sumber |
Empat bilah tembok pasi
menyelubungiku yang entah sudah berapa minggu ada di dalamnya. Aku melongok ke
seorang payuh baya yang berbalut selang dimana mana, bahkan dadanya pun seakan
dirajah oleh banyak selang yang masing masing mengampu tugas yang berbeda beda,
semata mata demi dua belah barang di dada yang terus mengembang dan mengempis.
Mukanya lebih dari pasinya tembok dan bibirnya pun juga senada. Seorang gadis
di sampingnya tak bosan bosannya mengoleskan madu di kedua bibirnya. Sayu
tatapannya seakan ikut merasakan sakitnya raga laki laki paruh baya itu. Dalam
dentingan ketiga, matanya meruah dan buliran membentuk aliran deras di pipinya
yang merona.
“Ayah....”
Detak jam sudah
menunjukkan pukul sembilan malam. Si gadis sedang akan merebahkan diri di sofa
dekat Ayanhnya saat seorang dokter mengetuk pintu kamarnya dan bergegas masuk.
Si gadis langsung beringsut dari sofa dan mendekati sang dokter. Mukanya yang
kepayahan mendadak menjadi tampak begitu tegang. Setelah mengucapkan salam,
dokter segera mengecek keadaan Ayahnya.
“ Dek, mamanya mana?”
Ah, rasanya aku ingin
menghambur ke gadis itu dan menyodorkan bidang datarku yang selama ini selalu
mampu menguatkan setiap hati ringkihnya. Kini aku tahu dia memaksa hati
ringkihnya untuk menetap sekuat baja.
“Mama sudah nggak ada.
Saya hanya tinggal dengan Ayah.”
Kembali dokter menghela
nafas. Dia bimbang untuk meneruskan kalimat selanjutnya.
“Ayah saya sakit apa,
Dok?”
Seakan mengerti apa yang
ada di benak sang dokter, gadis itu bertanya.
“Dek, Ayah terkena kanker
paru paru stadium 4.”
Mata si gadis masih
berkedip secara normal. Mataku sudah meruah menganak pinak. Pipiku berkubang
genangan air mata yang terus menyeruak tanpa henti. Gumpalan sesalan terus
mengendap dan semakin besar.
“Ayah saya nggak akan
meninggal khan Dok?”
Sekarang giliran mata
dokter yang berkaca kaca. Sumpah, rasanya aku ingin memeluk rekat rekat gadis
mungilku itu. Gadis mungil yang bahkan seharusnya tidak perlu mendengarkan
kenyataan yang terlalu pahit, yang bahkan dia sendiri masih bisa bertanya kalau
aku masih tetap bisa membuka mata di esok harinya.
Aku bersimpuh di
hadapannya. Aku memohon ampun kepadanya. Aku memohon ampun telah menjejali
hidupnya dengan duka nestapa. Aku memohon ampun pada gadis cantikku karena
mengubah hidupnya menjadi begitu kelabu.
Batangan berasap itulah
yang telah merusak paru paruku dan hidupku. Memang sejak masih duduk di bangku
SMA aku sudah begitu akrab dengan rokok. Menginjak dunia kerja aku sudah
menganggap rokok sebagai kebutuhan wajib yang harus aku penuhi. Sehari aku bisa
menghabiskan dua bungkus rokok. Namun, sebenarnya aku sudah pernah akan menarik
diri dari asapnya yang membumbung. Saat itu istri tercintaku memintaku untuk
berhenti merokok. Aku sudah seringkali batuk beruntun yang sukar sembuh.
Suaraku berangsur serak, nafasku sering tersengal dan aku gampang merasa capai.
Saat itu, istriku mengultimatumku untuk berhenti merokok. Untuknya, apa saja
aku lakukan. Namun, istriku rupanya tidak melakukan apa saja untukku. Dia tega
meninggalkanku bersama buah hati kita yang kita nanti sosoknya banyak tahun
yang lalu.
Rokok mulai menjadi
pelarianku semenjak itu. Tiga bungkus pun lunas aku lahap setiap harinya. Asap
selalu mengepul memenuhi paru paru. Kini, aku harus membayarnya. Rinai air
mataku terus mengalir. Dan sebanyak apapun air mata bercampur sesal tak bisa
lagi membasuh paru paruku yang sudah berlubang.
“Maafkan aku, anakku...”
---
Esok harinya, dengan
ditemani keluarga yang terbang jauh dari luar kota si gadis berwajah cantik itu
mengusap usap pipi Ayahnya. Kini tak ada lagi selang yang menjejali badannya.
Pun tak ada alat bantu pernafasan yang melingkupi mulut dan hidungnya. Lihat,
tak ada lagi layar pemantau detak jantung. Karena memang sudah tak ada lagi dua
belah barang di dada yang mengembang dan mengempis.
“Ayah, selamat
jalan....salam untuk Ibu si surga...”
Di ruangan berdinding
pasi itu, semua larut dalam pilu bertalu talu.
Sedih bacanya. Bener tuh, rokok itu membahayakan. Katanya, hampir setiap hari ada orang meninggal karena rokok.
BalasHapusBtw, semoga menang lombanya yaa. :)
iya makanya...
Hapusiya, aamiin makasih yak :D
sedih mbak mey :') jadi si anak kecil itu jadi yatim piatu dong :')
BalasHapuscceritanya menyentuh
good luck buat lombanyaaa
iya jadinya huhuhu, makasih cc Lidya :D
Hapusga tega ngebayanginnya :(
BalasHapustapi pesannya dapet kok.. intinya stop merokok selagi belum terlalu parah, atau jangan merokok sama sekali.
semoga menang, mey :)
endingnya sad :(
BalasHapustapii bagus, bisa bikin yang baca nangis huhu
aduh itu itu itu ...
BalasHapusbikin gue nangis sumpah :'(
ceritanya menyentuh :'(
sedih sedih sedih. :( kasian si anak kecil.
BalasHapusgara-gara si rokok tuh. smoga orang-orang yg ngerokok diberi kesadaran.
sukses buat lombanya kak mei ;D
Alurnya sedih... bisa dikatakan menyentuh nih.
BalasHapuspesan dari ceritanya juga dapet
:"( kalau sudah tentang ayah, udah deh sedihnya maksimal.
BalasHapusMenyentuh sekali. Ayah-ayah di dunia yang masih merokok kayaknya harus membaca ini supaya mereka sadar bahwa tidak merokok itu bukan hanya untuk kebahagiaan mereka namun juga anak dan istri mereka :")
good luck lombanya! :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMaaf ya, Mey. Boleh 'kan memberi masukan membangun (meski agak sadis^__^V)
BalasHapusSaya dari awal baca tidak bisa menemukan hubungan kuat antara paragraf pertama dengan yang selanjutnya. Kalau seorang ayah ingin bercerita tentang dirinya tentang ketabahan anaknya, seharusnya:
- memberitahukan bahwa yang bercerita adalah ayah itu sendiri dari awal
- memberitahukan yang bercerita adalah ayah itu sendiri di akhir
Dari kalimat pertama, Mey bercerita menggunakan kata -nya. Lalu paragraf berikutnya aku, jadinya agak rancu mengikuti ceritanya.
Lalu di kalimat ini: Aku bersimpuh di hadapannya. Aku memohon ampun kepadanya. Aku memohon ampun telah menjejali hidupnya dengan duka nestapa. Aku memohon ampun pada gadis cantikku karena mengubah hidupnya menjadi begitu kelabu.
Bagaimana si Ayah bersimpuh? Sedang ia berbalut banyak selang di tubuhnya (kalau dilogika kembali sih, harusnya mungkin ditambahi saja: Ingin rasanya aku bersimpuh.......
Di ending, bisa dibuat tuh, si ayah (dengan kata aku) memandang kepergiaan anak gadisnya, dan meminta maaf atas perbuatannya dulu, meski si anak enggak bisa mendengarnya lagi,
Terakhir, editing lagi EYD nya kalau masih sempat. masih ada waktu 'kan? Banyak banget tuh yang harus Mey rapikan kembali.
*Saran : Maaf kalau masukannya terlalu pedas dan tidak mengenakkan. Boleh dihapus kalau tidak berkenan. :)
Selamat menulis dan semoga menang setelah revisi^^
ini menyentuh banget kak ceritanya. gue ga bisa bayangin gimana nasib perasaan anak tersebut yang di tinggal oleh kedua orang tuanya. gue pasti gabisa kalo berada di posisi anak itu.
BalasHapusini juga salah Ayahnya juga, kenapa dulu tidak menuruti perkataan istrinya untuk berhenti merokok. penyesalan memang datang belakangan. istrinya pun pergi dan Ayahnya semakin banyak menghisap rokok, jadinya terjangkitlah penyakit kanker paru-paru stadium 4 itu.
sukses buat giveaway nya kak ;)
Seperti biasa, meskipun ternyata banyak koreksi dari kak Lina di atas, tapi secara keseluruhan udah oke.. Cuma ya aku sempet agak bingung sama ini yang cerita siapa? di awal-awal..
BalasHapusKerenlah, moga menang! Dan... stop merokok buat siapapuN!!!!!
ya..berhenti merokok untuk siapapun ..rt huda
BalasHapuside ceritanya keren,,,,menyentuh banget....cuman, ya..kayak yang dikoreksi sama mbak lina.....mungkin mbak meykke memang sudah saatnya butuh editor :P
semoag menang ya mbak meykke...sukses selalu
catatannya menginspirasi banget kak... terutama bagi para smooker... cobanya mereka peka... syg kebanyakan pada cuekk.. ntr kena penyakit kayak si ayah baru nyesell... yah penyesalan selalu datang belakangan.. btw maaf baru ninggalin koment
BalasHapusnike huarache
BalasHapusfitflops
coach outlet online
cheap uggs for sale
nike air force 1
burberry outlet
abercrombie and fitch
coach outlet
louis vuitton handbags
ugg outlet
louis vuitton
cheap ugg boots
adidas superstar
ugg outlet
kd shoes
prada uk
air jordan retro
north face uk
uggs on sale
cheap oakleys
coach outlet
toms outlet
chanel bags
louis vuitton
coach outlet store online
coach outlet online
toms
michaek kors outlet
canada goose outlet
louis vuitton
coach outlet online
20151104yuanyuan