sampai di
sini..
Bunga teratai, bunga
anggrek dan serumpun bunga lily mengulum senyum
Bertautan tak ingin pisah,
memukau terlampau indah
Bunga bangkai goyah
Aku telah sampai di
sini...
Terkepung jalinan waktu
yang terus berhitung
Tak peduli beku tak
kunjung cair
Bara tak kunjung padam
Dan luka tak kunjung
hilang
Teronggok di hingar
bingar
Dalam semua yang tengah
menggelegar
Aku menggaungkan diam
Diamku bukan berarti
emas,
Aku hendak berkemas dan
malah terhempas
Kandas dan melemas
Dan kini aku telah sampai di sini...
Aku baru melangkah di
kebun dengan kicauan burung dan bisikan ilalang
Burung, bisakah kau berkicau tentang langit yang membiru atau awan yang memutih saja?
Seperti saat dulu kita
berkalung dasi biru?
Ilalang, bisakah kau berbisik tentang betapa kuatnya kau dihempas angin buritan saja?
Seperti saat dulu kita
sering melihat drama Korea bersama?
Mereka menyodorkan jawab
dengan nada serupa,
“Kita telah sampai di sini...”
Baiklah.
Kita memang telah sampai
di sini..
Walau duri menyelimuti
tepian hati,
Kita lihat saja apa yang
akan terjadi,
NANTI.
Transyogi-Cibubur
, 22.2.2015
22:06
Fokusnya ke
BalasHapusTransyogi Cibubur. Jadi di cibubur yak?
Jadi inget mesti nonton film korea bareng dia..
BalasHapusYa, kita lihat apa yang akan terjadi. :D
BalasHapusTepi hati di selimuti duri
BalasHapussangat sakit atuh
ini pusisinya tentang sakit hati yaa :(
Gue lagi galau. Baca tulisan galau jadi galau kuadrat deh. "Kok curhat."
BalasHapusMeski telah sampai di sini. Tak jarang engkau melupakan sejenak kekesalan disala lalu. karena waktu dan asa selalu tau, bahwa kita akan bertemu. "Giman, biasa aja, ya."
Maaf, Pangeran mah, apa atuh..
Tapi keren puisinya. Mendayu-dayu.
No comment buat puisinya, diriku gak mudeng, maklum otak second, baca hal hal yang puitis cuman bikin kepalaku berasap aja hhe
BalasHapusBtw, headernya unyuh sekaleh bu guru hha
Kurang paham sama intinya, tapi kayaknya ini lagi galau-galauan :'D
BalasHapusbaiklah kita udah sampai disini.. abis itu mau ngapain? :)))
BalasHapusbagus mey puisinya, gue nggak begitu ahli dalam dunia perpuisian tapi tau lah dikit2 mah haha..