MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

OUR MARRIAGE STORY : EPISODE 1

OUR MARRIAGE STORY : EPISODE 1
Add Comments
Senin, 03 Juli 2017
Assalamualaikum wr wb,



"What?? Nggak pake pacaran gitu? Kenalan langsung serius dan tiga bulan menikah?"

"You must be crazy!"

"You're kidding me? Ini tuh kayak beli kucing dalam karung. Iya kalau beneran baik. kalau ternyata dia psikopat? Kalau ternyata dia kayak di sinetron begitu, seperti suka nyiksa istrinya, tukang selingkuh atau tukang bohong?"

"Ini bukan soal main main kali. Ini menyoal urusan seumur hidup. Sekalinya salah pilih pasangan, aduh mama sayange itu nanti akan menua dengan orang yang salah, penuh derita."

Itu adalah pikiran pikiran yang berkecamuk di benak saya saat mendengar orang lain yang begitu yakin untuk bisa menikah tanpa pacaran atau istilah menurut saya adalah 'penjajakan'. Well, itu adalah pikiran saya dulu sebelum tiba tiba ada seseorang yang datang jauh jauh dari Bali ke Jakarta, lalu mengadukan binar matanya ke mata saya sambil bercerita tentang banyak hal dalam hidupnya. Yang lalu enam bulan berikutnya mendengungkan kalimat

"Saya terima nikahnya Meykke Alvia Yuntiawati binti Agus Santoso dengan seperangkat alat sholat dibayar TUNAI." Dan Sah berdentum bertalu talu. Yang lalu saya pikir memadukan cinta ternyata begitu mudah bila kita tidak membelitkan diri pada sesuatu yang tidak pasti.

Maka kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan episode pertama dalam pertemuan saya dengan orang yang semakin hari semakin mendatangkan letupan kasih sayang. Semuanya berawal dari....

20 Oktober 2016

Ini adalah kali pertama seorang laki laki menambahkan pertemanan di FB. Beberapa hari sebelumnya, teman baik saya. Uhm....teman paling baik saya, mengirim pesan.

"Seph, I'd like to introduce you to someone. He's so nice and now he's looking for a wife. What do you think?"

Saat itu saya memang sedang mencari pendamping hidup. Bisa dibilang, sudah MULAI memikirkan tentang mencari pendamping hidup walau banyak sekali pikiran negatif tentang pernikahan yang berkutat, berputar putar di pikiran saya. Pernikahan menurut saya dalah sesuatu yang teramat berat untuk ditanggung.

Bayangkan, kita harus hidup bersamanya 24 jam, 7 hari dalam seminggu, 365 hari dalam setahun, bertahun tahun sampai mencapai windu, berlanjut berwindu windu. SELAMANYA!! Dan kita ini adalah dua orang yang mempunyai latar belakang, pikiran, pola asuh dan karakter yang pasti berbeda. Alangkah susahnya memadukan dua pikiran yang berbeda. Dan yang saya khawatirkan kala itu adalah kalau kalau saya salah memilih pasangan. Hancur lah masa depan saya.

"Wait seph. I think I'll be ready next year."

Maksut saya adalah bolehlah kenalkan saya dengan siapa saja, tapi tahun depan. Biarkan saya berkutat dengan banyak perbaikan yang sedang saya kerjakan saat itu. Semacam perbaikan hidup. Tapi ternyata Uma sudah terlanjur mengenalkan FB saya ke padanya. Dan dari situ percakapan kita yang semula serupa,


"Assalamualaikum wrwb.
Salam kenal ya Mey, 😀
"

"Waalaikumsalam... Iya, salam kenal juga.. Uma's friend?"

"ya, sama-sama Uma EAP di IALF.
Aku dari Merauke."



"Oh I see.. Wah, dari ujung Indonesia ya.. 😀 aku dark Semarang"

Wah anak semarang. 😀
Kata uma lagi di Jakarta ya? Ngapain disana?

Iya, he he.. Aku guru bahasa Inggris di sini..

Alhamdulillah, bisa dong nanti diajarin bahasa inggris, Actually I'm a teacher also, chemistry

Oh bisa bisa ... Wow, I hate chemistry when I was in senior high hehe

Ya, so do I. Hahahaha. However, now I become a teacher. Hahahahaha

Lalu berlanjut  sampai akhirnya kita saling bertukar nomor HP. 

Belum genap dua minggu berkenalan via WA,  tiba tiba dia membeli tiket pesawat untuk menemui saya di Jakarta!! Meniti langkah dari Bali menuju Jakarta menurut saya bukan perkara main main dan dari situ saya mulai galau galau senang gimana gitu.

"Niat nih orang..."

We'll meet up! 

PERTEMUAN PERTAMA, 4 November 2017

Tidak sampai terbilang bulan, dia sudah ada di depan mata saya. Kita sama sama berdiri di depan Plasa Cibubur, lalu saya menjulurkan tangan. 

"Assalamualaikum.. Hallo, Meykke..."

"Waalaikumsalam, Alfrets..."

We've met for the first time.

Selama dua hari dia tinggal di Jakarta. Kita nonton bersama, kita makan bersama, kita jalan pagi bersama, dan minum kopi bersama. Di pertemuan awal itu juga saya mengajaknya untuk bertemu dengan tante saya yang tinggal di Jakarta. Sebenarnya dia yang berinisiatif untuk bertemu dengan tante dan saya pikir ini adalah awal yang baik. Toh nanti tante bisa ikut memberi penilaian. Hehehe


The first meetup with my aunt
Alhamdulillah Bulek menyambut hangat mas Alfrets. Satu langkah maju jalan.

Malamnya kita ngobrol panjang kali lebar di J-Co depan Plasa Cibubur setelah selesai nonton film "Shy Shy Cat", sebelum dia kembali ke Bali pada pagi harinya.

Di coffee shop itu kita mulai bertukar pemikiran, menceritakan masa lalu masing masing dan perjuangan hidup yang sama sama kami lalui. Saya bercerita tentang banyak hal, dia pun begitu. BANYAK HAL. Saya menceritakan semuanya tentang saya dengan harapan dia harus mendapatkan informasi utuh dulu tentang siapa saya daripada nanti dia kecewa. Dan alih alih kecewa, dia malah semakin tersepona. Hahaha..

Bahkan, saking asyiknya kami berbincang, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua dini hari.



Bagi saya, pondasi awal keyakinan saya untuk menikah dengannya adalah percakapan sepanjang malam saat itu.

"WHATT??" Cuman bercakap cakap sekejab saja lalu sudah yakin mau menikah??

Well, it sounds kind of crazy, but it happened! TO ME!

Saya suka cara dia menceritakan masa lalunya, lalu menyipitkan matanya sedemikian rupa saat berbicara tentang sesuatu yang dia pikir perlu penekanan, atau cara dia menatap saya sambil terus bercerita, atau saat matanya berkaca kaca di beberapa bagian ceritanya, atau saat dia tersenyum sambil memperlihatkan jajaran giginya. Walau baru berbincang selama hitungan jam, tapi saya merasa seperti mengenal teman lama yang sudah saling tahu bertahun tahun. 

"We've got the feeling from the first chat!"

Lalu tibalah saatnya,

"Kalau boleh, Desember mas ingin ikut ke Semarang. Mas ingin melamarmu, Dek. Bagaimana? Mas diterima tidak?"

Ini adalah pertemuan perdana kita, sodara sekalian. Dan malam itu juga saya menjawabnya.

Pagi harinya, dia pamit untuk kembali ke Bali. Tapi cerita kami tak usai di sini.

PERTEMUAN KEDUA, Desember 2016

Ini adalah pergantian tahun yang tidak akan bisa terlupakan bagi saya. Saya adalah orang yang tidak pernah membawa oleh oleh dari Jakarta saat pulang kampung, teman teman. Tapi sekalinya bawa oleh oleh, saya membawa calon menantu!! Sekalinya saya bawa oleh oleh dari Jakarta.

Sebelumnya saya bercakap via telpon kepada Bapak dan Ibu beberapa kali tentang keinginan saya untuk menyudahi masa jones single saya yang sudah disandang bertahun tahun lamanya.

"Buk, aku mau menikah. Nanti aku bawakan calonnya ya Bu. Dia mau datang melamar."

"Tenane, Ke? Kowe wes yakin tenan?"

"InshaAlloh..."

Untuk orang tua saya yang tidak pernah mendengar kabar anaknya pacaran lagi setelah sekian lama lalu tiba tiba mengajukan proposal untuk segera menikah dengan orang yang baru sekali bertemu yang tinggalnya di perbatasan Indonesia dengan Papua New Guini bermil mil jauhnya di sana mungkin kedengaran agak mengagetkan. Lha saya saja kadang juga kaget.

"Beneran nih Mey?" Lalu kembali saya melebarkan sajadah dan meminta petunjuk. Dan dari situ saya memupuk keyakinan untuk mantap melangkah.

Dan tibalah saat mas Alfrets menemui saya untuk kedua kalinya di Jakarta, lalu kami bersama sama pulang ke Semarang. Banyak hal yang berkecamuk dengan perasaan yang campur aduk saat itu. Ada senang, khawatir, was was, terharu, banyak sekali.

on the train back home

Di sepanjang perjalanan malam, di atas kereta kami banyak banyak bercerita, tentang apa saja; harapan harapan, masa lalu dan masa depan, dan visi misi ke depan. Bercakap cakap dengan Mas Alfrets macam nggak pernah kehabisan bahan. Banyak hal juga yang saya pelajari darinya karena dia adalah orang yang sangat ilmiah dan science-centered. Saya jadi tahu bermacam macam jenis tumbuhan, karena kemana kami melangkah, dia gemar sekali main tebak tebakan.

"Ini pohon apa dek?"

"Apa ya...Sawo?"

"Bukan...'

"Pohon mangga!"

"Bukan...yang huruf awalnya D akhirnya U 4 huruf...."

yang ternyata adalah DUKU. Saya jadi tahu wujud pohon Duku..

Atau saat kami melewati jalan dengan sungai di sepanjang tepinya.

"Dek, ini tinggal dikasih turbin udah bisa menghasilkan listrik. At least untuk penerangan jalan. gratis!"

Saya jadi tahu kalau arus sungai memang bisa dimanfaatkan. Bahkan saat dia melihat tulisan

"MENERIMA KOST PUTRI" yang tulisannya memudar di depan kost yang saya tempati, dia memberikan saya ilmu baru.

"Dek, tahu nggak kenapa itu tulisannya lama lama hilang?"

"Takdir?"

"Bukan." Lalu dia menjelaskan tentang hubungan tulisan yang memudar dengan sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh cahaya matahari.

Bersama Mas Alfrets, saya merasa makin berwawasan luas, teman teman.

Namun, bulan bulan di antara bulan November sampai Desember adalah bulan bulan penuh kegalauan. Kadang saya begitu yakin untuk menikah dengannya, terkadang keraguan datang menyerang. Kadang saya begitu bersemangat untuk menyambut kedatangannya dan banyak hari saya merasa was was dan khawatir.

"Apa benar nih mau menikah?"

"Ini untuk seumur hidup lho."

"Apa benar Mas Alfrets jodohku?"

"Apa ini nggak terlalu cepat?"

"Apa seharusnya aku tidak usah terlalu terburu buru?"

Aduh, banyak sekali. Kadang saya nggak bisa tidur, kadang tidur juga sampai ngorok. Macam macam gejalanya. Bahkan kadang saya menangis tanpa sebab sendirian di Lab Bahasa Inggris tempat saya mengajar akibat terlampau galau. 

"Sudah Seph...kamu harus banyak berdoa. Sholat istikhoroh..." Sahabat saya, Uma, selalu menasehati saya dan meyakinkan saya kalau Mas Alfrets itu orang baik. Dia bukan psikopat atau berperilaku seperti di sinetron Indosiar. Saya banyak banyak berdoa dan mencoba menghalau galau.

Di penghujung tahun 2016 itu mas Alfrets duduk di hadapan Bapak. Dengan gagah berani dan berjiwa ksatria, mas Alfrets datang seorang diri ke rumah lalu mengutarakan :

"Iya Pak, saya ke sini berniat untuk melamar Meykke menjadi istri saya...." 

Ibu dan Bapak berkali kali menanyai saya.

"Apa kamu sudah yakin dengan Mas Alfrets?"

"Apa nggak terlalu terburu buru?"

"Apa nggak nunggu Mas Alfrets pulang dari Australia saja?"

Pulang dari Australia artinya saya harus menunggu 2 tahun lagi, setelah mas Alfrets menyelesaikan beasiswa S2nya di sana.

Lalu saya teringat tentang lima hal yang hendaknya disegerakan.

1. Menikah
2. Membayar Hutang
3. Mengurus Jenazah
4. Menjamu Tamu
5. Bertaubat

Bayangkan, Menikah bahkan ada di urutan pertama. Saya sudah siap menikah, bahkan sudah banyak  drama Korea yang saya tonton buku tentang pernikahan yang habis saya lahap dan siap untuk dipraktekkan. Mas Alfrets adalah orang yang juga siap menikah dan bahkan dia tergolong gercep  alias gerak cepat. Kami adalah dua orang dewasa yang siap menikah, lalu kami bertemu dengan sama sama membawa misi menikah karena Allah SWT. Lalu, apa yang harus kami tunggu?

Apa yang harus saya tunggu saat ada satu laki laki yang dengan kesungguhan hatinya datang jauh jauh dari Bali menuju Jakarta untuk menemui saya lalu dengan mata yang penuh keseriusan mengutarakan niatnya untuk sama sama menuju ikatan yang halal demi menjemput Ridha Alloh SWT? Bahkan dengan gagah berani bertandang ke rumah seorang diri dengan membawa misi melamar??

Pertemuan dengan mas Alfrets adalah sesuatu yang benar benar saya syukuri, teman teman,

Jadi, saat itu yang saya yakini saat itu adalah, saya harus segera menikah................................................... dengan mas Alfrets. Setelah saya mencoba meyakinkan keluarga besar, esok harinya kami memutuskan untuk menikah di bulan




















16 APRIL 2017. 

Di pertemuan kali itu, saya juga sempat mengajak sang calon suami untuk jalan jalan di sekitar Ambarawa lho, yaitu di,

Palagan Ambarawa

Eling Bening


Setiaji Flower Garden
sawah dekat rumah

Sepulangnya dari proses lamaran anti-mainstream itu, saya akhirnya memantapkan diri dan mencoba meluruskan niat. Bulan bulan setelahnya juga tidak kalah beratnya karena namanya juga manusia ya, kadang saya juga masih merasa bimbang lalu galau tidak jelas. Banyak sekali ketakutan yang kemudian bersarang di hati saya. Semakin saya takut, semakin kuat saya berdoa. Dan alhamdulillah semuanya dilancarkan. Kami cetak undangan, lalu memesan gaun dan dekorasi dan dengan basmallah yakin menghadapi hari sakral kami berdua.

PERTEMUAN KETIGA : 16 APRIL 2017 MENIKAH!


"Saya terima nikahnya Meykke Alvia Yuntiawati binti Agus Santoso dengan seperangkat alat sholat dibayar T.U.N.A.I!"

Ini adalah momen yang paling mendebarkan dalam hidup saya, mengalahkan momen saat saya wisuda atau pun momen dulu saat pertama kali bertemu dengan mantan calon mertua saat masih SMA. 

Ini adalah momen dengan jutaan perasaan. Ada rasa bersyukur akhirnya bisa ada di titik ini, bahagia karena sudah menemukan jodoh, khawatir kalau kalau masa depan tidak seperti yang diharapkan, deg deg an menghadapi hari hari selanjutnya bersama, sedih karena sudah bukan orang bebas yang mau ke mana mana tinggal jalan, dan lega karena sudah ada yang punya. Semuanya bercampur menjadi satu.

Apalagi saat Mas Alfrets menjawab Pak Penghulu. Saya berasa berada di sebuah gerbang super besar. Saya berdiri tepat di depannya dan sedang akan melangkah masuk ke sebuah dunia yang super baru, dengan tanggung jawab yang baru, tugas yang baru dan tentu saja status baru. SEORANG ISTRI.

Dan begitu penghulu memekikkan kata "SAH", perjalanan cinta episode pertama kami usai sudah. Akhirnya kami bisa bersatu menjadi suami istri dalam selang waktu 6 bulan saja dengan hanya menjalani 3 kali pertemuan.

Pun saya tidak pernah menyangka kalau menemukan pasangan hidup akan se-sederhana ini.

Bertemu, lalu menyatukan visi dan misi, memupuk keyakinan bersama, dilamar lalu kemudian berakhir dengan lantunan saya terima nikahnya diiringi SAH yang berdebam di satu waktu, bertalu talu.

Dan sejak saat itu perjalanan kami episode kedua dimulai. Bismillah....

Alhamdulillah SAH!


"So, let's begin our story together, walking side by side, hand in hand. Having you in my life is a gift from God I should be grateful for. The path in front of us may not be smooth and easy. But it's worth-struggling. The journey we'll take might be so long and hard, but with you everything seems alright. You, the one who owns the warmest hug and heart, the one I love to the moon and back, the one I trust, the one whose the name I always mention in every single prayer, let's struggle together. Let's make our own story, the most beautiful one. I love you!"

Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. Widihhh sowwiiit banget ya mba hhe ;D

    BalasHapus
  2. Fisrt, aku mau bilang selamat untuk pernikhanya semoga menjadi keluarga yang SAMAWA :)

    Aku bener-bener terharu teh baca ceritanya, perkara jodoh emang misteri yang bikin deg-degan.

    Belakangan ini aku juga lagi di galaukan tentang perkara jodoh nih,
    Karna akupun sama seperti teh Mey, menjomblo sampe halal. im not pacaran.
    Jadi pas baca kisah ini aku ngerasa berada di posisi mas Alfrets, bedanya aku ga sepinter dia wkwk.

    Semoga suatu saat nanti aku juga dimudahkan dalam perkara Jodoh :)

    BalasHapus
  3. Ciieehhh... Meykeh ternyata sudah menikah tho. Kmana aja si kakaq dipi niihhh baru tauuu. Hahaha. Selamat ya sayang, semoga sakinah mawadah warahmah. Seneng bgt baca ceritamu. Meski saya sendiri punya cerita yg jauh brbeda dgn mu, tpi mnurutku bgini lbih baik. Banyak doa, bertemu jodoh, tak usah pacar2an yg lama, bertemu temu yg gmn, yg penting niat lurus, cuzzzz... Nikah. Barokallah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Barakallah..Aamiin Ya Rabb... saya juga nggak nyangka bisa begini hehehe..Kak Dipi juga semoga sakinnah mawaddah warrahmah yaaaaaaaaaaaaaaaaak

      Hapus
  4. Aduuuhh aku bacanya senyum senyum sendiri. Subhanallah ya jodoh itu memang datangnya tidak bisa diduga, tapi memang lebih baik kalau cowoknya gerak cepat seperti suami kamu dibanding cowok yang sukanya PHP... hihihi...

    Bahagia selalu ya,Meykke... Barakallah... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya rabb, makasih mba Erni..saya juga itu orang kedua yang gercep dan karena orang macam itu langka jadi saya bismillah saja. Hehehehe

      Hapus
  5. Salam kenal teh, aku panggilnya teh Mey aja ya, boleh kan? xD

    Selamat menempuh hidup baru teh Mey, semoga menjadi keluarga yang sakinah - mawaddah - warrohmah, diberikan limpahan rezeki yang berkah, serta selalu berada dalam perlindungan Allah SWT.

    Jujur, aku terharu baca ceritanya, cuman 3 kali pertemuan lanjut ke pernikahan itu hal yang keren menurut aku si. Dan yang paling keren, suami teh Mey rela ke Jakarta cuman buat ketemuan. Gentle banget, padahal baru 2 minggu kenal xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, boleh panggil aku Teh, nggak pake susu. :D

      Iya, alhamdulillah hehehe

      Hapus
  6. bentar bentar....
    ini beneran mey? wadaaawww... mabrukk uyyy!! alfu mabruk!! smoga samawa.

    gue hampir dua bulan, yah anggap aja dua atau tiga bulan lah, jarang aktif d dunia blog, sekalinya muncul ternyata sesepuh be udah merried. mantap jaya. dalam tiga kali pertemuan berlangsung lah pernikahan. gue baca tulisan ini engga tau kenapa jadi lebih pede aja gitu menjalani hidup. ternyata ya kalo jodoh, cuman menghabiskan obrolan semalaman di j.co bisa langsung nikah. hebat. emang bener jodoh itu rahasia Allah. ada aja jalannya kalo emang udah jodoh.
    tapi, klo misalnya supaya jadi calon suami berwawasan luas kyak mas alfrets ribet juga nih gue. harus paham bentuk'' pohon serta paham tentang sinar ultraviolets. hahah.
    wah, mabruk lah pokoknya, mey. berarti anak BE bertambah lagi nih yang udah merried. setelah ranger blue, skrg elu.
    smoga walaupun udah merried, ttep eksis ngeblognya ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaahah..ngakak gue baca komen lu..

      Alhamdulillah ya semoga menginspirasi. Pokoknya kalau sudah yakin ingin menyegerakan ya gercep saja sudah..tapi ajngan asal gercep ya..karena masa berlakunya ini untuk seumur hidup InshaAllah..

      Gue doain lancar juga semuanya lah Fauzi..siapa tahu jodohmu orang Arab. Aw aw aw

      Hapus
  7. Lama banget gak main kesini.. Gue dihadapkan pada kisah yang super.

    Berani mulai kenalan, berani nyamperin, berani main ke rumah orang tua, berani ngomong langsung ke orang tua. Dan akhirnya berani ngucapin ijab kabul. Wah, mantap beneran Mey.. Gak semua cowok bisa semantap itu haha

    Semoga samawa dan selalu manis ya.. Btw, gue juga punya niat nulis proses gue mengakhiri masa lajanv.. Tapi selalu tertunda~ :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya, alhamdulillah Dotz. Akhirnya gue bis menyusul lo membangun mahligai rumah tangga hahahahaha

      Ayolah Dotz, ceritakan kisahmu juga biar bisa dikenang sepanjang masa nanti kalau sudah tua :D

      Hapus
  8. uwih... manis sekali kisahnya. Gak jarang sih yang begini, mantap menikah dengan jangka waktu pertemua atau perkenalan yang terbilang cepat. Kalau memang cocok mah ya dihalalin saja kalau memang sama-sama nyaman, ehehehe. Saya bisa bayangin dag dig dug sernya waktu nikah, lulusan SMA sama wisuda mah gak ada apa-apanya ya :)

    BalasHapus
  9. Wa'alaikumsalam :)
    Lagi-lagi aku bisa tahu cerita tentang menikahnya, Teh Meykke. Senang bacanya, dan ini bukan kali pertamanya membaca cerita tentang nikahnya..

    Dari tulisan ini aku bisa ambil hikmahnya. Karena suatu saat nanti aku akan seperti mas Alfrets. Entah seperti apa Allah mempertemukan jodohku.

    Aku pribadi sama seperti, Teh Mey. Aku lagi pengen memperbaiki diri, mempersiapakan disaat sudah siap menikah. No pacaran. Meskipun dulu sempat terjerumus, tapi kali ini aku benar-benar bahwa pacara itu salah. Lebih baik pacaran setelah menikah. Lebih asik sepertinya :)

    Jodoh memang tak ada yang tahu ya, Teh, terkadang orang terdekat yang jadi jodohnya. Terkadang juga orang jauh sekalipun bisa, karena itu semua Allah yang sudah mengatur..

    Semoga terus bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah n warohmah ya, Teh. Doa dan cita-citanya terkabul satu persatu..aamiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh, suka banget aku baca komen kamu Andi...jadi makin semangat nulis begitu. Alhamdulillah bisa mengambil hikmahnya. Emang jodoh itu rahasia Alloh. Tapi semoga ke depannya semua nya bisa dilancarkan ya buat kamu, Ndi.

      Aamiin Ya Rabb, terimakasiiiiih :)

      Hapus
  10. Inilah yang dinamakan perjuangan, akatkan atau tinggalkan. Enggak seperti gue yang bilangnya pingin jomblo sampai halal tapi susah buat ngejomblo, karena lupa caranya ngejomblo hahaha. Selamat ya kak, semoga sakinah mawadah warahmah, yang seperti ini biasanya ngebikin orang lain iri dan waktu sehabis nikah bakalan romantis berduaannya nggak kayak yang pacaran dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pacara mulu berarti ya, hahahaha.
      Iya, kan kita dulu belum sempat tuh pacaran jadi ya udah dirapel aja pacarannya setelah menikah hihihihi

      Hapus
  11. aaaah kk mey so swiiiit. cuma tiga harii udh nikah. simple ya mbak. semoga selalu samawa. doain aku juga ya mbk untuk bisa sampai ke gerbang nikah hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. tiga kali lho, Mut. Bukan tiga hari. Cepet amat tiga hari hehehehe

      Hapus
  12. Ikutan dagdigdug juga bacanya. Alhamdulillah dipertemukan tanpa jalur pacaran ya mbak. Salam kenal, saya dari Semarang juga. Semoga pernikahannya samawa, amiin

    BalasHapus
  13. WAAAAW Meykke emang keren ya, menikah cepat tanpa pacaran, kenal beberapa kali langsung ijab Qabul. Alhamdulillah udah sah sekarang, senang sekali bacanya, moga samawa ya Meyk

    btw kok pertama kali ketemu NOVEMBER 2017 sih? typo ya? ini kan masih September 2017

    BalasHapus
  14. Waaaaaah pernikahan idaman 😂😂😂 bytheway sepertinya aku juga sudah MULAI merasa harus memikirkan ke arah sana. Walaupun aku juga bingung usia berapa kita seharusnya mulai memikirkan hal ini. Kadang merasa aku ini masih kecil, which is aku baru wisuda sebulan yang lalu. Tapi kalo dipikir2 lagi aku udah ga bocah lagi. Temen2 selalu bilang "pengen dapet jodoh tapi gaada usahanya" trus aku jawab aja "usaha apa sih yang bisa dilakukan cewek selain berdoa? Masa kita mau nyosor2 padahal cowoknya biasa aja". Aku bukan tipe2 taarufan kaya ukhti2 shalihah di luar sana, tapi aku juga bukan anti penjajakan yg biasanya melibatkan pertemuan dua orang beda mahram. Makanya aku suka tipetipe penjajakan kakak dg suami hehehe. Oh ya salam kenal ya kak, dari aku yang pernah merantau di semarang wkwk

    BalasHapus
  15. Bener-bener menikmati tulisan ini, hahaha

    Ya, mungkin efek belum nikah juga kali ye. Jadi biar dapet inspirasi juga. wkwkw

    Alhamdulillah dipertemukan dengan suami yang cuma bertemu beberapa kali doang. AH. Ukut bahagia aja kak. :))))))

    BalasHapus
  16. Chat gak nyampe sebulan, trus ketemu. Langsung dilamar lagi. Bulan depannya udah pulang ke kampung halaman dan bawa oleh-oleh. Oleh-olehnya: calon menantu. Kayaknya tante saya juga kayak gini deh. Bedanya, udah kenal sama suaminya itu udah kenal dari lama. Cuma, selang bertahun-tahun kemudiaaaaaaan, mereka ketemu. Trus nikah.

    -----"Dek, tahu nggak kenapa itu tulisannya lama lama hilang?"

    "Takdir?"----- Dengan polosnya~

    Gak tau mau ngasi komentar apa ini. Lebih seneng nikmatin ceritanya, kak :v Baca berulang kali artikelnya sampe-sampe aku baru sadar kalo ada yang typo dari komen Kak Mei Wulandari (November 2017). Daripada komentarku ngawur untuk cerita kayak gini, aku doain aja ya kak.

    Semoga jadi keluarga yang aman dari segala cobaan ya kak :p

    BalasHapus
  17. Sejak pertama sampai kalimat terakhir, ku ingin nyeletuk, so sweet 😍😍😍😍😍

    Ternyata begitulah cara dua orang yang berjodoh dipertemukan ya mba.

    Selamat datang di masa mempertahankan. Di masa lebih banyak perjuangan untuk saling memupuk cinta. Semoga kalian jadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Langgeng dan mesra selalu hingga saling menua bersama.

    BalasHapus
  18. Dulu rasanya gua pernah komen di postingan ini, tapi kok ga ada ya? Ya udah, komen ulang aja deh. Setiap orang punya jalan hidup masing-masing, termasuk dalam hal jodoh. Ada yang setelah pacaran bertahun-tahun tapi ternyata gak jodoh, ada yang cuma ketemu beberapa kali dan langsung berjodoh. Gua terharu banget setelah baca kisah di atas dan gua hanya bisa berdoa semoga perjalanan cinta kalian juga mulus dan langgeng selalu ya sampai tua =)

    BalasHapus