Meykke
Santoso
Dingin, gigil dan beku
Terulur sendu bergelimang rindu
Mengulur lengan demi menyelimuti hatimu yang dirundung
pilu
Banyak masa kita tak bertatap muka, berbenih rasa
menggumpal menyesakkan dada
“Kapan?”
Kata tanyamu menguntit seribu harap untukku,
Taukah kamu pun aku mengirim sepucuk do’a bertalu talu
Lenganku hanya mampu menjemput tubuhmu di bunga tidurku,
Pun bayangku hanya mampu mewarnai harimu di sejumput
malam malamku,
Dan taukah kamu, hatiku terus memekikkan namamu di
sinaran bulan,
Di banyak bulan yang terpintal, di banyak masa dengan
seribu asa
Tataplah hanya pada relungku,
Bersandarlah hanya pada bahuku,
Tak pernah aku melangkah maju, tanpamu melekat di jiwaku
Tak perlu remuk redam itu, tak perlu sedu sedan itu,
Hatiku hanya menggaungkan namamu
Maka hitunglah bintang yang bersinar terang di ambang
malam
Maka hitunglah warna pelangi setelah hujan
Maka tutuplah matamu dan panjatkan do’a untuk masa depan
bernama kita,
Dan di antara kuncup embun kala fajar mengembang,
“Sayang, aku akan pulang...”
Aaaah mbak meeeey terdengar merdu di telinga, hingga rasanya pesan ini tertuju untuk diri ku. Hihi
BalasHapusPulang lah, pulang dan aku kan menyambutmu dengan seulas senyum..
Tuh kan tuh kan tuh kan. AKu jadi homesick gara-gara baca tulisan ini. Aku kangen ibuk. :(
BalasHapusBaca tulisan ini sambil dengar lagu Dewa19, kangen. beeeeeeehh, pas banget suasananya. Hahahaha
BalasHapusSangat mewakili perasaan saya sekarang 😌
BalasHapussayang, aku akan pulang..
BalasHapusah, kok aku banget ya..
sambil dengerin lagunya Letto - Ruang Rindu.
Kalo aku akan ngomong "Sayang, tunggu aku pulang."
BalasHapusTerimakasih telah membuat malam ku mengingat orang tersayang kak :)