MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

Triple Ja!! (Jalan Jalan Jakarta) Episode : Pekan Raya Jakarta

Triple Ja!! (Jalan Jalan Jakarta) Episode : Pekan Raya Jakarta
Add Comments
Sabtu, 05 Juli 2014
Banyak gedung berdiri megah di berbagai titik. Ada hall A, B, C, D, dan juga D yang bersinergi satu sama lain mengepung kawanan stand dengan rupa rupa produk yang berjajar apik membentuk tiga jajaran di tengah tengahnya. Perpaduan stand indoor dengan outdoor menambah keharmonisan para penjual yang menyentuh angka 2.650 perusahaan. Dari produk tipe berat yang sekali beli harus merogoh kocek super dalam semisal mobil dan motor berbagai merk hingga produk remeh yang sekali tegak langsung katam.

“Silahkan ditukar kakak boleh kakak Good Day 10ribu dapat tiga...”

Dengan tiket di tangan kita bisa menukar tiket kita dengan berbagai produk yang tertera di situ. Bahkan, dengan tiket itu kita juga bisa membeli salah satu merk HP China dengan diskon mencengangkan, semencengangkan Cak Lontong tiap memberikan hasil survey di ILK.

“Wawww, mencengangkaaan!!!” Gue yang seumur umur emang baru berkutat di pasar malam di lapangan Jenderal Sudirman, Ambarawa sana jelas jelas tercengang oleh nuansa keramaian yang ditawarkan oleh Jakarta Fair ini. Bahkan, tempat ini didaulat sebagai pameran multi produk terbesar, terlama, dan terlengkap se ASIA!!




-----

Perjalanan untuk mencapai tempat ini bukannya tanpa perjuangan. Sebelumnya, gue dan Miss Dian mengayuh perjalanan dua jam dari Bekasi menuju ke kawasan Jakarta Timur untuk membeli beberapa baju di PGC, cerita asoynya di SINI. Gue dan Miss Dian sampai di PGC tepat pukul 12. Bukannya langsung belanja karena memang PGC adalah surganya tempat belanja, gue dan Miss Dian yang memang lebih suka makan malah salah fokus. Kita dengan semena mena menghabiskan waktu 1,5 jam di salah satu Buffet Resto yang hanya dengan uang 45 ribu, gue bisa makan apa saja, berapa kali saja. Jelas dong gue sebagai anak kost Jeckardah yang gaolnya tidak terkira segera menyambut angin syurga itu.

Pada akhirnya, gue dan Miss Dian hanya muter muter di mall 7 lantai itu selama 45 menit saja karena  gue emang nggak begitu doyan beli baju.

“Pet, kayaknya itu bagus Pet!! Roknya bersusun susun kayak apartemen.”

“No, Mey. Noooo...inget Mey, uang kost belum dibayar.”

“Peeeet, oh mennn tuh baju roknya melambai bangettt, gue kalo pake, muter dikit tuh rok pasti udah mengembang kayak balon udara. Gue mauuuuuu”

“Mey, berapa kali gue harus ingetin lu?? Apa gunanya tuh rok merekah dibandingkan dengan sensasi terhempas air bergelombang dengan nemo hilir mudik di antara karang di Kepulauan Seribu sana??”

Gue terhenyak. Si Pepet benar. Maka, sebenarnya hal yang paling memberatkan gue dalam acara berbelanja adalah gue nggak suka buka Pepet. Pepet akan cemberut dan zippernya kadang suka macet tiap kali gue mau ambil uang. Karena Pepet, gue bisa mengendalikan diri dan hanya beli beberapa yang memang gue rasa perlu. Ang setelah gue pikir sambil kipasan di kost, tuh barang barang nggak perlu perlu amat.

Tapi, semua akan berubah setelah –negara api menyerang- barang barang diskonan di tempat selanjutnya itu menginvasi seluruh akal sehat gue. Dan sejak itu gue berpikir bahwa gue memang manusia yang lemah hatinya. Sungguh..... *nangisbarengPepet

LET’S GO TO JAKARTA FAIR, BEIBEEEEEEEEEEEEEHHH!!

Jam menunjukkan pukul 3.15 saat gue move on dari PGC.

“Miss, kite naik apah sekarang??”

“Ehm... dari PGC ini kita naik yang ke Ancol, Miss...”

“Owh, oke...” Gue yang memang nggak tahu apa apa dengan takzim melangkah seirama langkah kaki Miss Dian.

Tapi, dari TransJakarta gue belajar banyak hal. Kita boleh berencana, Tuhan yang menentukan. Di benak kami berdua, habis naik TransJakarta jurusan Ancol, lalu turun, selesai perkara. Dan apakah kenyataan begitu??

*Berdiridipinggirshufflebusway

*panas

*mulailapar(lagi)

“Miss, yang mana kok nggak naik naik?”

“Not this one. Ini ke Harmony, bukan ke Ancol. Tapi ya udah yuk, kita bisa transit di Kampung Melayu terus naik yang jurusan Ancol.”

Gue dengan sigap, happ!! Meloncat ke bis jurusan Harmoni. Semua tempat duduk terisi penuh dan jadilah gue dan Miss Dian berdiri. Gue lalu bergelantungan di pegangan berongga tepat di atas kepala. Saat bis mengerem mendadak maka gue akan terhuyung ke depan, dan saat bis mulai menarik pedal gas, gue akan terhuyung ke belakang. Macam gue naik ayunan. Kadang gue taruh tangan kanan gue ke atas, lalu kalau capek gantian tangan kiri. Capek lagi, dua duanya. Capek lagi, gue sedang akan............

“Miss, jangan akrobat di sini!!”

Miss Dian menatap nanar gue saat gue bersiap siap menggantikan peran tangan dengan kaki. Karena dia mengancam akan pura pura nggak kenal kalo gue melakukan itu, gue mengurungkan niat gue buat pegangan pakai kaki. Semoga Miss Dian tetep mau berteman sama gue, gue berdoa dalam hati.

Akhirnya gue transit di Kampung Melayu dan kembali naik TransJakarta jurusan Ancol untuk nantinya turun di halte Jembatan Merah, Jakarta Pusat. Untungnya, gue mau naik berkali kali pun gue hanya perlu mengikhlaskan uang 3.500 . Untuk naik bis ini, kita hanya perlu membayar sekali saat masuk ke haltenya saja. Berikutnya, mau naik TransJakarta sampe koleps juga kita nggak perlu lagi membuka zipper si Pepet.

Lagi lagi, gue harus bergelantungan bersama dengan penumpang yang membludak. Setelah sekitar satu jam bergelantungan, dan setelah ngecek lengan gue yang sudah berubah bentuk kayak lengannya Agnes Mo dengan otot trisep yang menggumpal sangar, gue dan Miss Dian akhirnya sampai juga di ‘dekat’ piarjeeeeh!!

“Ngeeeeeeeeeeeenggg...” Angkot berwarna biru laut bernomor 53 mengantar kita dari halte Jembatan Merah menuju ke pintu masuk PRJ!!

Untuk hari normal, setiap pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar 25ribu. Berhubung saat itu gue berkunjung pada hari Jumat yang sudah tergolong weekend, gue harus membayar 30ribu.

Begitu masuk, gue ada di dalam hall. Ada baju, kaos kaos etnik, aksesoris, produk produk usaha rumah tangga dari berbagai daerah. Gue dan Miss Dian sempat membeli flatshoes etnik dari Jatim yang bila dilihat sekilas hampir mirip dengan Hwahye, flatshoes khas Korea yang biasanya dipadupadakan dengan Hanbok. Banyak sekali corak atau motif bernuansa etnik yang bagus. Harganya?? 50 ribu sajaaa!!

Begitu keluar hall itu, banyak sekali stand yang berjajaran dengan banyak SPG yang bertebaran untuk menarik pengunjung!! Sepanjang mata memandang, gue hanya melihat stand stand berdiri anggun dengan pengunjung yang menumpuk di sana sini.


source

jajaran stand yang ada di tengah tengah areal PRJ


See???

Apapun yang lu butuhkan PASTI adaaa!!! Banyak juga stand stand makanan dan minuman yang bertebaran dengan banyak customer yang sedang antri, salah satunya stand stand kopi ini.

Quote nya NENDANG abisss!!

Gue udah kayak SPG kopi belum??
Sebagai penyuka kopi, jelas gue kayak gini. Ini penting bangett!!

Saking gedenya, jelas saja orang orang Jakarta dan sekitarnya tumpah ruah di sini. Pekan Raya Jakarta ini diadakan setiap tahun untuk memperingati Ulang Tahun Jakarta. Tahun ini, Jakarta berumur 486 yang jatuh di tanggal 22 Juni 2014.  Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair Kemayoran 2014  akan digelar selama satu bulan mulai 6 juni sampai 7 juli 2014. Acaranya sendiri akan dipusatkan di Arena JIExpo Kemayoran, Jakarta. Tema JFK kali ini adalah  “Shout The Spirit Within”. Selain bertaburan produk apa saja ada berikut diskonnya yang spektakuler, acara ini juga bertaburan artis loh. Nih, liat jadwalnya...



Nah, dan jangan lupa biar nggak gaudet (gagal update), begitu masuk di area ini Miss Dian segera mencari peta.


Penunjuk Jalan Pekan Raya Jakarta

“Mana peta mana petaaaa...” Lalu peta segera menyembul dari tasranselnya mbak mbak penjaga Pusat Informasi.

“Kemana selanjutnya kita akan pergi??” Gue melihat peta dengan seksama.

“Apakah kalian melihat stand penjual tongsis??” Gue bertanya pada pemirsa Miss Dian.

“Ya, kamu benar, ayo kita pergi.  Ayo kita loncat, lebih tinggi, lebih tinggi, loncat..” Gue dan Miss Dian dengan peta yang sudah di genggaman mulai kembali berbaur dengan pengunjung yang ada.

"SWEEPER JANGAN MENCURI, SWEEPER JANGAN MENCURI!!" Gue mulai kebablasan.

"Ih, miss. Nggak malu??"

"Yaelah Miss, idup serius amat..."

Pada saat itulah gue dan Miss Dian gelap mata!

Bayangkan!! Koper POLO yang biasanya ratusan ribu dengan size medium bisa dibawa pulang hanya dengan 199 ribu sajaaa!! Banyak pula wedges dan sepatu wanita lainnya di stand Matahari yang dibanting banting!! (harganya)

Gue sebagai anak manusia yang lemah imannya jelas tergoda! Demi apa pula powerbank bisa seharga 50 ribu. Gue ngiler maksimal saat ngeliat sebatang besi berongga segiempat di ujungnya dijual hanya dengan 50ribu!! Nih tongkat lagi in bingittt!! Bahkan, gue juga beli jaket jeans Carvil yang semula seharga hampir 300 saja menjadi 75ribu saja!!

Lolongan Pepet tak lagi gue hiraukan.

“Diam kauuu Peeeeeeeeeeet!!” Pepet sekejab pucat pasi.

Bahkan, gue dan Miss Dian juga sempat photobox seharga 30ribu!! Muka kucel bodo amat. Capturing the moment is number 1. Yang gue tahu, hari ini akan menjadi kenangan di keesokan harinya. Tahun depan apakah gue bisa jalan asik lagi bersama Miss Dian membelah jejalanan Jeckardah?? Belum tentu...



Jam menunjukkan pukul 8.30 malam. Itu artinya gue dan Miss Dian telah berpusing pusing di PRJ sepanjang 4 jam!! Gue yang sedari tadi mencoba membelah kerumunan dengan menyeret nyeret koper segede gaban, kaki gue rasanya mau copot!! Gue dan Miss Dian tetap hilir mudik kesana kemari melihat satu per satu stand. Kita ngeliat stand kamera dan HP, modem dan tongsis, baju baju, make up juga, makanan makanan, dan masih banyak lagi. Walo nyeret nyeret koper lah bodo amatt, ini itu MUMPUNG!!!

Miss Dian di depan toko Cinderamata Turki. Uhuyyy..

“Miss, kita sudahi saja Miss..” Gue menyerah. Rasa capek menyergap tubuh gue. Kita pulang.

Byeee Jakarta Faiiiiiiiiiiiiiiiirrrrr!!
SAAT JALAN PULANG BERLIKU NAN PANJANG!!

Yang menjadi pertanyaan adalah,

“Ini ngomong ngomong aku bawa koper ini pulang gimana ya Miss?”

“ Ya tinggal dibawa, nanti kita angkot dari sini ke halte Jembatan Merah, terus menuju ke halte BNN, kita naik lagi menuju Pinang Ranti, terus kita naik angkot lagi dua kali.”

Membayangkannya saja gue benar benar mau muntah. Dengan terhuyung huyung gue dan Miss Dian keluar dari PRJ. Malam itu adalah kali pertama gue naik

BAJAJ BAJURI!!

source
Yakkk, karena angkot 53 sangat langka, gue dan Miss Dian memutuskan untuk naik bajaj menuju halte terdekat. Sepanjang perjalanan gue membayangkan bis TransJakarta yang sesak dengan pegangan berongga yang bergoyang goyang.

Dan bayangan gue menjelma menjadi nyata!!

Bahkan, kini lebih parah dari sebelumnya. Saat pintu bus terbuka, penumpang sudah penuh sesak. Namun, gue dan Miss Dian yang sudah kepalang capek segera hinggap di pintunya dan merangsek masuk sebisa bisanya. Gue tetap dengan membawa koper gue segede gaban. Satu lagi, ini adalah kali pertama gue naik bis TransJakarta paling panjang, TRANSJAKARTA GANDENG!!

Bis paling panjang dan paling SESAK yang pernah gue tumpangin seumur hidup gue!

Nih bis sudah panjang begini, penumpang nya jangan ditanya! Bahkan, gue untuk meletakkan koper gue ke lantai saja benar benar tidak ada celah. Ini serius!! Pada akhirnya gue harus merelakan kaki gue diinjak oleh koper gue sendiri. Ahhh, ini adalah bis paling sesak yang pernah gue tumpangin seumur hidup. Manusia dengan berbagai ras tumpah ruah saling bergelantungan di bis ini. Bahkan, untuk berpegangan pun gue nggak kebagian jatah pegangan berongga. Gue yang dianugerahi tangan lebih panjang akhirnya bisa menggapai tiang pegangan dengan banyak orang yang rasanya melekat di tubuh gue dari berbagai arah mata angin. Kadang kita terhuyung di depan lalu ke belakang secara berjamaah. Kalau saja gue nggak inget kalau gue beli tongsis baru, rasanya gue mau pingsan!!

Sesampainya di Pinang Ranti dan jalan sedikit di depan Tamini Square, gue mendelik melihat jam di tangan.

“Jam 11 malem!!!” Tubuh gue benar benar butiran debu. Kita sepakat menyetop taksi karena dirasa kita nggak akan sanggup naik angkot dua kali. Kerasnya hidup ini.

Begitu sampai di dalam taksi, gue dan Miss Dian langsung duduk leyeh leyeh tanpa sepatah kata pun. Bahkan, untuk menggerakkan jari pun rasanya gue nggak sanggup. Kepala pusing, perut mual, kaki tangan sakit semua. Satu lagi, dompet kering. Hati??? Jangan ditanya!

Sepanjang gue tinggal dan memutari Jakarta, ini adalah perjalanan paling mematikan yang pernah gue alami.
Pada akhirnya, gue menginap di rumah Miss Dian karena gue nggak berani pulang malam malam. Toh, gue nggak sanggup naik motor sendiri. Badan gue sudah remuk di tingkat redam. Hati gue?? Jangan ditanya episode 2.

Apakah gue menyesal??

Apakah gue kapooook??

TIDAK. Walopun malam itu suara gue berubah jadi kayak suara kodok karena banyak lendir yang menggumpal di pita suara gue dan gue terserang batuk, I am looking forward for the next mission!!

Gue dan Miss Dian selanjutnya berencana untuk ke Dufan di pagi buta dan mencoba semua wahana yang menantang!! Gue dan dia juga akan bergabung di Open Trip untuk travelling ke salah satu pulau di Kepulauan Seribu.

Will we make it?? Let’s seeee!!

Oh ya, yang ingin menyaksikan kemeriahan acara ini dapat datang mulai pukul 15.30 - 22.00 WIB setiap Senin-Kamis, pukul 15.30 - 23.00 WIB pada Jumat, dan pukul 10.00 hingga 23.00 WIB pada akhir pekan. Masih dibuka sampai tanggal 6 Juli lho, don’t miss it :D

Perjalanan gue bersama Miss Dian sebelumnya :

MENGARUNGI JERAM DI SUNGAI PALAYANGAN!! Part. 2

MENGARUNGI JERAM DI PELOSOK BANDUNG!! Part. 1

Menyelami Lautan Buku di Istora Senayan, Jekardah!!!



So, thank you a lot for my friend, Dian who took me out and led me to PGC and PRJ!! Without my friends here, I am not more than a butiran debu. So glad to meet such a nice friend. I'm looking forward to the next travelling!! Where will we go then??? Can't waittttttt!!
Preferences :



Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. lagi? . . . . . . . ah sudahlah

    BalasHapus
  2. Asik jajan-jalan aja ya kak mey,, seru banget deh ...

    BalasHapus
  3. Waduh asyiknya. Tapi apa ada rasa nyesal? Mestinya cukup ke PRJ dulu? Hehe, kalau di PRJ belum tentu ada tempat makan ala bufet kayak yang di PGC. Sebegitukah Jakarta kalau lagi ngadain PRJ? Gak minat datang ke sana kalau desak-desakan gitu meski pengen juga coba belanja dan cuci mata, huhu. Paling ngeri keramaian super duper.
    Benaran koper POLO-nya asli? Jadi ikut kalap pengen beli, hihi. PRJ sana barangnya merek asli atau dudulan (boongan)?
    Seperti biasa, Mey, bagi kaum hawa yang namanya kalap mata emang biasa meski dompet meraung-raung. Habis asyik banget dan itung-itung buang stres. Tapi jangan sampai shophaholic, ya. Bisa kelaparan entarnya, haha.
    Selamat betualang lagi, Mey. Beruntung nian punya sobat sebaik Miss Dian yang bisa diajak pelesiran.

    BalasHapus
  4. oh tidaaaak, makin banyak fotoku terpampang deh ):

    BalasHapus
  5. kak meyyyyy :3 itu seruu bangettt.. jemput via kesana dong .... aaaaaakk :3
    Heboh banget sepertinya.. dan awesome amazing excited dan blablabla ..
    aaaaaaaaaaakkkkkkkk :3
    bawa vina ke kepulauan seribu jugaaaa ..hiks :|
    wanna go there kak mey :(
    aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk .. emang enak kalau jalan ada yang nemenin :) langgeng ya kak mey :) *lah

    BalasHapus
  6. Oh ini lanjutan cerita seru bersama Miss Dian. Ah, kalian kompak sekali dan aku ngiri. Selain ngiri sama Kak Mey yang menghabiskan belanja di PRJ, juga ngiri karena punya partner asyik banget sama Miss Dian. Udah sama-sama suka makan, suka kembaran, ah pokoknya kompak banget kalian!

    Iya bener sih, sebanyak apa pun uang yang dikeluarkan demi kepuasan hati mah nggak papa. Seneng-seneng aja rasanya. Yang jelas udah dapet koper, siap-siap pulang kampung, siap-siap juga diceritain cerita di Ambarawa sana nih kayaknya haha

    BalasHapus
  7. Kalo orang Jakarta, kesana udh males. Dari harga tiket masuknya aja udah mahal. Dan bosan karena brand-brandnya pasti itu-itu aja. Harganya juga kadang murahan di luar PRJ daripada di PRJ.

    Tapi, kalo bukan orang Jakarta, ke PRJ kayaknya pada seneng banget. :)

    Kayaknya sih bukan TransJakarta namanya kalo gak desek-desekan. :D

    BalasHapus
  8. Kewreen! Aku baca dari awal sampe ke bawahnya monitor rasa-rasanya mata tak mampu berkedip sedikit pun, merasa setiap kata adalah batangan emas yang perlu dihitung cermat-cermat, energi gembira mengalir di spasi-spasi yang memberi batas antar satu kata dengan yang lain, menggambarkan perjalanan menuju PRJ--salah satu pameran multi produk terbesar, terlama, dan terlengkap se-Asia--dengan sangat elegan disertai dengan percakapan absurd tak masuk akal tapi masih bisa dipikirkan dan memancing tawa dengan dompet dan peta, ah kerwen!!!!!!!

    Kayaknya aku gak bakal ke sana deh mengingat ngantri kamar mandi saja sudah begitu dekat dengan ajal rasanya, apalagi berdesak-desakan macam itu, tak ada pendamping hati, tak ada pengisi dompet, aaaakkk... cukuplah aku membaca dan mendengar cerita orang seputar PRJ.. wwlwlwl

    BalasHapus
  9. aseli panjang banget, dan kerennn abisssssss.

    PEKAN RAYA JAKARTA emang selalu bikin petcahhh. tiap tahun perasaan makin keren, makin rame makin penuh dan jakarta makin macet. gue mau kesana juga ahh tahun depannnn, biar tambah rameeeeee

    BalasHapus