MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

MENIKMATI MASA MUDA DI KOTA NAN TUA, JECKARDAH!!!

MENIKMATI MASA MUDA DI KOTA NAN TUA, JECKARDAH!!!
Add Comments
Rabu, 12 Maret 2014
Dengan semangat menderu deru gue kayuh pedal sepeda, menukik ke kanan kemudian berbelok ke kiri, berkelok kelok melewati sepanjang pelataran Museum Fatahilla yang berdiri megah. Mentari menyorot pedas, tapi happ!!! Gue lawan. Jelas jelas gue lawan, topi segede gaban bertahta anggun mengitari jilbab kecoklatan. Set! Set! Set!! Dengan sigap gue mencari celah di ratusan kaki dengan puluhan sepeda onthel klasik khas kota Tua. And now, I am riding a super classic and vintage bycicle EVER!! 

Where???

KOTA TUA, JECKARDAHH!!



--
AWAL PERJALANAN....

Minggu, 2 Maret 2014

“Ke?”

“Hmm? Gimana Ka?”

“Bukain pintu, aku udah di luar..” Dalam keadaan sadar dan tidak sadar gue mencoba menganalisa keadaan. Dengan mata terkatub katub, gue meraba raba tombol lampu. Sudah pagi. Ika sudah di depan pintu kost. Dan gue baru bangun tidur. Awesome!!

Beberapa saat kemudian, kita sudah ada di warung soto depan kompleks dan melahap habis demi perjalanan yang gue lihat lihat lumayan jauhh..

Benar!! Jauuuuh...Lebih jauh lagi karena kita salah naik bis. Iya. Gue yang sedang duduk sambil manggut manggut menahan kantuk yang masih menyerang tiba tiba dicolek Ika.

“Ke, turun depan...” Gue yang sangat tidak tahu apa apa dan gue sedang ada dimana juga gue benar benar nggak paham, gue ikuti langkah Ika.

“Ke, kita tersesat...Kota Tua ada di daerah Jakarta Pusat...”

“Sekarang kita dimana Ika??”

“Cempaka Putih, Jakarta Utara..kita kebablasan banyak...”

“Owh...” Gue yang emang sudah terbiasa tersesat dan kadang tak tahu arah jalan pulang, aku tanpamu butiran debu, tidak terlalu panik. Pada akhirnya, hanya dengan 3500 rupiah saja kita bisa naik Trans Jakarta berkali kali.

Shelter di daerah Jakarta Utara teramat sesak dengan manusia rupa rupa warnanya. Gue yang diwanti wanti sama Ibuk untuk tetap waspada terus mengetatkan posisi tas. Sebelum pintu bis terbuka, gue dan Ika berpegangan erat takut nak berpisah. Gue berasa kayak di scene kapal Titanic akan tenggelam dan kita berbondong bondong berebutan sekoci. Peluh sebiji jagung membanjiri wajah gue. Sumuk, begitu Ayah bilang.

Begitu pintu bis dibuka, apakah yang dilontarkan oleh petugas TransJakarta??

“Awas copeeet!!! Awassss tas nyaa, dompetnyaaa...awas copeeettt!!!”

Lalu, gumpalan daging hidup berbondong bondong keluar dan masuk. Gue dan Ika langsung merangsek masuk. Takut tidak kebagian tempat. Lalu, sampailah kita di suatu shelter untuk selanjutnya menuju daerah Grogol, dan berpijak ke Stasiun Cawang.

Masih sama, manusia di Jakarta tak ada habisnya. Di setiap pojokan, mereka ada. Rupa rupa warnanya. Tapi karena mereka nggak hijau kuning kelabu merah muda dan biru, nggak gue pegang erat erat.

Jalan agak panjang setelah shelter di Cawang, akhirnya stasiun ada di depan mata. Beli kartu sekali jalan sebesar 8ribu dengan biaya jaminan 10ribu, gue melangkah masuk menunggu kereta kereta asoyyy. KRL, kata orang Jakarta.

jangan lupa sampai stasiun poto dulu
Kereta datang, dan lagi lagi gue dan Ika harus berdesakan. Meraih pegangan di atas kepala dengan banyak mas mas bersumpelan dimana mana. Fiuuh!! Kereta berhenti sejenak, penumpang beberapa turun dan kita akhirnya bisa mendaratkan pantat di tempat duduk panjang mengular di tepi tepinya.

Sejam sudah berlalu.....

FINALLY!!! HERE WE ARE !

Sempat mengisi perut di salah satu tempat makan di dalam stasiun Jeckardah, akhirnya kita keluar dari gagang gagang panjang bangunan putih kusam.

sumber
Stasiun Jakarta Kota. Kita kemudian menyelusuri pinggiran jalan dengan banyak bajaj, taksi, dan beberapa pengamen yang melepas penat di tepian jalan.

“Ika, yang mana??”

“Itu, yang banyak orangnyaaa...” Ucapnya. Yah, benarrr....Di ujung mata gue, ada lapangan super lebar dengan background bangunan klasik maha besar, diitari oleh bangunan bangunan bergagang besar lainnya.

sumber
sumber
Patung patung hidup dengan bermacam macam rupa berserakan di antara meriam kuno dan kolam kecil di tengah lapangan. Ada ala tentara, ada ala Si Pitung, ada None Belanda kelewat subur, ada pula Vampire. Menginjak siang, bahkan ada patung Evil emo serba hitam. Tak peduli matahari menyengat begitu terik, toh lapangan Fatahillah langsung tersulap menjadi lautan manusia. Untuk bisa berfoto bersama mereka, kita bisa mengisi kotakan yang disediakan di depan patung masing masing. Begitu uang dicemplungkan, mereka bergerak dan berfoto bersama kitaaaaa!!! Soal pose, boleh bebasss!!

Berpose bersama ketua genk Manusia Patung!!
Kira kira ini ikutan patung siapa hayo??



Patung anti-mainstream. Semoga rejeki lancar...

Pose siap perang!

Pose duduk di awang awang!



Eittsss, tak hanya itu. Di ujung lapangan bahkan ada pertunjukan serupa reog dengan personil satu keluarga. Ada bapak, ada Ibu, dan juga anak anaknya. Mereka dengan begitu semangat diimbangi gendang bertalu talu mengayunkan pecut. Cetarrrr!! Cetarrrr!! Pecut super panjang terus membabi buta menampar beton lapangan. Bahkan, ada satu pertunjukan dimana si bapak ini berulang kali memecut anaknya!! Tapi, kebas meeennn!! Orang cari uang memang rupa rupa.

Sebenarnya banyak museum di kawasan Kota Tua ini. Hanya saja, museum paling terkenal, Fatahillah sedang ditutup karena masih dalam proses renovasi. Bila museum Fatahillah di sebelah kiri, dan gue menoleh ke sebelah kanan akan berdiri tangguh sebuah Cafe bernama Cafe Batavia. Gue lihat dari balik jendela isinya bule bule. Well, bule bule memang gemar main ke sini. Mereka menikmati sisi lain Jeckardah di kawasan ini. Kota Tua memang penuh dengan history dan keunikan tersendiri.



Sebenarnya, kota tua itu tidak hanya kawasan lapangan Fatahillah saja. Kawasan Kota Tua mempunyai luas lebih dari satu km melintasi Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Asal tahu aja ya, kota Tua wisata Jakarta mendapat julukan “Permata Asia” dan “Ratu Dari Timur” sekitar abad ke-16 oleh pelayar dari Eropa. Dahulu kala, Kota Tua merupakan pusat perdagangan di benua Asia karena lokasinya yang sangat strategis dan sumber daya yang melimpah!! Kawasan Kota Tua sebenarnya meliputi Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, Toko Merah, Jembatan Kota Intan, dan pelabuhan Sunda Kelapa. Tapi, yang paling penting di masanya adalah Museum Fatahillah di zaman pendudukan Belanda, gedung ini merupakan balai kota, pengadilan, sekaligus penjara bawah tanah yang mengerikan!!

Ah, gue jadi ingat dengan Kota Tua di kota asal gue, Semarang. Tiga tahun yang lalu, bersama dengan sahabat SMA gue, kita berputar ria mengunjungi banyak bangunan bangunan jaman Belanda yang berkumpul menjadi satu, di Kota Tua Semarang!!

Tempat klasik emang kurang serrrru kalau nggak ada museumnya. Sama seperti saat gue mengunjungi kawasan kota Tua Semarang, di Kota Tua Jakarta ini juga ada museum museumnya. Berhubung museum Fatahillah ditutup, gue dan Ika menyambangi museum wayang dengan banyaaaak ragam jenis wayang khas Jawa Barat di dalamnya. Dari wayang golek, wayang kulit, wayang dari serupa serabut atau batang padi, dan masih kaya lagi. Bermodal 5ribu saja, kita sudah bisa mengayakan mata di dalamnya. Ruangan yang modern dan bersih menjadikan museum ini walau klasik tetapi tetap masa kini. Bahkan, saat gue berkunjung di dalamnya, pertunjukan wayang sedang berlangsung di sebuah auditorium.



Unyil dan keluarganya


sepasang kekasih di dunia wayang..
Nahhh, tidak hanya itu!!

Begitu kita keluar dari museum, ada jalan satu ruas sedemikian rupa dengan banyak penjaja barang antik dan souvenir di sisi kanan dan kiri, semacam pasar dadakan. Kita bisa melihat banyak mobil antik yang beberapa di antaranya sedang melakukan sesi foto pre-wed, ada juga kalung kalung batu dan vintage lainnya, sampai ada tukang tato dan juga tukang ramal!! Lengkap dan padaaaattttt!!! Jangan lupa juga mencoba es potong yang gue lihat lihat mirip sama es kado di tempat asal gue!!

Mas ramalnya pecahh!!

exotic necklace 10k only!!

widihhh banget!!
--

THE BEST PART!!

Yang terkenal dari Kota Tua ini bagi gue adalah sepeda klasiknya yang dicat warna warni lengkap dengan topi rajutan besar senada dengan cat sepedanya.

“Berapa pak??”

“20 ribu setengah jam...” walau harga selangit, pengalaman ini sangat tidak boleh untuk disia siakan. Kapan lagi bisa mengayuh sepeda seklasik ini di bumi Jakarta yang teriknya membakarrr kulit arii??

Dengan gegap gempita, gue mulai memajukan pedal di kaki kanan, bersamaan dengan mengubah berat badan di sisi kanan, roda sepeda mulai berputar, meliukkk liuuk dan liuuuk dari ujung kanan ke ujung kiri, lalu berputar dan menukik!! Bahagia sekali gue dah!! Mau panas, mau gosong jelas nggak gue hiraukan.

Ika yang duduk nggak santay di belakang gue tertawa cekikikan begitu girang. Gue jadi ingat jaman SD kala berputar dari pangkal ke ujung desa, berjamaah, siang siang dengan tawa tergelak gelak. Rasanya baru kemarin gue mengecap masa SD dengan sepedaan setiap siang dan petang, sekarang gue udah menginjak puluhan dua dengan satuan yang senada. Tapi, gue tetap hobi bersepeda!!






Kali terakhir gue bersepeda saat gue mengunjungi Bandung. Bersama sahabat gue lainnya, gue mengitari Jalan Dago di Minggu pagi dengan sepeda biru ciamik sekali. Di SINI!!

Puas berputar putar, gue dan Ika harus segera pulang. Jalanan Jakarta susah ditebak kayak hati gebetan. Salah salah kita bisa sampai larut malam.

Sekali gue tengok pelataran Museum Fatahillah yang masih dibanjiri manusia. Rupa rupa, sepeti yang gue bilang. Ada yang ngajak pasukan dengan kaos seragam yang gue analisa mereka adalah anak anak SMA, ada yang pake baju sama cowok dan cewek yang gue sinyalir sebagai pasangan,ada pula romboongan bule berbaris dengan satu laki laki berwajah Indonesia mahir berbahasa Inggris, juga ada yang datang lengkap seperti iklan layanan masyarakat; 2 anak saja cukup.

Maka, hari itu gue tutup edisi jalan jalan gue di Jeckardah dengan ucapan alhamdulillah dan bismillah semoga selamat sampai tujuan.

Kembali melajukan langkah menuju stasiun yang super padat, lalu turun ke daerah Kober, Depok dan naik angkot tiga kali. Superrr sekali!!

Lalu, mau kemana lagi kita???

References :
http://www.readersdigest.co.id/travel/destinasi/wisata.kota.tua.jakarta/006/001/57
http://infowisatamurah.com/wisata-murah-di-kota-tua-jakarta-barat/


Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. seperti nya kamu harus mencoba ke Malang :v
    enak bener yaak yang jalan jalan ke kota tuaa yang begitu megah .. apalagi mengingatkan pada jaman lalu :3

    BalasHapus
  2. semoga kota tuanya tetap tua namun energinya tetap muda. Supaya para muda banyak nengok kesana dan melihat Indonesia dulu. Semoga saya nanti bisa mampir dan mengabadikan kenangan di kota itu. Indonesia Indah dan Menakjubkan

    BalasHapus
  3. di kota tua ada cosplay ya kak? wahahaha
    tempatnya pas banget buat para jomblo yang mau pacaran. :D

    BalasHapus
  4. uwaa
    pingin makan kerak telor di sana.
    *belom pernah nyoba :D

    BalasHapus
  5. waw nice.. :D
    aku juga kepengen jalan jalaan~
    kapan kapan ikutan post tentang jalan jalan ah :D

    BalasHapus
  6. Wah kak Meyke... Lapangan Fathalillah lagi dipenuhi tentara, none belanda, si Putang dan dipenuhi pengunjung.. kak, kok ngga ngajak-ngajak sih kalau ada acara seperti itu, aku kan ingin ikutan juga..!

    BalasHapus
  7. lucu mbak muka-muka patungnya, jadi pengen ngegampar. haha\
    btw gue belom pernah sama sekali ke kota tua.. ya iyalah gue kan di Palembang, haha
    pokoknya keren deh travelingnya :D

    BalasHapus
  8. waaah di tengah kesibukan kerjaan, ngeblog, nulis sampai nerbitin enem buku antologi, masih sempet jalan2 juga haha Meykke emang produktif banget..
    wisatanya keren lagi di kota tua jekardah.. mungkin sama kayak kota lama semarag tapi enggak sekeren itu.
    seru banget Mey :D

    BalasHapus
  9. jd kepengen ngepost cerita jalan2 ... udah lama gak traveling lagi soalnya .. udah lama juga mendekem di gua hantu -_-
    keren pemandangannya :D

    BalasHapus
  10. waah jalan2 terus nih, awalnya masuk murah 5 rbu, malah sepedaan 20 ribu setengah jam, tapi gak apa, diliat dari fotonya seru banget, fotonya juga keren2.

    BalasHapus
  11. wahh kota tua jakarta lebih kerenn dari kota lama semarang yaa... ada sepeda2an juga, ada musium juga, ada pertunjukan wayang juga, kalo di kota lama semarang adanya cuma pertunjukkan penampakan wanita jembatan pas malem doang *ehh* ajak aku ke sana kaakkk

    BalasHapus
  12. Wew kota tuwirrr.. Pas banget ya sama kak mey, sama-sama udah tuwirr #ehh
    Iya pernah lihat tuh di TV orang2 yg dandan kek patung, hahaha... Cari uang emang syusyahh.. ( ._.)/
    Kapan-kapan kita kesana yuk kak, naik sepeda aku boncengin #eeaa

    BalasHapus
  13. cantik ya, sepedanyaaaaa~

    gilak itu harga sewa nya kelewat murah. Murah bingitz ngitz deh kak. Seharusnya bawa sepeda sendiri kak. Lumayan 20rb bisa buat makan.

    Gue belom pernah ke jakarta. Moga nanti bisa menapak kaki disana ya kak.

    BalasHapus
  14. Waaa, seru banget yaaa~ Pengen kesana deh jadinya X( Ajak aku dong kak kalo jalan2 *cian gak suka jalan2*

    BalasHapus