“Alariiik, give me a hug
please, come hereeeee....” Dia, dengan muka penuh rona dan mata penuh binar
lalu mengepakkan kedua belah lengan kecilnya. Dia akan lari ke ujung sana dulu
lalu dia akan menunggu gue berhitung
‘oneeee...twoo...threeeeee....’
Sekonyong konyongnya dia lalu akan kembali mengepakkan lengannya dan lari
tunggang langgang ke arah gue yang sudah siap siaga membuka lengan lebar lebar.
‘happ!!” dalam sekejab
dia menghambur di pelukan gue dan gue seketika berdiri dan berputar putar.
Alarik memekik dengan tawa tergelak gelak, masih lekat di dada gue dengan kedua
belah lengan gue yang rekat rekat membawa tubuh mungilnya.
Lalu, dia akan gue
turunkan, dan dia minta nambah. Dipikir gue bianglala di pasar malam.
---
Alarik namanya. Dia
berumur sekitar 4 tahun. Masih ingat betul kala dia menginjakkan kaki ke kelas
untuk pertama kali. Sekejab pun dia nggak mau beringsut dari dekapan Mamanya.
Gue colek jarinya pun dia mimbik mimbik. Gue butiran debu.
Hari kedua, dia tetap
terus selalu ada di dekapan Mamanya, begitu hari ketiga dan keempat hingga
seminggu. Lalu, Mama diganti oleh nanny atau mbaknya. Hanya saja, sejak saat
itu dia sudah berani duduk sendiri walau tetap berpegangan erat pada jemari si
mbak. Gue colek sedikit demi sedikit, dia sudah menunjukkan tanda tanda ‘aku
rapopo’. Gue akan tarik untuk maju, dia masih belingsatan dan malah kadang dia
tiduran di matras. Kadang kadang, dia tidur beneran. Gue butiran debu episode 2.
Namun, waktu berjalan dan
Alarik berkembang. Dari yang semula dia nempel rekat rekat, dia mulai mau duduk
sendiri, mau dicolek, dan mau maju!! Perkembangan pesat berikutnya dia mau
ditinggal mbaknya dengan satu buah metode.
“Alarik, mbak mau beli
kupas kupas dulu di bawah ya...” Ini sungguh ajaib.
Sebelumnya, kita telah
menerapkan beberapa metode yang biasanya mempan,
“Alarik, mbak mau pipis
dulu ya...”
“Nggak mau nggak
mauuuu...huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....”
“Alarik, mbak sakir perut
mau ke toilet yaa...”
“Ikut ikut ikutttt
huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....”
“Alarik, mbak mau pulang
kampung...”
“APPPAAA????
Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....”
Lalu, tibalah hari
terciptanya kupas kupas. Dengan muka penuh wibawa, si mbak berkata,
“Alarik oh Alarik, mbak
mau beli kupas kupas...”
Alarik kali ini terdiam
sejenak, lalu bola matanya akan bergerak ke atas ke bawah, lalu dia memandang
lagi kedua bola mata mbaknya dan mulut mungilnya terbuka dua kali berlafaskan
‘iya...’
Subhanalloh...gue sejak
itu menyadari betapa maha dahsyatnya kupas kupas. Lalu hari berikutnya gue yang
akan berkata dengan nada penuh penghayatan dan suara penuh wibawa,
“Alarik, mbaknya beli
kupas kupas dulu yaaaa....”
Sama seperti dugaanku, begitu berharga untuk perkembangan Alarik. Gue sampe lupa nanya,
“Mbak, emang kupas kupas
apaan?”
Beberapa hari ini gue
sampe tidur telat demi memikirkan sebuah teka teki kehidupan. Kupas Kupas.
Sedahsyat apa kupas kupas hingga tiap kali mbaknya bilang akan beli kupas kupas
Alarik selalu merestuinya dengan sepenuh jiwa.
Apakah kupas kupas itu
sejenis mainan yang tiap kali dikupas nutup lagi, dikupas nutup lagi, dikupas
nutup lagi, gitu terus sampai kiamat.
Apakah kupas kupas itu
pisang? Sebelum dimakan dikupas dahulu.
Apakah kupas kupas itu
diapers? Sebelum dipake dikupas dulu?
Apa sebenarnya??? Mengapa
hidup begitu penuh misteri??? Gue berkata pada keempat bilah tembok yang
mengitari raga gue tiap malam. Tak ada jawaban. Hanya sesekali tapak kaki
gluduk gluduk terdengar dari balik atap. Lalu, tiba tiba kipas angin berkata
penuh kegaduhan,
“Tikus aja gandengan???
Masa lo nggak???”
"Coba aja di sini nggak panas, udah gue matiin lu." Ucap gue pada kipas yang dari kemarin cuman bisa geleng ke kanan, lalu ke kiri, geleng lagi ke kanan lalu ke kiri...gitu terus sampai kiamat.
---
“Mbak apakah sebenarnya
wujud dari kupas kupas mbak?” Akhirnya gue ingin menyudahi segala tanya yang
menyesakkan dada. Gue harus menemukan jawabannya hari ini juga.
“Itu lho Miss, mainan
yang kayak telur yang bisa dibuka. Yang satu isinya coklat, dan sebelahnya
isinya mainan...”
1 misteri duniawi
terpecahkan.
----
Kembali lagi tentang
sosok Alarik. Kini, dia sudah bisa lari lari dan ikutan nyanyi.
“Alarik, what song do you
wanna sing??? Open shut them??”
“Adek mau ebisi.." ucapnya riang.
Lalu, kita akan menyanyikan ke 27 huruf dengan riang gembira...ABC adalah lagu
kesukaan Alarik.
Gue juga menyematkan nama
special untuknya.
“Kecil kecil lombok
setan.” Walau pun dia ringan bila digendong, tapi dia adalah anak yang cerdas.
Setiap kali gue memberikan jajaran mainan binatang misalnya, maka dia dengan
penuh keyakinan akan menunjuk dengan takzim ke arah gajah saat gue bilang,
“Adeeeeek, where is an
elephant??”
Dia juga lalu menyambar
mainan berbentuk binatang ikan saat gue bilang,
“fish???” lengkap dengan
peragaan ikan sedang berenang di akuarium. Gue akan meliuk liukkan sebilah
tangan gue serupa ikan yang renang zig zag.
Daya tangkap Alarik lebih
cepat dan dia mempunyai daya fokus yang bagus. Dia akan amat senang tiap kali
gue terbangkan. Dia juga suka main bola,
“Alariiiiiik, catch it!!”
lalu dia akan menengadahkan kedua tangan mungilnya di depan dada, dan gue akan
melempar ke arah tangannya.
‘happ!!’ raut senang
jelas tergambar di wajahnya.
Tapi, dia takut stiker.
Setiap kali mereka
berhasil menunjukkan gambar yang tepat dan juga mengucapkan vocabularynya, gue
dan Miss yang lain akan menempelkan sticker di punggung tangan mereka. Kalau
cewek dikasih yang gambar barbie dengan banyak pose, kalau cowok dikasih gambar
ben10.
Namun, saat gue akan
memberikan stiker kepada Alarik, dia malah menolak mentah mentah.
“Nggak mau...nggak mau...”
Misteri kehidupan kembali menyembul ke permukaan. Bila anak anak yang lain akan
dengan senang hati gembira tiada tara sembari memamerkan ke mbaknya begitu les
selesai, nih anak kok malah nggak mau.
“Why??”
“Nggak mauuu...”
“Whyyyy???”
“Nggak
mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu...”
Gue kembali nggak bisa
tidur. Apa yang sebenarnya terjadi? Sebenarnya Alarik dan stiker punya hubungan
apa?
---
“Mbak, kenapa Alarik
nggak mau dikasih stiker di tangannya?”
“Kemarin pas itu dikasih
stiker terus pulangnya mau dicopot, dia nangis mbak...”
“hah??? Kenapa mbak??
Katakan padaku apa yang terjadi sebenarnya?”
“Miss, Miss sehat?? Miss kebanyakan liat sinetron Indosia*”
“Nggak, aku sukanya liat Drama Korea.Kenapa Alarik memendam ketakutan kepada stiker mbak?”
“Soalnya waktu mau
dicopot, bulunya Alarik khan banyak jadi ikutan copot jadi sakit...”
----
Sayangnya, kini Alarik
harus cuti dulu.
“Iya, Alarik mau ke Solo
Miss..”
Gue tertunduk sedih.
Padahal, Alarik adalah sosok anak yang penuh keriangan. Dia suka berlari lari
lalu teriak teriak penuh tawa. Dia juga akan dengan segera menghambur ke pelukan gue lalu akan gue putar putar di udara kayak naik bianglala. Dia juga
mudah menyerap kenyataan bahwa ‘bag’ adalah tas, ‘green’ itu hijau, dan dia
akan melompat lompat saat gue bilang,
“jump jump jump!”
Intinya gue sedih. Tapi,
gue yakin satu hal. Alarik akan tumbuh menjadi sosok yang pintar. Dia bisa
melawan ketakutannya sendiri dari yang hanya menggelayut di lengan Mamanya
hingga kini bisa masuk kelas sendiri.
Terakhir, kita bertemu di
kantin dekat dari tempat les. Gue beli soto, dia beli makan.
“Alariiiik...” Lalu
dengan langkah riang dia mendekati gue. Sumpah, anak kecil mah lucu amaaaat....
“Alarik, cepetan ke Solonya
dan nanti ke sini lagi yaaaak...dadaaaaaaaaaaah....”
Alarik dan Justin |
Kupas - kupas itu apaan sih ? aku gak tau sumfeh... Udah di jelasin tetep aja gak tau nih... Mungkin sejenis mainan anak - anak kah ? kok aku ga pernah nemu... Ato mungkin masa kecilku kurang bahagia ye...
BalasHapusHaha... pantesan nggak mau di pakein stiker, orang si Alarik udah trauma duluan pas bulu tangannya ikut kecabut... Iya emang sakit sih. Perih - perih gimana gitu...
Btw... ngeliat postingan tentang anak kecil kayak gini, bikin aku kangen masa - masa adekku masih belom bisa merangkak. Dulu dia imut banget, sekarang enggak. Kami juga sering maen sama - sama... Uhh... rindu... Okeh stop curhatnya.
Itu benerkah kamu ngomong pakek bahasa Inggris ke Alarik ? keren dong... Perasaan juga dia ngerti - ngerti aja... Berarti nih si Alarik emang cerdas banget.
itu lho...yang bentuknya kayak telur bisa dibuka isinya coklat terus setengahnya mainan, judulnya joy apaan lupa gue Dal..hehehe
Hapusiya, lah khan namanya juga les bahasa Inggris masa ngomongnya bahasa jawa nak yo lucu tooo..hahaha
Kegundahan gue akhirnya terjawab setelah baca 2 kali. Ternyata kupas-kupas itu itu, emang anak kecil suka beli itu, adek gue juga. Tapi gak sekronis alarik. Namanya keren, semacam cat gitu.
BalasHapusMoga aja setelah ke Solo dia balik lagi, gak menetap di sana. Entar kalo menetap di sana lo jadi butiran debu entah part keberapa.
ahahaha, alhamdulillah akhirnya kamu mengerti. errrr, cat ya? -.-
Hapusaamiin, tau amat lu gue rawan butiran debu
Aaaaa Alarik lucu banget ya kak, semoga Alarik akan menjadi anak yang selalu ceria dan bisa menghilangkan semua ketakutannya :D
BalasHapusKupas-kupas? aduh yang mana ya -__-
Bisa kali kak difotoin kupas-kupasnya hahaha
Wah kakak suka nonton korea, wuih sama dong :D Kapan-kapan kita nonton bareng ya kak hahahah
aamiiin :D
Hapusayook, kapan mau main ke kost aku Fatimah? haha
Alarik yang lucu dan pintar yah kak :3
BalasHapusOh ternyata kupas kupas itu mainan yang suka ada di iklan itu yah, aku kira apaan. Kalo ngomong sama anak kecil itu emang simple yah, kayak mainan kupas-kupas. Simpel untuk anak kecil tapi rumit untuk orang dewasa sampe harus memikirkan apa itu kupas kupas hihihihi
semogaalarin tumbuh menjadi anak pintar, :3
iya bener..hehehe
Hapusaamiin :)
Kayaknya aku paham deh maksud si kupas-kupas itu...
BalasHapusAaaakkkk Kak lucu banget sih Alarik-nya. Buat aku ajaaaaa. Terus Alarik bakal ngejawab, "Nggak mauuuuuuuu." *ikutan jadi butiran debu part 1.
Iya tapi serius Alarik lucu banget. Ngegemesin abis pengen aku gendong juga terus aku ciumin pipinya.
Eh btw aku suka cara kamu ngajar Kak. Kayaknya bikin anak-anak paham juga ya. Bolehlah kamu ajarin aku Akuntansi pake cara begitu :D
iya Alarik emang lucu suka aku lempar lemparin ke udaraaaa...hahahaha..
Hapuswaddduuuh, Akuntansi ya?? *mulutberbusa
gue kira ini cerpennnn ternyata muridnya kak Meyk.. beuh..
BalasHapuskupas-kupas, baru ngerti kalo itu salah satu misteri dunia, bersyukur deh udah terpecahkan. Meskipun sejujurnya gue tetep enggak ngerti apa itu kupas-kupas.
btw buat alarik, salam buat kak meyk yak... *eh kebalik
ahaha, tertipu kamu Hud?
Hapussabar Hud, suatu saat kau akan mengerti...
iyahh nanti adek calamin ea kakakk... *alarikngomong
Alarik lucu banget ya kayaknya, pengen lihat aslinyaa. pantes pinter, bisa dilihat daari jidatnya yg kata orang kalo jenong itu tanda pinter *kaya yg komentar*
BalasHapuskipas-kipas? dari deskripsinya kok kaya makanan yg ada di tipi-tipi itu ya? tapi bener ga sih? di sini belum pernah lihat anak kecil dateng ke warung bilang beli kupas-kupas -,-
Wah Alarik ke Solo ya, yess bisa aku culik nihh :3
iya, jenong emang hahaha...
Hapusiya, ada di tipi kok cari aja Seh @.@
Uwah, kupas-kupas ternyata jajan yang kayak gitu toh.. Hem... anak-anak emang cerdas yak... daya tangkapnya cepat. Beda sama orag dewasa. Hihi.
BalasHapusAnak-anak itu emang bikin capek juga, tapi tetep aja ngegemesin bagaimanapun nakalnya mereka. Heuheu...
iya, capek tapi bikin gemes bingiiitttt
HapusKirain cerpen. Alarik lucu ya. Takut stiker.
BalasHapusTapi, walaupun takut stiker, dia pinter. KEREN!!!
hhehe, maaciih :p
Hapuswhatt?? yang lucu apanya?? kepalanya?? -.-
BalasHapusnggak udah, pelukan aja sama aku, aku khan pelukable..hahaha.. oke dah kalo aku ketemu lagi ya Jul @.@