“Tiga bulan Miss.” Gue
terperangah sampai ada lalat terbang rendah.
“Lu pikir mulut gue gua?”
Tapi kenyataan ini memang harus bikin terperangah banget.
Gue freeze selama lima
detik mendengar jawaban salah satu teman kerja gue.
“Waww, tiga bulan doang?”
“Iya Miss. Kita ketemu
dua kali, lalu yang ketiga proses lamaran, dan keempatnya kita ketemu di depan
penghulu.” Sampai sini gue yakin lu pasti tahu arah percakapan gue dengan salah
satu teman kerja, sebut saja Mawar, 26 tahun. Ya, sudah dua tahun dia membina
mahligai rumah tangga bersama sang suami.
“Miss, dulu sebelum
menikah pernah pacaran berapa lama?” Satu pertanyaan inilah yang menjadi awal
mula percakapan sarat makna siang tadi.
Awalnya gue pikir dia
dikenalkan oleh seseorang, kemudian menjalani tahap yang bernama ta’aruf. Si
pria akan meminta seseorang untuk menanyakan pada Miss Mawar perihal apakah
Miss Mawar sudah siap membangun cinta bersama dan menjadi seorang istri, serta
apakah Miss Mawar sudah dilamar oleh orang lain atau belum. Lalu, perkenalan
melalui pihak ketiga dilakukan yang bila Miss Mawar bersedia, proses akan
dilanjutkan perkenalan lebih mendalam. Kalau mereka sudah nyanyi lagunya Ussi
Sulistyowati
“ku memang punya trick
buat kau click dengan
diriku
bukan dengan magic cuma
asik
saat denganmu…”
Selamat, Anda bisa
melanjutkan ke tahap berikutnya!! Perkenalan itu pada akhirnya akan berujung
pada lamaran dan moment super duper bersejarah dengan hamburan kata SAH yang
berdebam di satu waktu tertentu. Proses seperti ini yang selama ini gue tahu
tentang ta’aruf. Kalau Bob Marley bilang “No woman, no cry”, gue rasa Taaruf
lebih condong ke “No being in relationship, no cry”. “Say no to being
relationship, let’s go to KUA.”
“Owh, jadi kamu ta’aruf
gitu, Miss? Kayak yang di pilem pilem Ketika Cinta Bertasbih itu?? Atau film
jaman aku SMA, Ayat Ayat Cinta?”
“Uhm, sebenarnya kita
lewat facebook sih.”
“Wawww!! Aku
tercengang!!” Bagi gue, ini jelas kisah cinta yang tak biasa.
“Lewat facebook? Tapi
cuman tiga bulan udah langsung menikah? Bukannya cari jodoh lewat facebook itu
berbahaya Miss?? Ibarat kata beli kodok dalam tempurung?”
“Maaf Miss, apakah maksut
kamu beli kucing dalam karung?”
“Ehm..ya pokoknya begitu.
Kalau di facebook khan dari biodata sampai foto profil bisa dibuat sesuai
imajinasi. Biodata tinggal mengarang indah dan foto profil tinggal dipoles
menggunakan Photoscape, Camera360, Photoshop, ataupun Microsoft Power Point?”
“Tapi kok Miss Mey sampai
hafal bingit gitu? Apakah....”
Belum sempat menjawab,
memori gue langsung bergulung ke beberapa bulan yang lalu. Gue jadi ingat
curhatan temen gue, sebut saja namanya Melati, 23
tahun. Saat itu dengan sangat menggebu gebu dia bercerita.
“Mey, aku abis kenalan
sama orang Jeckardah di facebook. Kita tukaran nomor HP, dan intens banget
Whatsappan!!”
“Waaaah, selamat Mel!
Udah berapa lama?”
“Dua minggu. Dan you know
whatt??? Oh my to the God!! Dia bahkan udah manggil aku yang!!!”
“Waww, kayak perkembangan
bursa saham dong.”
“Apa urusannya, Mey?”
“Sangat pesat.”
“Duh, Mey. You know what???
Bener bener dah. Bahkan, kita sudah mulai telponan. Suaranya tuh
aduuuuh...lembut banget!!” Gue lalu mikir, ini suara apa baju yang abis
direndem pake Downy.
“Kemarin gue baru aja dinyanyiin lagunya ‘kamu
dimanaaa, dengan siapaaa, semalam berbuaaaat apaaaaa..’. Ih, gue sampai klepek
klepek. Itu khan romance abisssss!!”
“Romance
darimananyaaaa...” Peredaran darah dari otak gue menuju jempol agak tersumbat
saking gue mikir keras banget lagunya Kangen Band itu letak romantisnya itu
darimana. Tapi emang gitu, orang yang lagi jatuh cinta pun mau lagu Gugur Bunga
pun pasti dianggap romantis.
“Oh my to the God!! Gue
barusan dinyanyiin lagu Gugur Bunga!! Itu khan romantis banget. Gue jadi berasa
kayak film film India. Kita lari lari di taman bunga yang semuanya warna
kuning. Waktu gue lari, selendang Sari gue ditarik dan udel gue kemana mana.
Dalam waktu bersamaan, bunga bunga berguguran menerpa wajah gue. Kita lalu
menghentak hentakkan dada dengan pundak maju mundur. Tumpaseaaeeeeeee...Kuch
Kuch Hotahaiii...aaaaaa...”
Orang bilang itu yang
namanya Jatuh cinta. Tunggu saja sampai jatuh berlumuran luka. Hahaha
*menujupancuranirigasisawah
Ibarat musim, Melati
sedang dilanda musim Semi. Hanya saja dia nggak tahu kalau sejatinya setelah
musim Semi akan datang Musim Panas. Darah akan mengumpul di satu titik di otak
sana dengan hati yang membara tiada tara. Nah, sehabis Musim Panas, ini yang
paling bikin sakit. Musim Gugur, hingga tak ada yang tersisa karena masa
gersang telah tiba dengan retak dimana mana, diakhiri dengan Musim Dingin yang
dinginnya sampai bikin hati kaku kaku. Pada akhirnya, Melati bikin puisi.
“Karenamu, hatiku
dirundung kelabu. Karenamu, hatiku lebih dari sekedar membeku. Hatiku....kaku
kaku”
Ya, setelah Melati nggak
bisa tidur tujuh hari tujuh malam karena akan bertemu dengan sang pujaan dari
facebook, akhirnya mereka bertemu di salah satu mall di Jeckardah. Masih
menurut versi Melati, mereka hanya sekedar ngobrol sambil ngunyah rempeyek
kacang.
“Sumpah, garing banget.”
“Emang kalian ngomongin
apa?”
“Ahh, males ah pokoknya.
Dia itu....hahh!”
“Emang dia nggak nyanyiin
koleksi album Kangen Band?”
“Mey, lu ngeledek gue? Lu
pikir ini lucu?? Lu pikir gue harus nari hawai sambil pake hulahup??”
Lagi lagi gue tercengang.
Baru beberapa jam yang lalu Melati nari hawai sambil pake hulahup saking gegap
gempitanya menyambut sang pujaan hati yang dia idamkan setengah mati.
7 jam yang lalu :“Dari
obrolan di chat dan di telepon, gue tahu kalau dia the right one. Dia
itu....Mr. Right. Mey, gue nggak sabar menunggu moment itu datang. It’s gonna
be huge!” Ucap dia dengan gaya Agnez Mo. Emang sih gue nggak liat, cuman gue
bisa bayangin bentuk bibirnya dari cengkokan suaranya."
Sekarang : “Ternyata gue
salah. Cowok itu semua sama. Yang diliat cuman fisiknya aja. Begitu liat gue,
mukanya jadi berubah. Nggak kayak Kecebong yang gue kenal selama ini." *namadisamarkan
“Yaelah, kayak lu udah
kenal bertahun tahun, baru juga tiga minggu.” Ucap gue dalam hati.
“Ya udah buat pelajaran
saja, Mel. Jangan mudah terlena rayuan laki laki dari facebook.” Sebenarnya gue
mau bilang jangan mudah terlena bujuk rayu setan. Tapi gue takut.
“Padahal kita udah saling
manggil yang! Bayangkan!!”
“ Tapi, ada beberapa
kemungkinan tentang panggilan yang itu sendiri. Bisa jadi sayang, loyang, atau
kemungkinan terburuknya peyang.” Sebenarnya gue mau bilang begitu. Tapi lagi
lagi gue takut.
“Ya udah buat pelajaran
aja, Mel... Jodoh nggak akan kemana kok...” Andai Melati ada di samping gue,
gue pingin banget meluk Melati, sekedar ikut merasakan penderitaannya. Tapi
setelah gue pikir pikir, jangan juga sih. Derita gue udah banyak. Tapi, gue
ingin sekedar meringankan bebannya. Cuman, setelah gue pikir pikir lagi,
yaelah...boro boro meringankan, beban sendiri aja keberaten sampai sampai tubuh
gue susah dibedakan antara tubuh sama tiang lampu taman di Waduk Pluit sana.
“Iya ya, Mey...jodoh
emang nggak kemana...Kalau kita nggak nyari ya dia emang nggak bakalan kemana
mana...Nggak bakalan sampai di depan mata kitaaaaaa....” Di point ini Melati
pinter. Tapi gue nggak mau kalah.
“Iya I know, Mel... tapi
jodoh di tangan Tuhan kok, santai aja...”
“Iya, nenek prematur juga
tahu kalau jodoh itu di tangan Tuhan, cuman kalau ngga dicari juga bakalan di
tangan Tuhan mulu, nggak turun ke tangan kita...” Gue gelagapan kayak abis nggak
sengaja minum air kaporit di Kolam Renang Citra Gran pas lagi praktik gaya
Katak. Tunggu dulu deh, di point ini Melati memang benar. Gue pikir perkataan
Melati bisa dijadiin pelajaran hidup nomor 89 : “Kalau jodoh nggak akan kemana.
Hanya saja, kalau nggak dicari, jodoh memang nggak akan kemana mana, nggak akan
sampai ke depan mata kita. Dan jodoh di tangan Tuhan memang benar adanya. Hanya
saja kalau tidak berusaha meraihnya, maka selamanya jodoh akan di tangan Tuhan
tanpa bisa digapai oleh tangan sendiri.”-Melati, 23 tahun, korban facebook.
“Emang gue jelek ya,
Mey?”
“Nggak kok...semua wanita
di dunia ini dilahirkan cantik...” Ucap gue mengutip salah satu iklan krim
wajah.
“Mungkin, kamu cuman
kurang pake Ponds aja.” Gue malah kebablasan.
“Maksut lu gue item??”
“Owh, nggak Mel..dengerin
gue dulu...gue juga item keles. Sesama item dilarang saling serempet soalnya
kalau saling mendahului udah mainstream.”
“Terus gue harus gimana,
Mey?? Lu tau nggak sih, gue udah mengumpulkan begitu banyak harapan di awang
awang dan hanya dalam sekali siang semuanya remuk redam. Lu nggak tau sih gue
udah komunikasi intens banget sampai SMSan juga udah puluhan kali. Tiap pagi,
siang, sore dia selalu SMS ‘yang, udah makan belum? Nanti mati loh...”. Tiap
pagi dia juga SMS, “Yang, ayo bangun ilernya dikeringin dulu.”. Dan yang paling
bikin gue nggak bisa ngelupain dia tiap malam dia selalu SMS ke gue, “Yang, cuda
malem ayo boim duyu...have a nice dream yahh...mimpiin akuuu...aku tunggu di
perempatan yahh..”
Gue kemudian mikir, ini
cuman mau tidur aja pake nunggu di perempatan, seolah olah begitu mereka
memejamkan mata, roh mereka akan keluar dari badan menuju perempatan. Kecebong
sudah menunggu di sana. Bersama sama mereka lalu menyebrangi jembatan dan
pacaran di bawah pohon Kamboja. Syahdu sekali.
“Ya udah nggak usah
diinget inget lagi, Mel. Khan waktu itu gue juga sempet ngomong ati ati lho sama orang yang nggak dikenal di facebook. Tapi nggak papa nasi sudah menjadi aking. Ini adalah saatnya move on. Semangat!!!” Ucap gue
bermaksut untuk memberikan dukungan moril.
“Semangat??? Kamu sih
ngomong gampang! Kamu nggak pernah ngerasain gimana rasanya yakin sama
seseorang, yakin kalau dia itu tulang punggungmu, kalau dia itu radar dengan
frekuensi suara yang selama ini kamu cari. Sakitnya itu di sinihhh!!”
“Nanti juga sembuh
sakitnya, Mel... Nggak papa..masih 3 minggu ini.”
“Mey, kamu tuh bener
bener nggak ngerti yaaa...tiga minggu itu means everything! Apa saja bisa
terjadi selama tiga minggu itu. Aku tuh udah jatuh cinta sama dia, Mey. Jatuh
cinta!!”
“WOYYY!! PLISS DEH, EMANG
LU PERNAH NGERASAIN GIMANA RASANYA JATUH CINTA, LALU NGERASA YAKIN SAMA
SESEORANG, YAKIN KALAU DIA TULANG PUNGGUNGMU ATAU RADAR ATAU SATELIT INDOSAT WHATEVER
SELAMA LIMA TAHUN DAN BERAKHIR KARAM???” Kalau Melati ada di samping
gue sekarang, gue ajakin gulat sambil panco juga nih. Gue rasa Melati ini sedang dalam masa lebay lebaynya, masa dimana
hatinya merasa diiris tipis tipis. Gue tahu saat seseorang patah hati akan ada
masanya seseorang itu begitu sensitif. Lalu, mereka akan menangis sambil lompat harimau atau handstand. Hanya saja, terkadang orang bereaksi dengan agak
berlebihan. Ini baru tiga minggu dari waktu ‘hai, boleh kenalan nggak?’. Kalau
pun pada akhirnya ngerasa kecewa atau sejenisnya dan mengakhiri suatu hubungan
ya terima saja. Bukannya hidup berkutat dengan penerimaan dan penolakan,
kesuksesan dan kegagalan?? Kalau gue nggak sukses, ya berarti gue gagal. Poin
terpenting adalah pelajaran hidup nomor 76 : “Mau sukses atau gagal, manusia harus
terus move on. Mau sukses atau gagal, manusia harus terus melangkah. Tanpa
langkah, kita memang tidak akan menemui gagal, tapi juga tidak akan pernah
menggenggam sukses!” inspired by Melati, 23 tahun.
“Lima tahun? Kasihan amat. Berarti gue masih mending dong. Ngemeng ngemeng emang siapa Mey?”
“Boleh nggak Mel gue
showeran di air terjun 7 Bidadari dulu? Kalau dalam waktu 1* 24 jam gue nggak balik, tolong telfon polisi ya. wassalam”
---
Dari sini kemudian gue
menarik kesimpulan kalau mencari pacar di Facebook itu riskan. Apalagi seperti
kasus temen gue yang berkenalan dengan seseorang dari antah berantah. Ibarat
pantun, ini tuh kayak maksut hati menggapai gunung, apa daya hati kesandung.
Sakitnya itu di relung. Relung dirundung mendung.
Namun, hidup ini nggak
selamanya bisa dikenai hukum ‘setitik nila rusak susu sebelanga’. Pengalaman
temen gue beberapa tahun yang lalu nggak selalu terjadi kepada pasangan
pasangan lainnya, termasuk Miss Mawar.
Bahkan, setelahnya gue
tercengang sambil menopang dagu kayak pose -alay- cantik Ceribel.
“Wawww!! Aku
tercengang!!”. Miss Mawar menceritakan bagaimana kisah facebooknya pada
akhirnya bisa berakhir dengan paduan suara berdurasi 1 detik yang sarat makna.
“SAH!” Begitu bunyinya.
Lalu, apa yang terjadi
dengan Miss Mawar??
Apakah Miss Mawar
berhasil berhasil hore??
Apakah Miss Mawar juga
sempat dilanda musim Dingin?
Lalu, wajangan serupa apa
yang dilontarkan oleh Miss Mawar yang sudah gue beri nama sebagai
miss-senior-urusan-pernikahan ??
Tunggu bab selanjutnya.
komplit ni tulisan. Ada cinta-cintaan, candaan, terus balik lagi ke pernikahan. Kereeeen :)
BalasHapusWah2 aku digantungin lagi dengan cerita keren ini. hahaha, gue tunggu next ceritnya. Penasaran pangeran wortel jadinya. -_- :D
BalasHapusMelati emang dalam fase alay efek patah hati itu. Ya gitu kalo biru biru percaya orang yg baru di kenal. Dasar cewe, selalu gampang percaya:( *ga inget kalo sendiri nya juga cewe*
BalasHapusjadi emosi habis baca ini
BalasHapusdah ngira mau serius lagi malah becanda, udah bener-bener niat becanda malah serius lagi
gatelnya itu disini !
Semuanya emang bisa terjadi, kaya gimana pun juga ya hahaha. Beda nasib biarpun sama-sama ngalamin kasus yang sama pu pn bisa juga. Semuanua ada hikmahya ya miss hehehe. Miss kapan menuju pelaminan dan mendengarkan paduan suara satu detikya?
BalasHapusYa, mencari itu memang harusnya di jalan yang diridhai Tuhan. Kalau nyarinya sembarangan ya begitu. Belum apa apa udah pangil (pe)yang aja:p
BalasHapusBanyak pelajaran hidupnya nih. Maturnuwun tulisane nggih, Mbak Mey. Kathah inspirasi saking mriki:D
Sudah banyak korban dan beritanya juga mbak tentang dapet pasangan online.
BalasHapusAda juga sih yang jadi suami istri dan hidup bahagia selamanya (macam dongeng2) tapi kebanyakan justru sebaliknya.
Maka waspadalah.
**halah..
Aku kenalan dengan perempuan Indonesia waktu ke Aussie. Seorang ibu muda berjilbab rapi dan syar'i. Suaminya berasal dari Mauritania (negara islam di afrika sana). Tapi jangan salah, si suami ini secara fisik keren abis menurutku, 11 12 lah sama Will Smith. apalagi dua bocah laki-laki mereka, lucu bangeeeet.
BalasHapusPenasaran dong aku bagaimana mereka bisa ketemu dan menikah padahal tinggal di dua benua yang berjauhan. Afrika dan Australia. Ternyata jawabannya adalah situs dating online. iya...mereka berkenalan, bertemu, dan akhirnya memutuskan menikah melalui situs dating online.
Mba ini muslimah yang taat dan selama bersamanya aku tau dia orang yang amat baik akhlaknya. Lantas seperti apa laki-laki yang dia temui lewat internet itu, berperangai burukkah?. nyatanya tidak...si suami bergelar master sastra arab dari univ di Dubai, muslim taat dan shalih inshaAllah. sebuah nilai plus selain tampangnya yang mirip Will Smith hahah
kesimpulannya...jodoh itu cerminan diri. selama prosesnya baik inshaAllah ke depannya baik.
*catatan sotoy seorang single hahahaha
HAHAHAHAHAHAHA, aku ngakak!
BalasHapusBtw, saya juga sering kenalan sama temen lewat facebook. Ada yang jadian, ada yang jadi orang gak kenal lagi, ada yang jadi mantan, pokoknya kenalan lewat facebook itu enak kok! Coba aja miss! :D
Kampret.. bacanya serius malah di bawa becanda.. hahah..
BalasHapus3 bulan tak kira waktu yang normal juga.
pegawai perpus di kampusku malah kenalan sama cewek 1 hari aja, besoknya langsung lamaran.. dan sekarang sudah menikah selama 7tahun. Keren kan? :3
haiiisss seeeppp mawar gimana mawaaarrr???? -_- penasaaraaaannn ... I guess I know who is Melati kkkkk
BalasHapusUh... Dapet pelajaran tentang jodoh dari tulisan KaMeyk... Ga nyangka juga. Setuju kalau emang jodoh itu harus dicari, harus diperjuangkan untuk bisa didapetin, tapi dengan cara yang bijak dan gak nyeleweng. Kalau gak dicari dan gak dikejar, ya gak bakal ketemu dan gak nyampek-nyampek.
BalasHapusLebih ironi lagi, "Jodoh itu memang ditangan tuhan. Kita yang memilih Tuhan tinggal merestui, dan..., orangtua yang membiayai." :D
BalasHapusPELAJARAN SOAL JODOH YA, BDW, GUE MAU NIKAH BULAN DEPAN LOH MEY. KASIH SELAMAT DONG :3