MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

Mengajar Adalah Belajar

Mengajar Adalah Belajar
Add Comments
Jumat, 27 Juli 2012

Assalamualaikum the world!!

Now is 10 PM, Wednesday July 25th 2012 in my bedroom, and I’m going to tell you about my experience today. Well, to make it easy for me to explain and tell you every detail thing that happened today, let me use Bahasa Indonesia..:D

Hari ini aku dijadwalkan untuk menyebarkan pengetahuan ilmu pengetahuan social anak kelas 3 SD dan juga bahasa Inggris 2 cowok tak begitu bertenaga yang sudah menginjak awal masa SMA.

Pikirku, dengan menghabiskan PP tak kurang dari nominal 8000, agak sia sia tampaknya kalau ke Salatiga dan melintasi sungai, menyeberang jembatan, naik bukit turun lembah, bergelantungan itu Cuma mengajar saja, maka aku putuskan untuk mampir ke Ambarawa membeli segala sesuatu yang aku butuhkan dan sudah aku rencanakan dari beberapa minggu belakangan. Believe it or not, sebegitu well-plannednya aku (walau well-planned doesn’t always mean well-done ), apa yang aku pingin beli, aku tulis di kertas kecil dengan boardmarker dan kemudian aku tempel tempel di sterefoam putih dan aku tempel di tembok samping jendela bersama dengan segala planning jangka pendek dan panjang yang juga aku tulis, dan juga aku print gambarnya untuk menambah feel nya. :D

Melangkah pulang kembali ke topic, setelah mendapatkan barang yang aku cari, dan juga melihat dari dekat proses pembuatan pasar darurat di sepanjang jalan raya Pasar Projo, membentang mulai dari Laris Baru sampai Laris Lama, memenuhi lajur kanan bila kamu dari arah Jogja. Nanti kalau sudah jadi, aku fotokan biar tahu penampakannya seperti apa. Kemungkinan nanti juga akan diliput oleh media media elektronik kok.. Ambarawa bagiku kota kecil yang luar biasa.

Naiklah aku di bis penuh sejarah dan kenangan yang bak bunga, kenangan itu masih semerbak harumnya. Meliuk liuk di tikungan, membelah kebun kopi yang bila bunganya sedang merekah ranum akan tercium sedap aromanya, lalu melewati jembatan menyeberang Sungai Tuntang yang masih meninggalkan obsesi untuk berperahu dan foto di situ (when I tell about it to my boyfriend, he just move his head to the right and left many times :p), lalu kembali berpacu di atas aspal menjejal ke sana ke sini, kadang mengebut meninggalkan asap abu abu bak kentut bapak bapak tua. Polusi. But no matter what, I love it! Haha.. (bisnya)

Sampai di kampus, langsunglah aku menuju posnet.

Trerererererererettttttttttt….. kelebat kelebat kegiatan kegiatan tadi memundur seperti backward kalau sedang nonton film dan berhenti saat aku masih dandan di rumah. Alih alih ingin memakai rok untuk menampilkan kesan feminine dan dewasa pula anggun, apa daya malah melayangkan ku pada kenyataan yang berpelajaran “Anda akan berjalan jauh? Jangan sekali kali memakai rok semi span atau pun bahkan span. Unless you would be suffered”

Ini penampakan aku sebelum melangkahkan kaki keluar mengarungi 25 km jarak terbentang.

Jeans itu tak pernah terpakai, beli saat aku masih SD!! Dan karena ingin memakai rok itu tanpa melihat akibat ke depannya, perjalanan by foot 20 menit terasa sangat menyiksa.

Setelah puas online dan mencomot bahan untuk mengajar anak SMA kelas 1, aku beranjak ke tempat les lesan. I went there on foot. Dan itu memakan waktu sekitar 10 menit di kecepatan maksimal, 15 menit pada kecepatan sedang, dan 20 menit jika memakai rok jeans semi span!

Boro boro jalan anggun, aku yang biasanya melangkah secara maksimal pun terhambat menjadi setengah dari ukuran maksimal, dan karena langkahku yang pendek pendek maka total langkahku pun melonjak jumlahnya menjadi dua kali lipat. How tiring!! Dan memang benar pelajaran hidup nomor 89 “Comfort is much important rather than looks” kenyamanan itu harus ditempatkan di nomor wahid sebelum penampilan itu sendiri. Salah salah jatuhnya jadi tersiksa.

Setelah keringat menganak sungai dan bermuara ke laut, sampai jugalah ke bimbel itu. Oh ya, ini memang puasa tetapi aku belum juga bisa mengecapnya terhalang masalah wanita. Walau pun begitu, dari pagi sampai aku pulang tidak sedikitpun aku makan atau minum. Mana sedap dipandang mbak mbak berjilbab puasa puasa kok jajan. -.- dan juga karena memang ingin latihan puasa juga, tempat minum kapasitas 1 Liter yang sekilas terlihat seperti drigen itu tidak aku bawa.

Ini penampakannya..

Ronde pertama yang dimulai pukul 3 sore, mengajar anak SD kelas 3 tentang Lingkungan Alam dan Lingkungan Alam Buatan. Ingatanku kembali pada SD dulu sambil menghayati apa yang tertulis di LKS mereka.

Bagi mereka, gunung adalah bentuk tanah yang menonjol di atas permukaan sekitarnya. Dan bagiku gunung adalah bongkahan piramida buatan Tuhan yang perkasa berdiri dan bila sedang marah, bikin musibah.

Bedanya dengan pegunungan, mereka adalah deretan gunung gunung yang sambung menyambung. Bagiku, deretan gundukan raksasa yang diselimuti permadani hijau raksasa serasa mencium hamparan permadani biru berkapas yang menggelayut manja atasnya.

Teluk adalah bagian perairan atau lautan yang menjorok ke daratan. Sedangkan selat adalah laut kecil yang menghubungkan dua daratan yang berdekatan. Sedangkan danau tidak lain tidak bukan adalah kumpulan atau genangan air yang dikelilingi oleh daratan.

Aku gambarkan, mereka manggut manggut. Mereka belajar, aku juga belajar. Dan memang mengajar adalah proses dari belajar itu sendiri. Mereka belajar ilmu yang diajarkan, dan aku belajar untuk bisa menyampaikan berbagai misteri hidup ini dengan baik dan benar. #tsaaaaah dan aku menikmatinya…

Aku bertanya soal kegunaan dari setiap lingkungan Alam seperti Laut untuk mencari ikan, tempat rekreasi, dan lain sebagainya. Si Nabila, saat aku melontarkan 4 lingkungan alam untuk digali mafaatnya, such as : pegunungan, danau, teluk, dan hutan. Dia menulis seperti ini

Pegunungan : rekreasi

Danau : Foto foto

Teluk : Tamasya

Hutan : rekreasi

“andai hidup sesimple itu..”

Ronde kedua saat jam menunjukkan pukul 4 sore, SMA kelas 1 dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. 2 cowok dari salah satu SMA swasta di Salatiga. Aku mencoba men-switch gaya mengajarku. Tadi agak centil dengan suara yang dilengking lengkingkan membentuk kesan ramah dan suka anak anak, sekarang harus lebih serius, berbicara sepatutnya dan sewajarnya.

Menyoal 2 cowok itu,

Yang satu keliatan anak distro dengan celana pendek garis garis vertical berwarna gelap senada dengan kaosnya, beda dengan yang satunya. Bercelana celana coklat tanah khas celana Pramuka oanjang sampai mata kaki (memang itu celana pramuka), memakai kaos sedemikian rupa lengkap dengan topinya yang dipakai terbalik. Dari deskripsi kamu bisa tau yang mana yang bernama Nur, dan mana yang bernama Bryan baca brayen.

“belajar imperative ya…”

“hm…” Nur grememeng,

“sampai mana di sekolah?”

“belum pelajaran.”

“….”

Dan setelah berjibaku mentransferkan ilmu tentang apa itu imperative yang ternyata adalah kalimat untuk menyuruh berrumuskan V1 plus object semisal ‘Close the Door”, dan bila ingin lebih sopan dan menekankan bisa ditambah Do di awalnya serupa Do close the door, dan bila the doornya tak perlu ditutup bisa menggunakan kalimat larangan dengan menambahkan Don’t di awalnya seperti Don’t close the door. Jadi, kalau ada soal semisal You asked your friend because you need a help, imperativenya menjadi ‘Help Me’. Sesimple itu.

Dan berharap bisa mendapat panggilan untuk bisa mengajar mereka di kedua ronde itu. Yang SD anaknya masih unyu unyu dan lagi penurut. Dan yang SMA kelas 1 bisa jadi tantangan. Hehe..

Time to go home setelah istirahat sejenak. Waktu menunjukkan pukul 5. Menelusuri jalan Kemiri lagi hanya saja belok lewat Cungkup berjumpa dengan Kuburan Cungkup, masuk parkiran kampus, membelah kampus, keluar kampus dan jalan Dipenegoro membentang, menyeberang dan akhirnya naik angkot yang sebelumnya beli mimik ABC orange. Yah, at least menelusuri jalan berdurasi 20 menit itu tak sesulit menelusuri hati seseorang. Bahkan walau sudah ditelusuri sedemikian lama, selalu susah menghafal jalannya, masih suka tersesat. Tersesat di hatinya…:p

Turun terminal Bawen dan disambut lukisan langit yang Maha Dewasa. Bentangan warna biru jenis baby blue hanya saja lebih pucat dan eksotis, bercampur warna orange yang bak melukis seperti digurat guratkan random begitu saja, tetapi dengan tambahan benang benang kapas di antaranya, langit tampak begitu mempesona.

Seperti ini… dan jauh lebih indah ditangkap oleh lensa mata, mengingat lensa kamera ini hanya sebatas kamera HP saja…hehehe.. lensa buatan Alloh jauh lebih Maha Canggih tentu saja..

Dan naik lagi angkot merah melewati jalan Ambarawa Melingkar mengingat jalan nya berubah menjadi pasar, dan sesampai di Palagan, turun dan berganti lagi dengan angkot kuning yang sopirnya berbaik hati mau mengantarkanku sampai di jalan pulang.

Sesampainya aku masih jalan yang berdurasi sekitar 7 menit karena aku tidak berani lewat di jalan yang lebih pendek yang biasa aku lewati karena kalau malam, jalannya berubah jadi agak menyeramkan. Hehe..

Rumah di depan mata, makan tersedia. Kenyang, mandi air hangat campur garam. Berhubung adanya garam beryodium, ya tak apalah..malahan lebih bergizi kata iklan itu,mencegah penyakit gondok.

Sudah begini, menulislah ini dan sekarang sampai di jam 11:27 PM. Memang saat menulis waktu terasa bergulir lebih cepat yaaa… tidak sabar untuk mengepostnya :D

Dan beginilah lika liku hidup yang menantang..

In order to try something new you have to prepare yourself to get something socking, but valuable, priceless.

Wassalam…J

Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. You will discover females luggage in a variety of styles including louis vuitton replica, standard along with small to adjust to most levels. Girls usually develop a lesser amount of system high temperature when compared with adult men, to make sure they could find a new handbag which has a decrease temp standing more at ease when compared with adult men accomplish inside very same varieties of circumstances. Your own Safe place: Should you be a new frosty louis vuitton outlet uk (anyone normally snooze in your house as part of your sweats along with sock’s in a very seventy amount place while using blanket stacked in nevertheless experience cool! )#), always be further watchful along with suppose your asleep handbag will still only preserve anyone hot for you to conditions 20 certifications earlier mentioned your chanel outlet. As a result, a new handbag scored for you to 20 certifications can keep anyone hot along with cozy throughout conditions into forty five certifications. Finish: You'll be able to whittle along the alternatives throughout luggage in case you 1st recognize your temp standing, complete, sizing, bodyweight, design, along with personalized safe place. This will likely chanel outlet help you in deciding on your enough 3 time asleep handbag for ones certain requires. My spouse and i immediately acquired our travel luggage range coming from a firm named Swiftons, whom buy and sell in Rain forest. Our strategy to saving occasion, income, along with humiliation, ended up being observed! Within just a few days I managed to get our product or service along with ended up being geared up pertaining to our primary voyage using our brand-new unit. In all-around $20 it turned out below precisely what My spouse and i louis vuitton replica uk spend on a few fat involving surplus travel luggage one voyage plus the product or service presented a long time promise!

    BalasHapus