( ini adalah penuturan dari sumber lain dan tidak mencoba untuk bersinggungan dengan siapapun atau apapun. ini hasil seminar, bukan hasil pemikiran. tenin...)
“Ya Alloh, Aku Jatuh
Cinta...”
“Ya Alloh, kenapa cinta
harus jatuh? Khan jatuh itu sakit ya Alloh? Kenapa tidak bangun cinta?”
“Ya Alloh, nanti kalau
jatuh bisa bisa aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi? Dilanjutkan aku
tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Katanya, aku tanpamu (pujaan hati)
serupa butiran debu. Padahal nyatanya, baik tanpa pujaan hati atau pun tidak di
hadapan-Mu kita tetap hanyalah butiran debu di lembaran gurun sahara maha
luas..”
----
Dah, pembukaan katam.
“Mey, kamu mau ikut
seminar di STAIN tidak?”, ucap Widha, temanku.
“Seminar apa?”
“Judulnya, Ya Alloh, Aku
Jatuh Cinta.”
------------
Pagi pagi sekali, pukul 7
tepat aku udah menghijrahkan kakiku ke Salatiga. Berangkat sepagi itu dengan
mengantongi satu tujuan. Ikut seminar, “Ya Alloh, Aku Jatuh Cinta.”
Alih alih ingin
mendapatkan jawaban dari kalimat ambigu itu, aku menyegerakan langkah untuk
bisa sampai sana dengan tidak terlambat.
Kenapa ambigu? Buatku kalimat itu bisa mempunyai dua artian.
1. Ya Alloh, (Maafkan
aku), kok aku jatuh cinta gini sama dia Ya Alloh...Ottoukke...
2. Ya Alloh,
(Alhamdulillah), hamba semakinn jatuh cinta pada-Mu, dan ingin terus
meningkatkan iman hamba untuk bisa semakin dekat pada-Mu..
Sadar akan ketebalan iman
yang hanya sebatas ketebalan tubuh saja, aku memutuskan untuk ikut seminar ini.
Dalam perjalanan, setelah aku pikir pikir, ternyata sepanjang hidupku yang lebih dari seperlima abad
ini, baru kali ini ikutan seminar rohani seperti ini. Hina sekali..
Dan sampailah kita.
Cinta itu adalah sebuah
kecenderungan. Kecenderungan untuk memampukan diri melakukan segalanya demi
menyenangkan hati orang yang dicintai. –Ustad Burhan Sodiq
Beliau menambahkan, “Cinta
adalah fitrah. Cinta adalah fase kedewasaan seseorang.”
“Cinta sejati akan
mendekatkan diri pada Alloh, bukan untuk mendekatkan diri pada kemaksiatan.”,
ungkapnya.
Ya, ada dua pembicara di
seminar yang berlangsung di BU STAIN, 11 Juni 2013 kemarin.
Yang pertama adalah Ustad
Burhan Sodiq yang sudah menelorkan 20 buku berkisah seputar cinta dalam
pandangan Islam dan tentang tuntunan dalam berjilbab yang beberapa di antaranya
merupakan best-seller.
Yang kedua adalah Ukhti
Safitri Dewi, seorang psikolog remaja.
Ada tiga tingkatan
manajemen cinta, ungkap mereka. (tolong kalau ternyata salah pelafalannya,
tolong dibenarkan, namanya juga sedang belajar...)
1. Latayum
Cinta pada Alloh SWT. Seharusnya
kadar cinta terpekat yang harus dimiliki oleh insan di dunia yang fana ini
adalah cinta pada Penciptanya.
2. Isyad
Cinta pada Rosulullah,
pembawa syafaat dan kabar gembira bagi seluruh keluarga Indonesia dan dunia
tentu saja.
3. Mahabbah
Cinta pada sesama. Kepada
orang tua, kepada saudara semuanya, dan ini....sensitif ini.
Kepada.....ehm...lawan jenis.
Dan ternyata pembahasan
kali ini adalah point nomor 1 dalam 2 pilihan keambiguan judul itu.
Beliau menuturkan kalau
jaman sekarang manusia suka terbalik balik. Meluangkan waktu berjam jam untuk
berbicara apa saja dengan orang bukan muhrim, tempat dimana hatinya terjatuh
saja mampu, nah, waktu sholat baru 2 menit tiba tiba sudah mencapai salam.
Lalu, pembahasan pun
merujuk ke makna cinta yang lebih dalam.
Ada 1 inti yang bisa aku ambil dari seminar kali ini,
“ Berpacaran boleh...tapi
menikah dulu.”
Ya, tentang menjalin
ikatan hati yang dilaksanakan setelah ‘sah’ dikumandangkan.
“Waduh, tapi khan hati
itu tidak ada tombol pause, play, stop, apalagi turn on dan turn off? Kalau jatuh
cinta ottoukke??”
Lalu, beliau berdua
menuturkan,
“Cinta itu fitrah. Cinta
itu adalah sesuatu yang sepatutnya disyukuri. Pun cinta adalah tanda
pendewasaan. Kita tidak bisa menolak cinta yang hadir di dalam hati. Tetapi,
sebagai manusia, kita harus bisa memanagenya, kecuali kalau memang sudah mampu
untuk maju selangkah dan menyempurnakan separo agama, menikah. Sebelumnya, dikhitbah terlebih dahulu”
Waduuh, ini pembahasan
berat. Aku yang ada di deretan belakang Cuma manggut manggut dan buanyak
pertanyaan langsung muncul kayak iklan pop up di web yang jadi publisher iklan
dan meraup rupiah dengan mengumpulkan jumlah klik dari visitor.
Soal khitbah sendiri, aku tahu hal itu beberapa bulan yang lalu melalui percakapan dengan seorang teman. Khitbah menurutku sejenis (semoga nggak salah) meminta seorang wanita muslimah
untuk menjadi calon istri dari seorang laki laki muslim. Yang aku tahu dari
teman muslimahku itu adalah, akan ada teman atau perantara dari laki laki
muslim untuk menanyakan tentang kesediaan seorang wanita yang dia suka atau
cinta untuk dijadikan istrinya kelak. Jadi, tidak ada pacaran, sekali pun
pacaran islami, atau pun ‘ah, nggak papa pacaran, yang penting pacaran secara
sehat, nanti tiap pacaran kita jogging muterin lapangan 10 kali sambil minum
yakult 2.’
Istilahnya, tidak ada undang
undangnya yang berkelakar semacam itu.
“Lho? Why?? Why nggak
boleh pacaran dulu? Kan pacaran bisa dibilang orientasi?”
Lalu, dijawab,
“Everything happens for
reason. Orientasi bisa dilaksanakan setelah akad nikah selesai. Juga, manusia seperti berpuasa. Kita sedang berpuasa, dan saat sedang menjalani puasa, hendaknya tak perlu mengintip hidangan untuk berbuka nanti. Saat berbuka tiba, dan kita membuka tudung saji, maka efek surprisenya akan lebih dibandingkan yang saat puasa sudah buka buka tudung saji, mengintip hidangan apa yang sekiranya nanti akan dilahap. Apalagi pakai icip icip segala"
"Sebenarnya pacaran itu tidak bisa dikatakan zina. Zina adalah
bertemunya alat kelamin laki laki dan alat kelamin perempuan dari dua orang yang bukan muhrim. Hanya saja,
pacaran adalah sarana untuk bisa berdekatan dengan zina, karena yang mendekati
zina serupa ciuman, rabaan, -gosok gosok berhadiah-, dan lainnya.”
Karena dengan ‘oke,
pacaran ya...pacaraaan...sini cium duyu ciniii...peyuk peyuuk..’, maka setan
berkuasa di atasnya.
Syariat ada semata mata
untuk bisa menjaga jiwa para manusia.
Waktu itu, dengan
kecepatan tinggi, jari jari aku mencatat semua pertanyaan yang bergelantung di
otakku. Sayangnya, karena hanya ada dua pertanyaan saja yang bisa dijawab
dari penanya lain, dan pertanyaan ku sampai sekarang masih teronggok tanpa
pencerahan. Dan daripada pertanyaan itu terus bergelayut, aku tulis aja di
sini. Siapa tahu ada ustad atau teman bisa menjawab pertanyaan ini dan membantu
manusia satu ini.
1. Kalau tanpa pacaran,
terus menyamakan misi dan visi ke depan gimana? Juga, menurut buku yang aku baca, menikah itu sangat complicated. Tidak sebatas ‘aku cinta kamu, kamu pun
cinta padaku, ayo kita ke KUA saja’. Ada persamaan visi dan misi, persamaan
karakter, persamaan prinsip hidup, persamaan pola pikir, dan persamaan lainnya.
Entah ini mau membangun rumah tangga atau tempat kursus Bahasa Inggris. Nah,
kalau kita belum begitu tahu dan mendalami karakter seseorang terus lalu
menikah bagaimana kalau ternyata dia bukan orang yang sejalan dengan kita?
Bagaimana kalau serupa mengambil kucing Persia dalam karung? Juga, bagaimana
kalau kita menikah dengan seseorang yang belum ada landasan cinta di dalamnya?
Ustad menuturkan, beliau belum pernah mendengar ada perceraian dalam pernikahan
tanpa pacaran. Mereka berkenalan, lalu dighibah dan menikah. Tapi, Ada yang pacaran
sampai bertahun tahun, mencoba mendalami karakter masing masing saja harus
berujung pada ‘lue gue end’ yang ternyata tulang rusuk dan tulang punggung
tidak sepadan, apalagi kalau menikah tanpa usaha penyatuan misi dan visi terlebih dahulu? Dan juga menikah sebelum rasa cinta mengakar karena minimnya masa pendalaman karakter masing masing?
2. Dikatakan bahwa ideal
menikah bagi laki laki adalah 21-23, sedangkan bagi perempuan adalah 19-21. Aku agak syok. Pasalnya, aku sedikit pun tidak ada bayangan, misalnya di usiaku yang udah melewati ambang usia ideal menikah itu tiba tiba menikah. Pagi pagi yang
biasanya sarapan pun masih disiapin Ibu harus menyiapkan sarapan untuk orang
lain. Masih yang suka pergi ke sana dan ke sini, ingin pergi kemana mana dan
melakukan banyak hal dengan bebas, jadi merasa harus lapor dan tak sebebas
merpati karena memang begitu kodratnya. Ini lalu bagaimana?
Itu adalah dua pertanyaan
utama yang sampai sekarang pun aku belum menemukan jawabannya, seorang wanita
miskin ilmu sepertiku.
Dan memang benar, selain aku sering datang ke acara resepsi karena temanku menikah, juga kalau sudah
berkumpul dengan teman SMA atau teman yang sudah menjalin asmara, tema menikah
tidak bisa dilewatkan. Target menikah, dan rancangan masa depan lainnnya.
Bedanya, kalau berkumpul dengan teman dekat kuliah aku yang semuanya jomblo,
yang kita bicarakan adalah perkembangan drama Korea dan K-Pop di pasaran dunia
fana. Aku bisa bernafas untuk sementara.
Tapi, seminar seperti ini
membuka sedikit demi sedikit tentang ‘ya, sudah saatnya memulai untuk
memikirkan hal serupa itu.’ Hanya saja, kalau ditanya tentang target, aku nya
juga bingung gimana yang terbaik.
Yang aku tahu, kalau
semacam mimpi, karier, dan pencapaian di masa depan, yang penting aku mencoba
dengan sungguh sungguh, tawakal, dan ihtiar, insyaAlloh aku bisa mendapatkan
apa yang aku mau. Nah, beda cerita kalau sama cinta. Kadang, mau berusaha kayak
apa kalau emang bukan jodohnya, ya lewat.
Postingan ini
adalah hasil dari seminar yang gue ikutin kemarin. Dan sebagai manusia biasa
yang miskin ilmu begini, aku pun juga masih bingung tentang perkara satu ini.
Karena masih buanyak hal yang ingin aku lakuin, buanyak tempat yang ingin
sambangi, dan banyak sekali mimpi yang ingin aku capai.
Tapi, satu yang aku percaya dan yakini.
Jodoh adalah cerminan
diri. InsyaAlloh bila kita terus mengupgrade diri sendiri, semakin ter-upgrade
jugalah jodoh kita lusa. InsyaAlloh...Aamiin..
seeeppp itu Khitbah apa Ghibah??? Kalo Ghibah itu smcm ngomongin orang kalo Khitbah itu "meminta" seseorang utk dijadikan teman hidup . :p
BalasHapusbuat pertanyaanmu :
1. buat menyamakan visi dan misi ke depan tanpa pacaran
= itulah gunanya ta'aruf . hahaha. jadi sebelum nikah itu ya ga cuma asal dikhitbah terus nikah tapi ada prosesnya macam ta'aruf gitu ato pengenalan. Ntar didampingi sama orang ke3 buat tau sebenernya sosok itu siapa sih bla bla bla
2. Soalnya di umur2 itu cewek itu rentan godaan atopun digoda sep sama lawan jenis. beda sama cowok. jadi untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan maka disarankan untuk menikah.
hahahahaha
sep sep . :p
oalaaaah, udah aku edit ni kisanak, makasih pembenarannya...hehehe..namnay juga sedang be to the la to the jar.
Hapusoh beginceee..oke oke i seeee...
owh, begindang ya seeeph, iya aku tau perasaannya mbak mbak itu. *lho??
tapi kan tapi seeeph...hehehe...
terimakasih pencerahannya kisanak. Cemunguth!
sama2 kisanak :p
Hapusmbak mbak yang mana?
tapi apa sep?
cemungud jugak!
ahahahaha..
Hapusmbak mbak kayak kita yang emang sudah diuji sekarang ini sep. Ah, imanku belum setinggi itu Sep. aku masih rapuuuh..hahaha
tapi nya aku punya banyak kalo kita ketemu aku mauk konseling. hahaha
masyaallah,,,seminarnya luar biasa....
BalasHapusemang pandangan soal asmara itu sangat beragam
dan hukum2 pun digagas untuk membentengi hal yang tidak di inginkan
kalau dalam Al-Qur'an
yang banyak malah jangan mendekati zina
bukan jangan zina...
ehehehe
jaga diri saja...semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua
amiin
oh gitu ya Mot..hehehe, ya maklum aku masih belum begitu faham beginian..hehehehe..
Hapusiya, aamiin ya Robbal Alamien..:)
Alhamdulillah....
BalasHapusSiip pacaran itu abis nikah aja.. :)
Mengandung pahala :)
aamiin, semoga bisa begitu..hehehehe
HapusSemoga bisa menjaga kehalalan hingga waktu itu tiba. Jazakallah share ilmunya, Meyke :)
BalasHapusaamiin, semogaaaaa :D
Hapustunggu dulu jadi kalo pacaran itu sah tapi nikah dulu..
BalasHapusmasa asal nikah?? nantikan gak tau karakteristik 1 sama lain dong? jadi nanti kalo nikahnya sembarangan siapa tau yang kita nikahin pecinta sesama jenis? atau pembunuh berantai? atau anu anu dan anu #looohhh #wkwk
ah, belum dibaca sampai selesai nih kamu niiih -__-
HapusIyaaah ukhti. Terima kasih ilmunya :D
BalasHapusiyaa sama sama, aku juga lagi belajar..hehehehe
Hapusaaaa ayo kita bikin persatuan single syariah. jangan pacaran tapi langsung nikah :D
BalasHapusJodoh adalah cerminan diri. InsyaAlloh bila kita terus mengupgrade diri sendiri, semakin ter-upgrade jugalah jodoh kita lusa ---> i <3 this quotes
ayooo kamu pendirinya ya cc Dian. hehehehe...
Hapushehe, itu baru aja dapat pencerahan :3
hehehe..sama kok aku juga udah kelewat..kalo masalah kek gni tu susah diaturnya sih hehehe
BalasHapusnunggu cowok aku sarjana dulu deh baru nikah *ngarep* ahhahaha
BalasHapuswah, dapat ilmu lagi :)
BalasHapusmakasih ya mbak....
wah, brarti usiaku dah idela untuk nikah dong...tapi, masih blum sanggup. blum siap lahir dan batin.
michael kors
BalasHapusmichael kors outlet online sale
michael kors purses
cheap nike shoes
north face jackets
north face jackets women
oakley sunglasses outlet
oakley outlet
oakley vault
cheap oakley sunglasses
omega watches
pandora sale
pandora charms
ralph lauren outlet
prada outlet
prada outlet
prada shoes for men
polo ralph lauren outlet online
ralph lauren outlet
ralph lauren outlet
ralph lauren shirts
ralph lauren outlet online
ralph lauren outlet online
ray-ban
ray-ban sunglasses
ray ban sunglasses
ray ban sunglasses outlet
soccer shoes
softball bats
supra shoes
swarovski outlet
swarovski outlet
swarovski
north face outlet online
the north face outlet
north face uk
cheap ray ban
ray ban sunglasses outlet