MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

8 Mitos Perawatan Bayi

8 Mitos Perawatan Bayi
Add Comments
Jumat, 16 November 2018

8 Mitos Perawatan Bayi - Dunia per-ibuan adalah dunia yang asing dan baru untuk Ibu Ibu newbie macam saya ini. Belum genap dua bulan saya menjadi Ibu, banyak sekali ilmu dan informasi yang harus dipelajari, khususnya yang menyangkut tumbuh kembang buntelan cinta. Banyak hal yang harus dilakukan dan yang justru tidak boleh dilakukan, tapi sudah biasa dilakukan banyak generasi sebelumnya. Nah, khan...

Untungnya begitu saya melahirkan kemarin, saya mendapatkan kelas edukasi cara merawat bayi, termasuk mitos mitos yang berhubungan dengan bayi yang sudah dilakukan mungkin dari dulu sampai sekarang, padahal justru membahayakan sang bayi. 


Nah, kali ini saya ingin berbagi tentang mitos apa aja sih yang tidak seharusnya dilakukan.


1. Memakai gurita dengan kencang supaya perut bayi hangat.

Image result for gurita bayi

“Lho, nggak pakai gurita ya mbak?” Ibu saya bertanya kepada bidan saat mereka memakaikan baju Julio di rumah sakit sesaat setelah dia lahir. Saat itu, Ibu hanya melihat Julio memakai baju atasan dan popok lalu dibalut bedong saja.

“Iya, sekarang sudah nggak boleh pakai gurita, apalagi kalau mengikatnya terlalu kencang, karena bisa bikin bayi sesak dan menekan perutnya. Bayi jadi nggak bisa menyusu banyak deh, Bu..”

Yes, Nenek juga bercerita kalau jaman dulu dada dan perut bayi harus dibalut dengan gurita dan diikat kencang kencang. Padahal, ini justru membahayakan buat si bayi lho, Bun. Akhirnya, walaupun saat itu saya sudah terlanjur membeli gurita, saya tidak jadi mengenakannya. Memakai gurita dengan kencang ternyata hanya mitos perawatan bayi saja.

2. Memakai bedong sampai diikat kuat supaya kaki bayi lurus

Image result for bedong
kain bedong

BIG NO! Sama seperti gurita, bedong yang terlalu kencang bisa menghambat pernapasan bayi. Tidak hanya itu, bedong yang kuat juga berbahaya untuk tulang bayi, karena sejatinya bentuk alami kaki bayi adalah membentuk huruf O; seperti saat mereka ngruntel asik di rahim kita.

“Lho, bedongnya kok masih longgar ya Mbak?” Ibu kembali bertanya.

“Iya, bedong yang terlalu kuat justru berbahaya untuk pernapasan dan tulang bayi. Lagian, tangan dan kaki bayi nggak bisa bergerak bebas kan, Bun. Coba kalau kita dikasih bedong sampai nggak bisa bergerak, pasti engap sekali. Gatal pun nggak bisa menggaruk.” Jelas sang bidan.

Jadi, upayakan bedong yang dipakai tidak mengikat erat erat bayi kita ya, bun.. Biarkan dia bergerak leluasa karena tujuan bedong sejatinya adalah menghangatkan bayi dan membuatnya tidur lebih pulas. Atau jaman praktis macam sekarang, pakai saja bedong instan macam ini.

Image result for bedong
source

3. Memakaikan bedak di alat kelamin bayi dan muka bayi.

Saya masih ingat dulu adek saya selalu dibaluri bedak banyak banyak di alat kelaminnya begitu selesai dibersihkan. Tidak berhenti sampai di situ, setiap kali habis mandi wajah adek saya sampai putih macam terigu karena bedak. 

Nah, padahal memberikan bedak pada alat kelamin dan wajah bayi itu tidak dianjurkan. Partikel partikel bedak bisa saja masuk ke alat kelamin dan menyebabkan iritasi pada bayi. Atau partikel bedak bisa saja masuk ke dalam mata, hidung, atau mulut bayi. Dan kalau itu dilakukan berulang ulang bisa membahayakan si bayi.

Jadi, saya tidak pernah memberikan bedak di alat kelamin Julio. Di wajahnya pun hanya sedikit saja untuk memberikan sensasi wangi jika dicium, tidak sampai putih dimana mana.

4. Membalut pusar bayi yang belum lepas dengan rempah rempah dan perban

Sssst, membalut pusar bayi dengan macam macam rempah dan perban justru membuat pusar lebih lama lepas karena tidak cepat kering. Lebih parah lagi, macam macam rempah yang dibalurkan justru bisa memicu infeksi pada pusar bayi. Bidan menganjurkan untuk membuka begitu saja tanpa ditutup apa apa. Saat mandi pun, pusar tetap dibersihkan dengan air. Alhamdulillah, belum genap seminggu pusar Julio sudah lepas. Setelah lepas, dokter anak menganjurkan untuk memberikan obat merah supaya bekasnya cepat kering dan menutup sempurna.  

5. Anak yang sering digendong akan manja dan bau tangan.



Mitos perawatan bayi selanjutnya adalah Kuneng, orang Jawa menyebutnya. Singkatan dari ‘dipangku meneng’ atau bayi akan diam hanya setelah dipangku atau digendong. Orang orang bilang anak yang sering digendong justru akan selalu ingin digendong dan tumbuh menjadi anak yang manja. Tapi, penelitian membuktikan bahwa menggendong justru membentuk bonding yang kuat antara ibu dan anak, menumbuhkan rasa percaya diri anak, plus anak menjadi merasa nyaman dan aman. Tak hanya itu, sentuhan fisik saat menggendong menstimulasi otak untuk berkembang lebih sehat, memicu hormon oksitosin yang menyebabkan hormon pertumbuuhan seperti IGF-1 dan NGF juga meningkat dan imunitas/daya tahan tubuh anak menjadi lebih kuat. Buat kita pribadi juga menggendong bisa membakar kalori dan kekuatan tangan meningkat pesat, secara selalu memikul beban berat. Lengan bergelambir, BYE! Hahaha

Tiap kali merasa capek menggendong, ingat saja kalau fase ini hanya sebentar. Waktu berlalu cepat dan anak tiba tiba sudah tumbuh menjadi besar tanpa kita menyadarinya. Terdengar bijaksana ya, Bun. Nggak sia sia follow banyak akun tentang ibu dan anak di Instagram. Hehehe. Yuk, rajin rajin gendong anak kita, Bun!

6.  Memakai sarung tangan untuk melindungi tangan dan wajah dari cakaran

Image result for sarung tangan bayi

Julio juga beberapa kali menangis karena wajahnya tercakar tangannya sendiri. Tapi, tidak membuat saya terus menerus memberikan sarung tangan setelah bidan mengedukasi saya dan Ibu.

“Bayi sebaiknya tidak perlu dipakaikan sarung tangan ya, Bun..”

“Waduh, padahal sudah beli beberapa pasang..”

“Iya, karena sarung tangan justru bisa menghambat perkembangan saraf motoriknya. Dia jadi tidak bisa meraba dan merasakan permukaan benda karena tangannya dibungkus.”

Tanpa sarung tangan, bayi dapat bebas belajar dan memahami lingkungannya. Ia belajar berbagai sensasi seperti ada benda yang kasar, halus, licin, dingin, hangat, misalnya. Termasuk saat ia menyusu dan jari-jemarinya menyentuh pakaian dan kulit payudara.


Tidak hanya itu, bayi juga belajar tentang bagian tubuhnya melalui mulut. Saat jari atau tangannya masuk ke mulut, bayi tengah belajar dan memahami bahwa jari-jari atau tangan ini adalah bagian tubuhnya. Kalau dapat bicara, bayi mungkin akan berkata, "Oh, aku punya jari. Jari-jari ada di ujung tanganku!"

Sarung tangan, bye!

Yang penting rajin rajin memotong kuku bayi setiap tiga hari sekali. Padahal sampai sekarang saya belum berani memotong kuku Julio. Ibu lah yang melakukannya. Aduh, tanpa Ibu sungguh saya hanya butiran debu. Seorang Ibu tetap butuh Ibu.


7. Membuang ASI sebelum diminumkan.


Mitos perawatan bayi ini saya dapat dari nenek.

“Kalau nenek dulu setiap kali mau menyusu, susu keluar pertama yang encer itu dibuang. Karena itu susu basi.” Kata nenek.

“Ya kalau basi diangetin lagi toh, nek..wekawekaweka...” Saya menimpali. Faktanya ASI terdiri dari dua bagian, yaitu foremilk yang keluar pertama; lebih encer dan berwarna putih dan biasanya lebih banyak bersambung dengan hindmilk yang keluar di akhir waktu menyusui dengan cairan ASI yang lebih kental dan kekuningan. Apa lagi perbedaannya ya?

Foremilk adalah ASI yang keluar di awal menyusui dan jumlahnya lebih banyak dari hindmilk. Foremilk mengandung laktosa tinggi yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi namun kadar lemaknya rendah. Foremilk lebih encer karena berguna untuk menghilangkan haus pada bayi. Jadi tidak ada istilah ASI tidak kental itu tidak bagus, karena apabila ASI lebih encer itu berarti ASI tersebut merupakan foremilk. Pada saat ASI dipompa pun biasanya akan terlihat perbedaan 2 warna pada susu, di mana susu yang paling atas biasanya terlihat lebih kental dan kuning sedangkan di bawahnya terlihat lebih putih. Ya itulah bentuk yang membedakan foremilk dan hindmilk.

Hindmilk adalah ASI yang keluar di akhir menyusui dan jumlahnya sedikit. ASI yang keluar terakhir sebelum payudara kosong itulah hindmilk. Hindmilk mengandung lebih banyak lemak yang sangat penting untuk pertumbuhan fisik, energi, dan untuk melindungi organ-organ vital dalam tubuh bayi yang belum terbentuk sempurna. Kandungan lemak pada hindmilk 2-3 kali dibanding kandungan pada foremilk. Karena kandungan lemak yang tinggi yang membuat hindmilk berwarna putih pekat. Kadar lemak yang tinggi dapat memberikan bayi rasa kenyang yang lebih lama.

Itu mengapa saya sangat bersyukur bisa memberikan ASI ekslusif hingga saat ini untuk Julio. ASI teruji jauh lebih kaya nutrisi; bayi bisa merasakan dan mendapatkan manfaat dari segala yang kita konsumsi, lebih higienis, praktis, dan tentu saja ekonomis alias gratis. ASI juga membantu tubuh Ibu kembali seperti sedia kala. Dan saya masih berharap itu. Hahaha...

8. Bayi yang digendong dengan cara M-shaped (atau mereka mengiranya mengangkang) sangat berbahaya untuk tulang punggung dan kaki; alias kakinya pengkor.

Image result for gendongan M-shape
Menggendong M-shaped dari newborn sampai umur lebih dari setahun
Dulu, saya berasumsi begitu. Kasihan kali masih bayi masa sudah mengangkang begitu? Kan tulangnya masih lunak (makanan ayam tulang lunak kali ahh), nanti tulang melengkung lho. Ngeri kali ya, Bun. Tapi ternyata itu hanyalah salah satu mitos perawatan bayi. Menggendong dengan M-shaped itu justru banyak manfaatnya.

Penelitian “Potential Therapeutic Benefits of Babywearing” oleh Robyn L. Reynolds Miller, pada 2016 menyatakan, menggendong bayi dengan posisi tepat dapat memberi manfaat terapeutik yaitu menciptakan efek analgesik, mendukung perkembangan sosio emosional bayi sehingga bayi lebih tenang dan jarang menangis.

Nah, makanya jaman now juga makin marak tren menggendong M-shaped atau kaki ngangkang membentuk huruf M; lutut lebih tinggi daripada pantat. Posisi alami di rahimlah yang menginspirasi gendongan ini. Jadi, bayi akan lebih nyenyak tidur, nyaman dan membantu pertumbuhan tulang bayi yang lebih optimal.

Posisi M-shaped juga memungkinkan bayi melatih kemampuan berbahasa, dan mempererat ikatan emosional dengan orang tua karena wajah bayi menghadap orang yang menggendongnya. Selain itu juga melatih perkembangan otot inti bayi karena menggendong dengan posisi M shape memiliki efek yang sama dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap.

Saya juga barusan mengikuti kuliah Whatsapp bertemakan Mitos Menggendong M-shaped. Semoga minggu depan saya sudah bisa membaginya untuk Bunda sekalian J

Itu tadi 8 mitos paling sering orang awam dengar dan beberapa lainnya masih mempercayai tentang perawatan bayi. Apa lagi ya mitos lainnya tentang perawatan bayi? Boleh yuk Bun, berbagi di kolom komentar. Ingat, sharing is caring!



Preferences :
https://kumparan.com/@kumparanmom/moms-jangan-beri-bayi-anda-sarung-tangan-ini-alasannya
https://tirto.id/posisi-menggendong-menentukan-kesehatan-anak-cx7S
https://theurbanmama.com/articles/apa-itu-foremilk-dan-hindmilk-mana-yang-lebih-penting-647605.html

Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. hihihi kadang yang namanya mitos memang diragukan kebenarannya ya mbak

    BalasHapus