Tiang putih bersih yang
menyundul langit dengan kuncup emas yang berkilatan serupa kobaran api abadi
beralaskan cawan raksasa, perlambang semangat perjuangan para pahlawan yang berkobar kobar. Orang orang menyemut demi pemandangan Jakarta
sepenuhnya dari puncak tiang. Ahh, lihat!! Pedagang layang layang pun tak ingin
ketinggalan. Dia menerbangkan layang layang berlapis lapis di udara, lalu di
bawahnya pasangan muda mudi menikmati kibaran kertas berekor itu merajai langit
Jakarta sambil minum es potong biar ngirit. Namanya juga usaha. Dengan berbagai
modus, orang berbondong bondong melingkupi bangunan dan sekitarnya di Minggu
menjelang siang itu. Terbakar terik mentari??? Hahaha. Biarkan saja asal hati
senang!!
Terdapatlah tiga wanita
yang menjadi salah satu pengunjung bermodus yang ikut menjejali tugu. Mereka
adalah Umami, Annisa, dan Meykke alias gue. Yapp, minggu itu adalah minggu
cerah yang mengantarkan kita bertiga menikmati udara Jakarta dan melalang buana
bersama bis TransJakarta yang cuman bayar 3.500 saja.
Malam sebelumnya.....
Jam 8 Umami datang. Dia
jauh jauh dari Lombok demi sebuah kesempatan masa depan yang lebih cerah. Yakk,
Uma baru aja mengikuti interview di Jeckardah. Tiap kali Uma datang, gue
kasian. Gue kasian karena backpacknya itu beeeeuhhhh.....segede rudal. Tinggal
dikasih kuncup terus dinyalain, backpack Uma beserta Uma bisa sampai bulan.
Sejam sebelumnya gue janjian ketemu Mbak Nisa di mall depan kost. Ini adalah
ketiga kalinya gue ketemu mbak Nisa setelah sekitar dua tahun yang lalu saat
gue masih ababil gue ketemu mbak Nisa dan menjejaki pantai Sundak bersama di
Jogjakarta.
“Jadi kalian tidur
bertiga?”
Pertanyaan bagus. Iya.
Karena tamu adalah raja, mereka tidur di kasur dan gue tidur di karpet
sebelahnya. Namun, tidur nyenyak gue sedikit terganggu karena gue sering
diserang secara brutal oleh Uma. Saat gue mimpi ayunan sama mantan misalnya,
tiba tiba kepala gue ditimpuk batu. Saat gue terbangun, ternyata tangan Uma.
Saat gue mimpi ngobrol sama gebetan, tiba tiba gue sesak napas kayak iklan obat
asma scene dililitin tali. Lahh, setelah gue bangun kepala Uma dengan syahdunya
mendarat tepat di dada gue. Berat
keleuuusss... Tapi gue nggak papa, ini terjadi mungkin karena dia lelah dan dia
mulai lapar.
Paginya, kita bertiga
siap siap dan mulai melangkahkan kaki pukul 8 pagi. Lalu, apa yang akan terjadi
pada hidup kita bertiga Minggu itu, 10 November 2014??
PELIKNYA PETA
TRANSJAKARTA!
Walau pun gue yang
tinggal di Jakarta, tetapi masalah rute TransJakarta telah gue mandatkan
sepenuhnya kepada Uma. Mengapa? Karena gue nggak bisa baca peta. Sedangkan Uma
yang sudah naik turun gunung Rinjani di Lombok sana dengan bermodalkan peta
pasti sudah sangatlah mahir level advanced player. Jalan sama Uma gue berasa
jalan sama Dora. Kalau Uma adalah Dora, gue Boots dong?? Nasib!
Bahkan, saking semangat dan
niat yang berkobar tiada tara, Uma udah siap dengan peta portablenya yang dia
unduh dari Google. Jangan salahkan gue karena gue nggak bisa baca peta rute
TransJakarta ya karena ini sungguh pelik kayak peta kehidupan. Noooooh!
Gue menatap nanar peta
rute yang ada garis warna warni sambung menyambung di mulut shelter, sedangkan
Uma dengan lancarnya membacakan garis demi garis yang saling bertumpuk di
shelter Sarinah kek, shelter Cawang kek, shelter Istiqlal. Owh come on!
Menelisik peta transjakarta aja gue nggak mampu gimana mau menelisik peta kehidupan gue yang berliku? Di
titik ini gue mengalami gamang mendadak. Tapi hidup terus berjalan. Uma itu tak
ubahnya bagai pepatah “Sepandai pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh
juga” yang bila diartikan akan menjadi semacam sepandai pandainya anak gunung
baca peta pasti akan tersesat juga. Saat kepala gue mulai berayunan dengan mata
merem melek, tiba tiba Uma memberi mandat untuk turun di halte selanjutnya yang
sudah ada di depan mata. Begitu turun, gue dan Uma langsung keluar shelter.
Begitu keluar shelter, gue melihat gelagat kurang baik dari hidung Uma yang
kembang kempis.
Gue :“Bukan ini Seph shelternya?”
Uma : “Owh, bukan.
Ternyata kita tersesat.”
Gue : “Butiran debu
nggak?”
Uma : “Lu pikir ini lutchu?”
Gue : “Yaelah serius amat, orang tersesat
naik busway ini, nggak kesasar di gunung Rinjani.”
Mbak Nisa : “InshaAlloh
ketemu jalannya. Semua pasti ada hikmahnya. Jamaah oooooooooooohhhh
Jamaaaaaaah!”
Dan ternyata kita nggak
jadi kesasar karena masih ada beberapa shelter ke depan untuk bisa sampai di
tujuan. Jadilah kita masuk lagi ke shelter. Untung Uma udah beli kartu
Indomaret karena sekarang sudah banyak halte yang tidak memakai cash. Kita
nunggu bis lagi dan akhirnya walau kali ini nggak dapet tempat duduk, tapi gue
yakin Uma akan membawa gue ke jalan yang benar. Di sini gue sadar tentang
pelajaran hidup nomor 78 :
“Jalan sesulit dan sepanjang apapun tak akan terasa sulit dan panjang, asal dijalani bersama teman teman.”
KEGAGALAN ADALAH
KESUKSESAN YANG TERTUNDA, WALAU KAPAN KAPAN.
Sekitar jam 10.30 kita
bertiga akhirnya berhasil menjejakkan langkah dan menyaksikan megahnya tiang
paling tinggi se-Indonesia dengan ujung emas yang masih kuncup. Terakhir kali
gue ke sini adalah saat gue study tour jaman SMP dulu. Itu pun hanya memutari
monas dua kali naik bis dan pergi lagi. Dan sekarang keinginan terbesar kita
adalah mencapai puncak kobaran emas abadi dan menelan pengalaman menatap
Jeckardah dari ujung ke ujung. Kita akan masuk monumen dan naik sampai atas,
lalu keluar sebentar di cawan raksasanya dan berfoto ria di sana. Mumpung muda!
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda
Begitu sampai, jangan lupa foto foto!! |
suasana para muda mudi yang dimabuk asmara. |
Jalan menuju lorong bawah tanah yang mengarah ke pintu masuk monumen. |
Setelah foto foto, kita
kemudian mencari jalan masuk menuju monumen. Ternyata mencari jalan masuk ke
Monasnya pun sangat pelik. Gue udah muterin pagar Monas tapi nggak juga ketemu.
Lah ini tinggal pake baju ihram udah kayak umroh. Mana panasnya kebangetan. Dan
ternyata setelah tanya bapak penjual cendol, pintu masuk area monumen ternyata
di jauuuuh sana, di balik patung dan turun ke jalan bawah tanah!!! Iyess, gue
juga baru tahu kalo masuk ke museum yang di dalam Monasnya, gue harus jalan di
jalan bawah tanah dulu. Segeralah kita ke sana dan apa yang kita dapati???
“Yang beli tiket
sekarang, nanti naiknya lagi jam 3 yaaaa...” Pak satpam merobek robek
harapan gue.
Padahal gue sampe kebawa
mimpi bisa naik sampai atas terus bungee jumping dari atas biar kayak di Macao
Tower. Tapi, kalo di Monas yang ada gue kebentur pinggiran cawan. Padahal gue
masih pingin punya dedek lucu lima biji. Dan sekarang, apa yang harus kita
lakukan?? Kita sudah datang jauh jauh dari pinggiran Jakarta Timur. Kita sudah
naik angkot, naik bis trans Jakarta yang desek desekan, kesasar, jalan puanjang
membentang, mana muterin Monas dulu, dan sekarang?? Apa yang gue dapet??
Sebenarnya gue pingin
menawarkan sesuatu.
Gue : “Gimana kalau...”
Uma : “Nehi, Seph. Lu
khan tau besok gue jadwal interview. Gue nggak mau pulang malam.”
Mbak Nisa : “Iya dek.
Kamu khan tau Bekasi jauuuuuuh.”
Pupuslah sudah harapan gue.
suasana di bibir lorong. |
Dafter harga tiket yang murah bingiiiitttt!! |
Muka orang orang yang diterpa kegagalan. |
Benar kata temannya Mbak
Nisa, kalau pingin menuju puncak gemilang cahaya, gue harus sampai sini
setidaknya sebelum pukul 10 biar bisa naik saat itu juga. Maklum, pengunjung
tumpah ruah dari balita hingga kakek nenek.
Tapi tak apa, hidup
memang tak selalu seperti yang kita inginkan. Benar kata pepatah,
“Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, walau kapan kapan.”
Gue : “Seph, kapan dong
kita ke sini lagi terus berangkat Subuh biar bisa naik?”
Uma : “Kapan kapan...”
Gue : “Nasib!”
Di luar lorong banyak sekali penjual cinderamata serupa ini dengan harga 10.000 dapet 3!!! |
MASUK TIPI!
Agaknya kegagalan
sebelumnya telah mengantarkan kita ke pengalaman pertama kali seumur umur.
Setelah kita mengobati kekecewaan dengan makan es potong 3000 rupiah di
pelataran Monas, kita segera menuju ke taman yang ada di pinggir Monas. Sumpah,
mataharinya ganas bingit sampai kaki gue juga tetep panas walau pun ditutup
rok.
Kita akhirnya duduk
sambil ngadem di taman itu. Kita ngomong ngalur ngidup sampai permasalahan
tentang perbedaan es kado dan es potong juga kita bahas.
Lalu, tiba tiba ada
mbak mbak berbaju hitam bertuliskan NET TV datang mendekat. Mereka tanya nama
kita dan mereka bertanya tentang hari apakah ini???
Dari yang awalnya ragu
ragu, Uma akhirnya bisa mengingat ingat tentang apa yang terjadi di 10 November
sehingga bisa ditetapkan sebagai hari Pahlawan. Tapi, setelah gue cek di
siarannya, ternyata scene yang ditampilkan adalah scene saat Uma terlihat
bingung dengan gue yang cuman tampak sekitar 5 detik saja. -.-
Reporter cantik : "Mbak, tau nggak mbak hari ini hari apa?"
Gue : Hari Minggu.
Uma : "Hari Pahlawan."
Gue : "Alhamdulillah nggak ada yang denger."
Reporter : "Mbak tau nggak kenapa 10 November disebut sebagai hari Pahlawan?"
Gue : "Duh, apa ya...dulu pernah keluar di test Sejarah sama Pak Saeun di SMP."
Uma : "Uhm..yang setelah kemerdekaan itu nggak sih?? Apa ya??"
Mbak Nisa : "Yang peristiwa di Surabaya itu bukan??"
-End-
Reporter cantik : "Mbak, tau nggak mbak hari ini hari apa?"
Gue : Hari Minggu.
Uma : "Hari Pahlawan."
Gue : "Alhamdulillah nggak ada yang denger."
Reporter : "Mbak tau nggak kenapa 10 November disebut sebagai hari Pahlawan?"
Gue : "Duh, apa ya...dulu pernah keluar di test Sejarah sama Pak Saeun di SMP."
Uma : "Uhm..yang setelah kemerdekaan itu nggak sih?? Apa ya??"
Mbak Nisa : "Yang peristiwa di Surabaya itu bukan??"
-End-
Demi menjaga nama baik
kita bertiga, gue nggak akan ngasih link. Jadi, jangan sampai ada yang buka di
youtube pake keyword “IMS hari Pahlawan”. Jangan ya, peliiiisssss....Andaikata
bisa ditukar balik waktu, gue pingin nama gue disamarkan dengan muka yang
diblur dan suara dicemprengkan. Tapi, gue mikir. Ini pengunjung Monas apa penjual
es pisang ijo pake boraks dan pewarna tekstil??
DIFOTOIN ABAH ABAH
Setelah kejadian itu,
kita ingin bergegas move on karena dwelling in the past itu nggak enak. Nahh,
sekarang saatnya foto foto sesi kedua dengan background masih tiang tinggi
menjulang itu.
Uma |
Annisa |
Meykke |
Jadilah kita foto sendiri sendiri sampai pada akhirnya gue dan
teman teman pingin foto bertiga. Maksut gue ingin mengulang kesuksesan gue saat
foto bareng temen temen kuliah, gue ubah tuh tongsis jadi tripod berganjalkan
tas yang disusun melingkar. Cuman, karena anginnya terlalu kencang, tuh kamera
hampir jatuh mulu. Tiba tiba saat gue berusaha keras, datanglah abah abah baik
hati, tidak sombong, suka menolong dan suka menabung amal.
Abah : “Wah, nanti jatuh
lho...sini abah fotoin aja.”
Gue : “Hmm?? Owh baik
pak, terimakasih..”
Gue rasa orang Jeckardah
yang macam ini tuh bisa dibilang 1 banding satu juta. Jadilah kita bertiga pose
elok rupawan.
Setelah gue perhatikan,
gue gamang. Ini kite foto di depan Monas apa foto di tiang lampu tol Jagorawi?
Apalah arti Monas tanpa kobaran emasnya? Tapi, nggak papa. Udah alhamdulillah
difotoin daripada Konhi jatuh terus mati? Bisa bisa gue nangisnya 7 hari 7
malam
.
Kita : “Terimakasih
paaaaaak...”
Puas berpanas panas
sambil menebarkan kenangan di segala penjuru arah mata angin, kita bergegas ke
mesjid Istiqlal untuk sholat Dhuhur. That was my first time!! Saat dulu gue
masih jadi Ambarawa girl (dan sekarang gue masih Ambarawa girl, I love my
hometown a lot), tiap kali Idul Adha dan Idul Fitri gue selalu ngeliat pak
Presiden sholat di mesjid ini dan menyaksikan betapa megahnya mesjid ini dari
balik layar TV. Now, I am hereeeeeeeeee!!!
Namun, karena di dalam
sedang ada semacam pengajian dan males nitipin barang, kita bertiga akhrnya
setelah bergantian sholat di semacam selasarnya, serupa ini.
Sholat di selasarnya |
Di sini adeeeeem...sejuuuuukk.. |
Teteeeeeep... |
Pukul 2 akhirnya kita
memutuskan untuk menyudahi petualangan kita ini. Mbak Nisa langsung pulang ke
Bekasi, dan kembali gue dan Uma meniti shelter dan menunggu Trans Jakarta yang
tak pernah sepi penumpang.
Perjalanan kali ini, walau kembali menuai
kegagalan tapi gue tetap riang bukan kepalang. Siapa tahu kapan kapan gue bisa
naik ke atas sana bersama orang lain dengan pengalaman lain yang tak kalah
serunya, walau kapan kapan.
Sayonaraaaa!!! |
But for me, this trip is
totally fun!!
Thank you for Uma and
Mbak Nisa who took me out and altogether shared the moments. Let’s have another
trip!
Thank youuuuu :* |
Mimpi gue masih sama. Gue
pingin ke Lombok dan menjelajah pantai bersama Uma mumpung Uma ada di sana. Dan
walau pun pada akhirnya Uma berhasil, kita bisa ke sana bersama sama.
Uhm...when? Next year? Next two years? Just let’s see what happen later! :D
udah jauh2, kesasar pulak tapi nggak jadi naik ke atas monasnya -__- duh kasian banget kamu mey. lain kali berangkatnya jam 5 subuh ajah haha
BalasHapusseru yah kalau sama temen walaupun tujuan utamanya nggak kecapai, mungkin nanti mah bisa lah.
semangat yah Ambarawa Girl :)))
Seru banget deh ah, niat banget ya jamaahhh oooo jamaahhh...
BalasHapusjujur gue engga ngerti baca petanya transjakarta, itu sebabnya gue gamau naik busway sendirian, takut nyasar jauh, iya kesasar jauh dan tidak lagi mengenali dirinya :') haha udahlah jamaaahhh ooo jamaah...
Kita sama-sama buta baca peta rute transjakarta, dulu aja pernah nyasar karena salah naek bus, sebenernya salah berdiri, malah naek bus yang lawan arah, berhubung udah malem ujung-ujungnya malah naik taxi hahaha
BalasHapusMonas ya, waktu ke jakarta sering banget lewat monas, tapi gak pernah masuk. Abis baru aja ngomong pengen ke monas, gue malah di katain norak ama temen gue yg asli jakarta, asem ---"
Kak izin liat cuplikannya di youtube. kirain lama bakalan diwawancarai, eh taunya bentar itu, mana muka kak meykee gak nampak :D.
BalasHapusSebagai orang sumatera yang notabene gak pernah ke jekardah, saya jadi tau kalo mau masuk tugu monas harus dibawah jam 10 pagi beli tiketnya. Di Riau peta Transmetro Pekanbaru gak seribet itu, tapi memusingkan juga, palingan sering pake google maps daripada make peta TMP.
Yang poto bertiga keren, kalo emasnya keliatan :D
Duh, kasian amat enggak bisa ke puncak. Ntar kapan kapan sama saya, mey, ke Monasnya. Lama juga enggak masuk ke monumennya. Biasa cuma maen di taman. Hehe
BalasHapusYang Lombok, boleh juga dong entar ngikut ke sana, biar bisa lihat banyak destinasi di sana. Salam buat mereka ya, dari calon teman perjalanan. :D
wow meyk...jalan-jalan terusssss....
BalasHapusoh, jadi peta transjakarta seribet itu ya...mengerikan....
ah parah banget udah dibela2in tapi nggak bisa naik monas,
but kayaknya terobati tuh kekecewaannya dengan bisa masuk tipi...hahahaha
enaknyaaa bisa jalan-jalan. saya aja belum pernah ke monas *uhuk* *miris* :v
BalasHapusMonas... monas.... aaahh ceritanya serruuh kak... pingiiiin jg ke sana oia kirain kak Mey tinggal di jekardah jd sudah sering ngunjungin monas...
BalasHapusSamaan... sy jg gak pinter baca peta... duh klu ngebayangin saya ada di jakarta... pasti udah tersesat kali yaaa.. hehehe
Amiin... semoga giliran kak Mey yg berkunjung ke tempatanya Uma itu tercapai^^
Gue belum pernah ke monas. Yaa.. jauh banget jaraknya~
BalasHapusWah.. Pasti nyeseknya di sini. Udah jauh2, pake nyasar malah gak bisa naik puncak Jonas.. :).
BalasHapusItu muda-mudi yang pacaran itu kamu poto diem2 kak? Aduh, aku jadi takut kamu poto waktu pacaran nih. Emmmm, tapi aku baru inget kalau gak punya pacar. Jadi aman deh ya? Haha! :p
BalasHapusasik bener dah jalan2 ke monas bareng temen2 sebaya. btw gue udah pernah tuh sampe ke puncak monas, antrinya emang kurang ajar bener sampe muter2 kayak uler tangga -_- , kapan2 kemonas lagi lah bareng2 anak BE :D
BalasHapusAku lihat vidionya di you tube loh, kak Meyke cuma numpang ngenalin nama doang...kagak jawab pertanyaan dari repoternya hehehe...
BalasHapusTapi lumayan deh udah bisa ngeksis di tipi wkwkwkw
Kakak, aku nitip cenderamatanya donk :p hehehe
BalasHapusAku seumur2 belum pernah ke monas. :D
Wahaha.. keren banget. kak meyk.
BalasHapusMeskipun dengan sangat keras berusaha bisa sampai kesana, dan juga entah berapa lama menunggu momen-momen yang pas untuk dateng ke monas, dan parahnya gagal naik ke puncaknya. Tapi malah dapet hal yang enggak keduga-duga, ya, masuk tv meskipun cuma 5 detik :P
hahahaha.. aku dulu pas stm juga seringloh, ngomong pengen ke monas.. tapi cuma ngomong.. cuma ngo...
ewwwwwhhh teman emang mesti gitu kak meyk.. kalau bertamu ke rumah mesti jadi babunya dia -_- zzz
BalasHapuswkwkwkwk tapi enak ya bisa gituhh.. kalau di pekanbaru ga terlalu banyak tempat kayak disana..
aaaaakk, itu mimpinya keren banget, lagi naik ayunan sama mantan kena timpuk batu.. jangan jangan itu batunya dari pacarnya mantan.. :3
i totally enjoy to read it. ehehe.
BalasHapuswalau gagal, perjalanannya asik. asli. dari mulai bingung bc peta, salah trun d shelter, sampai tawaf d monas dan masuk tipi. ahaha
ke puncak monas mah gampang, lo kan tinggal d jekardah, moga cpet kesampean ke lomboknya.
jalan bareng teman itu emang paling asik, walau kesasar tp itulah sensasinya. hehe.
BalasHapusaku aja blum pernah liat monas kak mey :(
mudah-mudahan kakak bisa sampai k puncak monas dan ke lombok yaa. amin.
dtunggu kisah travelling berikutny :)
chanel bags
BalasHapusdiscount shoes
ugg boots clearance
flat iron
christian louboutin shoes
christian louboutin
sunglasses for women
hollister clothes
ferragamo outlet
salvatore ferragamo outlet
hair straightener
gucci sale
gucci belt
gucci handbags
gucci belt
gucci shoes outlet
gucci outlet
hermes birkin bag
hermes birkin
hermes bags
hollister kids
hollister
insanity workout calendar
iphone 4s cases
jimmy choo shoes
christian louboutin shoes
coachfactory.com/shop
coachfactory.com
coach handbags outlet
coach factory outlet online
coachoutlet.com
coach bags outlet
chanel outlet
converse shoes
hermes handbags
cheap glasses
air jordan
qihang0926,nike tn
BalasHapusnike elite socks
marc jacobs
replica watches
louboutin
ugg boots clearance
swarov ski jewelry
nike roshe run women
burberry outlet
tods outlet
kobe bryant shoes
adidas shoes uk
ray-ban sunglasses
vans shoes
longchamp
ralph lauren pas cher
michael kors outlet
louis vuitton pas cher
timberland uk
ed hardy clothing
insanity workout
toms wedges
michael kors handbags
moncler outlet
instyler curling iron
cheap uggs boots
soccer shoes
oakley sunglasses
ray ban sunglasses outlet
cheap uggs
nike blazer
nike roshe runs
coach outlet store online
louboutin pas cher
michael kors outlet online
ugg boots
juicy couture
q