MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

SERPIHAN TERINDAH

SERPIHAN TERINDAH
Add Comments
Selasa, 20 Mei 2014
Ini adalah naskah cerpen yang pernah aku kirimkan dengan tema "Mantan Terindah" kayak lagunya Raisa. Namun mengalami fase keberhasilan yang tertunda. So, just check it out and give the comments. It is totally fiction. :)


Meykke Alvia Y
Aku tercenung. Pandanganku terus memaku ke arahnmu. Sosokmu berdiri begitu gagah dengan menyokongku yang lekat lekat menempel di punggungmu. Kala itu matahari sedang akan menampakkan semburatnya dan kabut pekat mengambang membentuk serupa pulau pulau di atas kepala. Kepala kita saling beradu dengan kupluk favorit menutupi rambutmu, dan angin semribit memainkan rambutku yang terjulur julur sepinggang. Kala itu, di atas gunung Merbabu wajah kita memainkan mimik senada, senyum 3 jari dengan bola mata berseri seri.

Banyak menit selanjutnya, mataku masih terpusat di serpihan masa yang kita telah punya, yang kamu tinggalkan begitu saja di salah satu folder pengumpul masa lalu dalam social media sejuta umat ini. Setiap hari, tak pernah absen aku membuka satu demi satu foto yang tak juga dihapus dari albummu, tapi mungkin saja sudah terhapus dari kalbumu. Foto demi foto selalu berhasil menggulung ingatanku dan mengecap lagi rasa rasa indah bersamamu.


Hari ini aku membuka foto kali pertama kita membungkus masa bersama.Kamu berdiri begitu gagah, seperti biasa, dengan aku tepat di sampingmu. Tanganmu melingkari punggungku, namun ujung jarimu tak menyentuh sesenti pun lenganku. Senyum simpul kami mengumpul di masing masing bibir dan awan melingkar lingkar sejajar badan.

“h+1”, captionmu membuat lesung pipiku terlihat begitu ketara. Ya, itu adalah saat saat pertama kami mengulum senyum bersama dalam jepretan kamera. Hatiku tertambat di teduh matamu saat kita melakukan pendakian kedua di gunung Merbabu. Selama 3 hari kita bahu membahu menaklukkan gunung itu. Tak sadar rasanya aku akan meletakkan bahagiaku di bahumu setelahnya. Kamu menawarkan cinta di puncak gunung Merbabu, di ambang subuh saat badan menggigil menahan dingin. Anehnya, kala itu hatiku suam suam kuku. Rasanya seperti mimpi bisa menjadi bagian dalam bahagiamu. Sejak saat itu kita mendaki bersama sama, lalu menyimpan kenangan yang berceceran di sepanjang jalan dengan kamera berlengan panjang milikmu. Begitu banyak senyum dan tawa berbalut cinta di tiap jengkal langkah kita.

“Hope it will be forever! Let’s climb together!”, pandanganku melayang di caption lainnya. Saat itu kamu menjulurkan tanganmu dan membantuku naik di sebuah jalan pendakian ekstrim. Mukamu bercahaya terpantulkan mentari yang baru saja berpecah. Di bawahnya, aku hanya bisa berujar, “Aamiin..” Seketika memoriku berloncatan ke tiga tahun silam, masih di puncak Mahameru. Sesaat setelah kita menggapai puncak, tiba tiba D’Cinammons perlahan mengalunkan “Selamanya Cinta” dari HP nya.

“Wanna dance?” ucapmu walau aku tahu benar nafasmu tinggal separo. Anehnya, dengan nafas yang juga masih memburu, aku menjulurkan tanganku meraih jari jarimu, dan kita berdansa dengan mataku menembus retinamu, dan matamu terus memancarkan teduh di pelupukku.

Begitu banyak pengalaman pengalaman tak terlupakan terjerebab di hatiku. Bahkan terus menggerogoti hatiku walau kau sudah tak lagi menawarkan telapak tanganmu untuk berdansa bersama di pucuk.
“Keyla, akhirnya aku diterima di salah satu Universitas di Jepang. Kamu tau khan, Aku harus fokus, Key...Dan aku harus....kita harus....”

Bilahan kata katamu seakan berdesing desing di hatiku, merajam rajam tanpa ampun, menusuk nusuk membabi buta. Gigiku gemeretak, dan mataku terasa begitu panas seketika. Pipiku merona tiada tara, dan jari jariku lekat lekat menggenggam leher payung hingga ujung kukuku memutih. Seperti ada bongkahan semangka yang merangsek keluar dari relung dada. Kepergianmu ke Jepang adalah awal dari kepergianmu dalam hidupku. Aku mencoba mengerti, banyak mimpi kau gantungkan 5cm di depan dahimu, dan banyak jalan yang harus kau terjang, walau salah satunya adalah memupus harapan tertinggi kita berdua.

60 dalam hitungan menit, dan aku masih duduk terpaku di depan sisa sisa perjalanan kita, album foto kita yang masih tersimpan rapi di facebookmu. Melirik ke kanan bawah, namamu bertengger di jajaran paling atas dengan bulatan berwarna hijau di pojok kanan, sejajar dengan namamu, Bagus Aditya. Lalu tiba tiba satu box chatting muncul di layar, dengan namamu sebagai pengirim.

“Key, apa kabar?”

Dan seketika rinduku semakin berletupan.

“Tidak baik...” ucapku dalam ketikan. Sejurus kemudian, aku sudah menghapusnya. Rasanya aku ingin menghambur di pelukanmu malam ini, memuntahkan rindu yang mengendap, getaran rasa yang masih sepenuhnya sama, tak peduli samudera luas pun membentang di antara kakiku dan kakimu.

“Baik”, jawabku kemudian, dalam isakan tak bersuara dan selamanya dia tak akan pernah tahu.

“Ah, Bagus, Yang tlah kau buat sungguhlah indah, buat diriku susah lupa... "



Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. ini lo buat kapan ya nyet? bahasanya kok beda ya?

    BalasHapus
  2. itu bahasa keren mbak, kaya akan diksi. Jadi indah bacanya :)
    sabar aja deh kalo belum menang, mungkin karena ceritanya fiktif jd gak menang, coba kalo nyata pasti kan menang (mungkin sih :D)

    BalasHapus
  3. Jadi lo ikutan juga kemarin? Sama-sama tertunda dan udah diabadikan diblog juga. Sayang kalo cuma disimpen di laptop.

    Padahal menurut gue ceritanya keren,tapi mungkin selera jurinya beda :)

    BalasHapus
  4. Boleh sumbang saran?

    Itu di paragraf pertama Mey menulis sedang akan. Sedang itu artinya berlangsung saat itu. Akan, berarti belum terjadi. Di paragraf satu dengan paragraf lainnya juga agak berloncatan, Mey. Kalau memang dari Merbabu ke Mahameru, dan sudah berganti cerita, bisa mungkin ditandai dengan sebuah tanda di bawah paragraf, selesai. Kemudian pargraf baru di waktu yang lain, jadi jurinya tidak bingung dalam membacanya. Begitu juga menjelang akhir cerita.

    Apapun itu, teruslah menulis. Semua juga berasal dari tidak bisa, belum bisa, mencoba, gagal, mencoba, gagal, dan akhirnya bisa. Tetap semangat ya^^

    BalasHapus
  5. Kak Mey inikok rasanya beda ya sama tulisan indahmu yang lain ? :o
    Bagus sih, tapi kayaknya feel-nya enggak dapet *ceillah*

    Btw, enak juga kali ya pacaran di puncak gunung. Jadi pingin nih -_-

    BalasHapus
  6. saya suka ungkapan keberhasilan yang tertunda.
    mereka para juri punya penilaian sendiri, tapi dengan pengalaman seperti ini kita bisa tahu keurangan yang ada pada tulisan kita.

    saya sendiri enggak paham masalah cerpen sih, tapi yang paling penting untuk orang awam seperti saya cuma baca dan paham isi cerpenya.

    kalau saya sih yes *lho...

    BalasHapus
  7. Padahal ini cerpennya kalo menurut aku bagus banget, tapi ya sudahlah. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan

    BalasHapus
  8. Maksudnya nggak lolos Kak ? Padahal nih cerpen cakep banget lho... Bahasa juga enak dibaca, meskipun agak membingungkan bagiku, tapi cukup elegan..

    Menurutku nggak ada yang perlu komentarin deh... Semuanya keren Kak Meykke... Susunan kalimat, pemilihan kata, gaya bahasa semua klop... Ini aku lagi mempelajari cara Kak Meykke menerangkan suasana... Boleh kan ? buat nambah skill Kak... hehe

    Tapi sayang banget... Berubung ini kisah masalah cinta atau tentang perasaan hati... jadi aku mudah menebak ini cerita maunya apaan... Yah, aku emang nggak begitu suka ama cerpen ato fiksi cinta ato sejenisnya lah... Mungkin akunya yang nggak normal atau apa...

    BalasHapus
  9. Sama sih kayak beberapa komen di atas, kayaknya cerita ini agak beda sama sama cerita-cerita Kakmey yang lain. Nggak tau aku sok tau aja nih komentarnya haha.

    Dan beberapa komentar juga sama kayak Kaklin. Aku sempet bingung waktu dari gunung Merbabu tiba-tiba jadi Mahameru. Itu loncat antargunung apa gimana ya-__- dan ini alurnya maju mundur ya? Mungkin sarannya, biar nggak bingung dikasih pembeda antara cerita lalu dan saat ini. Misal cerita lalunya dibikin miring gitu tulisannya.

    Oh iya tambahan, pas putusnya kalo kata aku sih kurang greget Kak. Kurang bikin nangis gitu. Nggak tau Mas Anang :D

    BalasHapus
  10. Diksi nya baguuuuus, sederhana tapi mengena. So far sih aku menikmati jalan ceritanya, dan menurut aku endingnya bisa dibikin lebih menyayat lagi loh sebenernya kak.....

    BalasHapus